Salin Artikel

Perahu Eretan, Transportasi Tradisional yang Bertahan di Ibu Kota

Eretan misalnya yang merupakan sebutan bagi perahu untuk menyeberangi sungai. Konsepnya mirip getek, tapi bentuknya lebih besar sehingga bisa memuat kapasitas lebih banyak.

Di tengah Jakarta, perahu eretan bahkan masih bisa ditemukan. Kompas.com mendapati eretan masih beroperasi di Kali Cagak, Muara Karang, Jakarta Utara, tepatnya di kolong jalan Tol Pelabuhan.

Kompas.com menemui "dermaga" perahu eretan setelah melewati sebuah gang kecil yang terletak di jalan Pluit Karang Barat.

Jalan pintas bebas macet

Eretan tersebut rupanya menjadi primadona bagi para pengendara motor yang biasa melintas di kawasan tersebut. Setiap harinya, eretan bisa mengangkut puluhan hingga ratusan sepeda motor.

Pasalnya, dengan menggunakan eretan itu para pengendara motor dapat menghemat waktu dan bensin karena tidak perlu memutar jauh.

Endang misalnya, warga Kapuk Muara ini sudah lima tahun menggunakan jasa eretan tersebut.

"Pakai eretan ini bisa hemat 10-15 menitan lah. Kalau lewat Teluk Gong bisa sekitar setengah jam, lewat sini paling sepuluh menit," kata Endang

Serupa dengan Endang, Deni yang tinggal di Ciputat juga selalu menggunakan eretan untuk menuju ke kantornya yang terletak di bilangan Pluit.

"Wah, sudah enggak terhitung naik eretan, habis enak sih lumayan bisa motong macet," katanya.

Waktu tempuh dalam menggunakan eretan pun tidak terlalu lama. Para pengguna eretan hanya menghabiskan waktu sekitar lima menit untuk sekali menyeberang.

Untuk menggunakan perahu eretan tersebut, para pengendara motor dikenakan tarif Rp 2.000 dan Rp 3.000 bagi yang berboncengan. Sementara, pejalan kaki hanya perlu mengeluarkan Rp 1.000.

Bisa Menyekolahkan Anak

Eretan tersebut beroperasi sejak pukul 04.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB. Pengoperasian eretan juga tidak mengenal hari libur alias tujuh hari dalam sepekan.

Eretan berukuran 2x10 meter itu dioperasikan secara bergantian oleh tujuh orang yang tinggal tak jauh dari lokasi eretan. Salah satu awak eretan tersebut adalah Safei.

Sudah hampir 30 tahun Safei menggantungkan hidupnya di atas perahu eretan. Ia sendiri tak mengetahui pasti kapan eretan tersebut mulai beroperasi.

"Kami mah dulu cuma nerusin aja pekerjaan dari temen, terus keterusan sampai sekarang. Lagian ga tau juga mau kerja apa lagi," kata Safei saat ditemui Kompas.com, Kamis (15/3/2018).

Tak ada mesin, dayung, atau layar yang membantu Safei mengoperasikan perahu tersebut. Ia hanya mengandalkan tambang sepanjang puluhan meter yang membentang di atas sungai.

Safei menuturkan, penghasilannya sebagai penarik eretan terbilang lumayan. Walau tak mau menyebut angka, ia mengatakan bisa menyekolahkan anaknya lewat uang hasil menarik eretan.

"Setidaknya masih cukup lah buat makan dan anak sekolah, setiap bulan juga masih bisa ngirim ke kampung," kata Safei. Ia mengatakan kedua anaknya kini sudah duduk di bangku sekolah menengah dan tinggal bersama ibu mereka.

Meskipun begitu, ia mengatakan bahwa dirinya bisa meraup uang dari para penumpangnya hingga ratusan ribu Rupiah. Namun, uang itu mesti dibagi kepada rekan-rekannya.

"Di sini kan kita hidup bareng-bareng, jadi harus dibagi juga. Kadang kalau perahu bocor atau rusak ya kita ganti pakai uang itu juga," kata Safei.

Sudah menarik eretan sejak 1989, Safei menuturkan tak jarang musibah terjadi menimpa penumpangnya. Ia menyebut ada beberapa penumpang yang terpeleset hingga tercebur ke sungai dan hanyut hingga tepian sungai. "Alhamdulillah-nya semua selamat," katanya.

Meskipun begitu, kehadiran eretan tersebut juga dapat menjadi bukti minimnya infrastruktur yang telah disediakan. Hal itu dikemukakan oleh Zainal, salah seorang pengguna eretan.

"Harapan saya sih pemerintah bangun jembatan lah. Berasa juga pulang pergi Rp 4.000 dipakai lima tahun udah berapa juta tuh? Cuma ya ketimbang muter jauh akhirnya saya pilih pakai eretan," katanya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/03/17/09000031/perahu-eretan-transportasi-tradisional-yang-bertahan-di-ibu-kota

Terkini Lainnya

Gerebek Pabrik Narkoba di Bogor, Polisi Sita 1,2 Juta Butir Pil PCC

Gerebek Pabrik Narkoba di Bogor, Polisi Sita 1,2 Juta Butir Pil PCC

Megapolitan
Perundungan Pelajar SMP di Citayam, Pelaku Jambak dan Pukul Korban Pakai Tangan Kosong

Perundungan Pelajar SMP di Citayam, Pelaku Jambak dan Pukul Korban Pakai Tangan Kosong

Megapolitan
Kemenhub Sesalkan Kasus Dugaan KDRT yang Dilakukan Pegawainya

Kemenhub Sesalkan Kasus Dugaan KDRT yang Dilakukan Pegawainya

Megapolitan
Dijebak Bertemu Perundungnya, Siswi SMP di Bogor Awalnya Diajak 'Ngopi' Bareng

Dijebak Bertemu Perundungnya, Siswi SMP di Bogor Awalnya Diajak "Ngopi" Bareng

Megapolitan
Tingkah Oknum Pejabat Kemenhub: Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci Usai Ketahuan Selingkuh, lalu Lakukan KDRT

Tingkah Oknum Pejabat Kemenhub: Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci Usai Ketahuan Selingkuh, lalu Lakukan KDRT

Megapolitan
2 Perundung Siswi SMP di Bogor Terancam Dikeluarkan dari Sekolah

2 Perundung Siswi SMP di Bogor Terancam Dikeluarkan dari Sekolah

Megapolitan
Polisi Bongkar “Home Industry” Narkoba di Bogor

Polisi Bongkar “Home Industry” Narkoba di Bogor

Megapolitan
Polisi Amankan Dua Pelaku Perundungan Siswi SMP di Citayam

Polisi Amankan Dua Pelaku Perundungan Siswi SMP di Citayam

Megapolitan
Dirundung karena Rebutan Cowok, Siswi SMP di Bogor Dijebak untuk Bertemu

Dirundung karena Rebutan Cowok, Siswi SMP di Bogor Dijebak untuk Bertemu

Megapolitan
Dewan Pertimbangan Jagokan Ahmed Zaki Jadi Bacagub Jakarta dari Golkar

Dewan Pertimbangan Jagokan Ahmed Zaki Jadi Bacagub Jakarta dari Golkar

Megapolitan
Aksi Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Aksi Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Megapolitan
Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Megapolitan
Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke