Salin Artikel

Kisah Oswar Mungkasa, Pejabat Eselon I DKI yang Gemar Naik KRL Setiap "Ngantor"

Mungkin, saat ini dia satu-satunya pejabat eselon 1 Pemprov DKI Jakarta yang rutin menggunakan kendaraan umum dalam beraktivitas. 

Deputi Gubernur bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup DKI Jakarta ini setiap hari memilih menggunakan kereta rel listrik (KRL) Commuter Line saat berangkat dan pulang dari Balai Kota DKI Jakarta.

Oswar tinggal di kawasan Bintaro Jaya, Tangerang Selatan, Banten.

Saat berangkat kerja ke Balai Kota, dia biasa jalan kaki menuju Stasiun Pondok Ranji. 

Kemudian ia menggunakan KRL hingga Stasiun Gondangdia, Jakarta Pusat.

"Dari stasiun kadang jalan kaki, sekarang seringnya sih naik ojek ke kantor karena kasihan tukang ojeknya," ujar Oswar kepada Kompas.com, Selasa (22/5/2018).

Saat pulang, terkadang Oswar berjalan kaki ke Stasiun Gondangdia.

Namun, kadang dia juga suka langsung ke Stasiun Sudirman atau Stasiun Tanah Abang supaya tidak terlalu lama transit.

Kemudian, di Stasiun Tanah Abang, Oswar akan naik kereta menuju Stasiun Pondok Ranji.

Setiba di Stasiun Pondok Ranji, mantan pejabat Bappenas ini akan berjalan kaki menuju rumahnya.

Dia mengatakan, semua kegiatan itu sudah dia lakukan sejak lama sekali.

"Saya naik KRL itu sejak 16 tahun yang lalu, ketika dulu masih menjadi staf," kata Oswar.

"Walk the talk"

Oswar menceritakan alasannya lebih memilih kendaraan umum untuk beraktivitas.

Alasan pertama tentu karena KRL bisa membawanya sampai di kantor lebih cepat daripada mobil.

Jabatan yang disandang Oswar saat ini menjadi alasan tambahan yang memperkuat tekadnya menggunakan transportasi umum.

"Naik kendaraan umum tidak memboroskan bahan bakar. Saya, kan, deputi lingkungan hidup, harus kasih contoh dong. Walk the talk," ujarnya. 

Tak malu

Di samping itu, Oswar memang pecinta transportasi umum.

Selain naik KRL, Oswar juga suka naik bus transjakarta.

Apa yang dijalani Oswar sedikit berbeda dengan pejabat DKI lainnya.

PNS DKI yang jabatannya di bawah Oswar banyak yang memilih menggunakan kendaraan pribadi saat beraktivitas, terutama ke kantor.

Meski demikian, Oswar sama sekali tidak merasa malu.

"Harusnya justru bawahan saya yang malu lihat bos naik KRL malah mereka naik mobil," kata Oswar.

Namun, Oswar bisa memahami. Semua pegawai punya kondisi berbeda-beda.

Mungkin ada yang lebih nyaman menggunakan kendaraan pribadi karena rumahnya yang jauh dari stasiun atau terminal.

Jadi dekat dengan staf

Sebenarnya Oswar ingin mengubah pandangan bahwa mereka yang menggunakan kendaraan umum artinya orang yang kurang sejahtera.

Naik kendaraan umum, lanjutnya, bukan berarti miskin dan tak mampu.

Baginya, naik kendaraan umum justru lebih memberikan banyak keuntungan.

Di samping efisiensi waktu, Oswar juga jadi lebih mengenal kondisi masyarakat di lapangan.

"Saya juga bisa mendengar keluhan masyarakat langsung di lapangan," katanya. 

Siapa saja tidak ada yang berbeda ketika di KRL.

Tidak peduli Oswar adalah pejabat tinggi DKI, dia harus melalui "seni" berdesakan di kereta.

"Kadang saya suka kena sikut orang, tetapi harus sabar he-he-he," ujar Oswar.

Namun, jangan dipikir tidak ada hal enaknya.

Berkat kebiasaannya naik KRL, Oswar jadi kenal dengan PNS DKI lain yang posisinya masih staf.

Dia jadi akrab dengan para PNS muda itu.

"Banyak staf DKI yang naik KRL dan jadi akrab dengan saya," katanya.

Tebar kebiasaan positif

Dia juga bisa menebar kebiasaan positif.

Oswar mengatakan, anaknya kini juga menggunakan KRL setiap berangkat ke sekolah.

Beberapa temannya juga terkadang jadi suka naik kereta, meskipun tidak setiap hari.

Oswar sebisa mungkin ingin selalu naik kendaraan umum dalam setiap kegiatannya. Dia ingin memberi kesan bahwa naik kendaraan umum itu keren dan pilihan yang rasional.

"Naik KRL dan kendaraan umum tidak ada kaitan dengan status sosial, itu lebih ke pertimbangan rasional karena lebih cepat, lebih murah, dan lebih ramah lingkungan," ujar Oswar. 

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/05/23/04250021/kisah-oswar-mungkasa-pejabat-eselon-i-dki-yang-gemar-naik-krl-setiap

Terkini Lainnya

Jasad Perempuan Ditemukan di Selokan Bekasi, Polisi: Sempat Terlihat Sempoyongan

Jasad Perempuan Ditemukan di Selokan Bekasi, Polisi: Sempat Terlihat Sempoyongan

Megapolitan
Rubicon Mario Dandy Belum Juga Laku di Lelang meski Harganya Telah Dikorting

Rubicon Mario Dandy Belum Juga Laku di Lelang meski Harganya Telah Dikorting

Megapolitan
Remaja Perempuan Direkam Ibu Saat Bersetubuh dengan Pacar, KPAI Pastikan Korban Diberi Perlindungan

Remaja Perempuan Direkam Ibu Saat Bersetubuh dengan Pacar, KPAI Pastikan Korban Diberi Perlindungan

Megapolitan
Eks Warga Kampung Bayam Sepakat Pindah ke Hunian Sementara di Ancol

Eks Warga Kampung Bayam Sepakat Pindah ke Hunian Sementara di Ancol

Megapolitan
Kronologi Komplotan Remaja Salah Bacok Korban saat Hendak Tawuran di Cimanggis Depok

Kronologi Komplotan Remaja Salah Bacok Korban saat Hendak Tawuran di Cimanggis Depok

Megapolitan
Sampah Menggunung di TPS Kembangan, Ketua RT Sebut Kekurangan Petugas untuk Memilah

Sampah Menggunung di TPS Kembangan, Ketua RT Sebut Kekurangan Petugas untuk Memilah

Megapolitan
Ditetapkan sebagai Tersangka, Ini Peran 5 Pelaku Begal Casis Bintara Polri di Jakbar

Ditetapkan sebagai Tersangka, Ini Peran 5 Pelaku Begal Casis Bintara Polri di Jakbar

Megapolitan
Iseng Masukan Cincin ke Kelamin hingga Tersangkut, Pria di Bekasi Minta Bantuan Damkar Buat Melepas

Iseng Masukan Cincin ke Kelamin hingga Tersangkut, Pria di Bekasi Minta Bantuan Damkar Buat Melepas

Megapolitan
Sopir Truk Sampah di Kota Bogor Mogok Kerja, Puluhan Kendaraan Diparkir di Dinas Lingkungan Hidup

Sopir Truk Sampah di Kota Bogor Mogok Kerja, Puluhan Kendaraan Diparkir di Dinas Lingkungan Hidup

Megapolitan
Terobos Jalur Transjakarta, Zoe Levana: Saya Salah dan Tidak Akan Mengulangi Lagi

Terobos Jalur Transjakarta, Zoe Levana: Saya Salah dan Tidak Akan Mengulangi Lagi

Megapolitan
Pembegal Casis Bintara Polri Jual Motor Korban Rp 3,3 Juta

Pembegal Casis Bintara Polri Jual Motor Korban Rp 3,3 Juta

Megapolitan
Zoe Levana Mengaku Tak Sengaja Terobos Jalur Transjakarta, Berujung Terjebak 4 Jam

Zoe Levana Mengaku Tak Sengaja Terobos Jalur Transjakarta, Berujung Terjebak 4 Jam

Megapolitan
Ini Tampang Madun, Conde, Buluk, dan Kerdil, Komplotan Begal yang Bacok Casis Bintara di Jakbar

Ini Tampang Madun, Conde, Buluk, dan Kerdil, Komplotan Begal yang Bacok Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Zeo Levana Mengaku Buat Konten Terjebak di 'Busway' atas Permintaan Sopir Bus Transjakarta

Zeo Levana Mengaku Buat Konten Terjebak di "Busway" atas Permintaan Sopir Bus Transjakarta

Megapolitan
Masuk dan Terjebak di Jalur Transjakarta, Zoe Levana: Kami Tak Sengaja

Masuk dan Terjebak di Jalur Transjakarta, Zoe Levana: Kami Tak Sengaja

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke