Ade mengatakan, kejadian bermula ketika ia hendak membeli pulsa di sebuah kios.
Saat itu, ia memarkirkan sepeda motornya di pinggir jalan.
Istri dan anaknya juga dibawa ke dalam kios pulsa.
"Saya mau beli pulsa, pulsa paket data, saya masuk ke counter, motor parkir di luar. Saya pikir ramai, amanlah, dikunci stang juga motornya," kata Ade di rumah duka, Warakas, Jakarta Utara, Kamis (5/7/2018).
Ade baru menyadari pembegalan terjadi ketika ia sedang duduk menunggu antrean.
Ia langsung bergegas keluar dan meneriaki maling sambil berusaha merebut kembali motornya.
"Malingnya jatuh, pas bangun ngeluarin pistol. Jadi, kan, saya spontan takut juga, lari ke kiri, enggak tahu ternyata bini saya di belakang, ketembak akhirnya," ujarnya.
Ia mengaku tidak sempat melihat sang istri yang mempertahankan sepeda motor. Pasalnya, kejadian itu berlangsung sekejap.
"Saya tarik-tarikan paling enggak sampai satu menit, sampai dia jatuh tarik-tarikan. Dia (begal) bangun ambil pistol, lari lagi, spontan saya balik lagi, bini sudah terkapar," kata Ade.
Sesaat setelahnya, kedua pelaku langsung meninggalkan lokasi kejadian tanpa membawa motor miliknya.
Ade pun mengaku sempat melihat perawakan para pelaku.
"Kalau penutup kepala enggak pakai, kalau masker, saya melihat masker dia biasa saja. Rambutnya pendek, dia kayaknya keker begitu orangnya," ucapnya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/07/05/15372031/kesaksian-suami-melihat-pembegalan-yang-menewaskan-sarifah