Salin Artikel

Sekda DKI: Yang Ngusulin Anggaran Culas!

Saefullah menyampaikan itu karena anggaran pembangunan kantor Lurah Jembatan Besi dicoret dalam APBD 2018 dengan alasan belum ada lahan.

Tahun ini sudah kedua kali pengadaan lahan dan pembangunan Kantor Lurah Jembatan Besi dianggarkan.

Pada APBD 2017, pengadaannya juga dicoret karena tidak bisa dieksekusi.

"Kalau saya bilang mah, culas dia, kalau bahasa Jakarta itu culas, gitu, enggak mau jalan. Yang ngusulin anggaran (culas)," kata Saefullah di gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Barat, Kamis (6/9/2018).

Ia menyampaikan, pengadaan lahan untuk kantor Lurah Jembatan Besi seharusnya mudah dilakukan karena luas lahan yang dibutuhkan kurang dari 5.000 meter persegi.

Dia mencontohkan, Pemkot Jakarta Barat bisa saja memasang pengumuman bahwa butuh lahan untuk membangun kantor Lurah Jembatan Besi.

"Sepakat, pakai harga appraisal, tinggal pemilik sama SKPD yang punya anggaran, udah, transaksi. Tinggal dicek sertifikatnya beres di BPN, udah, transaksi. Bayar pajak PPH, udah, gampang, segampang itu gitu lho," kata dia.

Saefullah memastikan anggaran untuk pengadaan lahan kantor Lurah Jembatan Besi tidak dimatikan. Yang dimatikan adalah anggaran pembangunannya.

"Ini enggak didrop, malah bila perlu ditambah gitu lho. Kan appraisal itu harga pasaran," ucap Saefullah.

"Ini kan yang menganggarin tadi Wali Kota Barat, lu cari, kalau (anggaran) kurang, tambahin, perlu berapa di situ, kan masih ada uang. Cari aja tanahnya. Tidak harus 500 (meter persegi), 1.000, 800, 600 (meter persegi) juga ideal," tambah dia.

 DPRD DKI Jakarta memperjuangkan pembangunan kantor Lurah Jembatan Besi yang sudah dianggarkan senilai Rp 25 miliar dalam APBD 2018. Pimpinan dan anggota dewan meradang ketika Pemprov DKI Jakarta meminta anggaran itu dimatikan.

Awalnya, Wakil Wali Kota Jakarta Barat Muhammad Zen menyampaikan pembatalan pengadaan itu karena tidak tersedianya lahan untuk mendirikan kantor kelurahan baru. Zen mengaku kesulitan mencari lahan di dekat lokasi lama di belakang Mal Seasons City, Jakarta Barat.

Ia bahkan menyebut tidak ada pemilik yang mau menjual lahan.

"Yang jual (lahan) belum ada. Masalah harga kami, kan, berpedoman pada keppres, Pak. Warga minta Rp 40 miliar sampai Rp 50 miliar, cuma kami tetap berupaya," kata Zen dalam rapat badan anggaran.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/09/06/22380841/sekda-dki-yang-ngusulin-anggaran-culas

Terkini Lainnya

Aksi Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Aksi Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Megapolitan
Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Megapolitan
Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke