Salin Artikel

Kisah Harno, Badut yang Menghibur Pesta Anak-anak Sejak 1991

JAKARTA, KOMPAS.com - Bagi Suharno (56) tidak ada yang bisa menggantikan kerja keras untuk mencapai kesuksesan. Selain itu, sukses juga bukan tujuan yang mudah dicapai, namun membutuhkan proses panjang.

Kesadaran ini yang membuat pria yang akrab disapa Harno itu untuk mau bekerja keras dan tetap semangat menjalani pekerjaannya sebagai badut di acara-acara ulang tahun, terutama di wilayah Jakarta Selatan.

Dilansir dari akun Twitter @Suharno41747558, ia bahkan mengunggah video dan menuliskan jasa yang ditawarkannya untuk memeriahkan pesta ulang tahun anak, seperti menjadi badut, sulap, MC atau pembawa acara, dan lainnya.

Dalam unggahan itu, Harno terlihat sedang menghibur anak-anak di pesta ulang tahun. Harno terlihat memimpin gerakan tarian yang kemudian diikuti anak-anak di pesta tersebut.

Unggahan Harno telah ditonton sebanyak lebih dari 241.000 kali dan direspons lebih dari 14.000 retweet. Beberapa warganet juga ikut mendoakan dan memberi semangat kepada Harno.

"Lalu ikut ke sanggar badut, tapi kostumnya belum lengkap," ujar Harno saat dihubungi Kompas.com pada Selasa, (25/9/2018).

Menyambung hidup, Harno kemudian mencari nafkah dengan bekerja sebagai badut sejak 1991 hingga saat ini.

Saat menjadi badut, Harno biasa mengisi acara di ulang tahun anak-anak, khitanan massal, dan akad nikah di hotel.

"Biasanya saya mengisi acara dengan berdoa, memberi semangat anak-anak, menyanyi, tiup lilin, main game diselingi sulap anak-anak," ujar Harno yang saat ini tinggal berdua bersama ibunya.

Harno mengungkapkan, dalam sebulan pendapatannya sebagai badut tidak menentu.

"Kalau lagi ramai, bisa sehari mengisi dua acara. Kadang-kadang sehari tiga kali mengisi acara. Pernah juga sebulan kosong," ujar Harno.

Sementara, Harno mendapatkan penghasilan sebesar Rp 500.000 untuk menjadi badut selama 60 menit hingga 90 menit. Untuk sulap dalam acara besar, ia dibayar sebesar Rp 1,5 juta.

Awal bekerja sebagai pengendara ojek online ternyata membawa nasib mujur bagi Harno. Ia mengaku sempat mendapatkan penghasilan hingga Rp 1,5 juta dalam seminggu.

Namun, saat ini ia merasa agak sulit untuk mendapatkan untung sebanyak itu lagi.

"Dulu pernah seminggu dapat Rp 1,5 juta. Kalau sekarang ya agak susah karena ada 'aplikasi tuyul'," ujar Harno.

Menurut Harno, adanya 'aplikasi tuyul' yang digunakan pengendara lain untuk curang ini merugikannya dan beberapa rekan kerja pengendara ojek online.

Ia menilai bahwa aplikasi tuyul memonopoli sebagian besar pelanggan dan tidak terbagi secara merata antar sopir ojek online.

Mengetahui hal tersebut, Harno hanya bisa pasrah terhadap peraturan yang berlaku dan tetap menjalani kedua pekerjaan ini.

Ketika bekerja tentu ada rasa suka dan duka. Pekerjaan menjadi badut ultah membuat Harno merasa senang dan tidak merasakan duka. Salah satu suka yang dirasakannya adalah saat bertemu anak-anak.

"Saat keadaan susah, kita (bekerja) jadi badut, terus ketemu anak-anak jadi senang lagi. Kalau enggak begitu, pikiran akan jadi jenuh dan tidak terbuka," ujar Harno.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/09/25/15550281/kisah-harno-badut-yang-menghibur-pesta-anak-anak-sejak-1991

Terkini Lainnya

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke