Salin Artikel

Alasan Pengemudi Transportasi "Online" di Bekasi Enggan Mangkal di Pangkalan

Berdasarkan pantauan Kompas.com, para pengemudi transportasi online khususnya motor memarkirkan kendaraannya di badan trotoar Jalan Ir Juanda dan Jalan Perjuangan.

Hal itu membuat arus lalu lintas semakin tersendat dan menyulitkan para pejalan kali berjalan di trotoar.

Padahal, Dinas Perhubungan Kota Bekasi sudah menyediakan pangkalan khusus untuk menunggu penumpang atau sebagai titik antar jemput penumpang.

Untuk di Stasiun Bekasi saja, terdapat lima titik pangkalan yang disediakan Dishub.

Titik tersebut berada di Jalan Baru Kemakmuran, pangkalan eks pool batubara di Jalan Ir H Juanda, belakang pos polisi di Jalan Ir H Juanda, pangkalan Jalan Diklat Kereta Api di Jalan Perjuangan, dan depan Gedung Korpri di Jalan Veteran.

Namun, pangkalan-pangkalan tersebut terpantau sepi dari para pengemudi transportasi online.

Kompas.com mencoba menanyakan penyebab pengemudi transportasi online enggan menunggu penumpang di pangkalan. 

Ary, salah seorang pengemudi ojek online mengatakan, calon penumpang kerap membatalkan orderan ketika jarak jemputnya jauh. 

"Penumpang tuh suka batalin tiba-tiba, Mas, karena males jalannya jauh begitu kalau ke pangkalan. Mereka maunya cepat langsung ketemuan di jalan gitu," kata Ary di Jalan Perjuangan, Kota Bekasi, Jawa Barat, Minggu (14/10/2018).

Selain itu, lanjut dia, para penumpang masih banyak yang belum tahu lokasi pangkalan tranportasi online yang tersedia.

"Saya juga suka tanya sama customer, mereka masih ada yang belum tahu lokasinya (pangkalan transportasi online). Kami sadar sih ini buat macet dan jadi berantakan, tetapi ya gimana, kalau tidak begini, penumpang kami sepi," ujar Ary.

Agus, pengemudi ojek online lainnya mengatakan, pangkalan yang disediakan Dishub minim fasilitas yang membuat nyaman para pengemudi.

Menurut dia, seharusnya Dishub menyediakan fasilitas penunjang yang bisa membuat para pengemudi betah menunggu di pangkalan.

"Pangkalannya itu sempit-sempit, sudah begitu tidak teduh, panas, tidak ada warung, tidak ada casan (pengisi daya baterai ponsel). Harusnya ada UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) dikasih di situ, biar kami betah, bisa beli kopi," ujar Agus.

Kepala Bidang Angkutan Dishub Kota Bekasi Fatikhun mengatakan, pengguna transportasi online harus mengetahui lokasi pangkalan transportasi online agar pengemudi tidak perlu mendatangi penumpangnya.

"Ini masyarakat juga harus tahu pangkalannya di mana, tidak perlu menyeberang ke jalan, kan jadinya mereka (pengemudi transportasi online) mau tidak mau samperin penumpangnya. Jadi semarawut lagi kan" ujar Fatikhun.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/10/14/14211411/alasan-pengemudi-transportasi-online-di-bekasi-enggan-mangkal-di

Terkini Lainnya

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke