Salin Artikel

Keinginan Warga Kompleks Akabri Bongkar Makam Orangtua di TMP Kalibata karena Terancam Diusir

Mereka mengancam membongkar makam orangtua mereka lantaran akan digusur.

"Kami warga Perumahan Akabri sudah sepakat untuk membongkar semua makam ayah-ayah kami. Taman ini disebut Taman Makam Pahlawan, tapi dalam persoalan kami, para oknum Akademi TNI tidak memperlakukan pahlawan seperti arti kata sebenarnya," kata Tini, perwakilan warga, Kamis sore.

Tini mengatakan, ia dan warga lainnya merasa nama baik ayah mereka dihina. Sebab, rumah yang kini mereka tempati dari orangtua mereka, akan diambil alih oleh Akademi TNI sebagai rumah dinas.

"Terjadi lagi pembongkaran rumah, pengusuran rumah kami yang semena-semena yang tidak menghargai jasa pahlawan," ujar Tini.

Ade, warga lainnya mengatakan, kemarahan warga dipicu peristiwa pada Rabu (17/10/2018) kemarin.

Seorang warga bernama Jayadi diusir dari rumah yang ditempatinya selama berpuluh-puluh tahun. Tak hanya itu, Jayadi juga kena pukulan aparat.

"Kita masih dalam proses persidangan tapi penertiban jalan terus, jadi kami merasa seperti tidak dihargai. Artinya, walaupun 28 dari 44 warga ayahnya disemayamkan di sini, menurut kami apa gunanya? Mending dipindahkan ke lain tempat yang orang lain bisa respek," ujar Ade.

Tak bisa dibongkar

Anggota Garnisun bernama Dasril yang berperan sebagai Pembina Keamanan TMP Kalibata buru-buru kembali ketika mendengar ada upaya pembongkaran makam.

Untungnya, tak ada pembongkaran sebab warga ingin mengikuti prosedur.

Dasril mengatakan, warga tak bisa membongkar makam apapun alasannya. Sebab, jasad yang dimakamkan sudah diserahkan ke negara.

"Kan saat meninggal, apel persada, itu keluarga tanda tangan menyerahkan ke negara. Mau diurus ke Garnisun atau ke Kemensos tetap tidak bisa," kata Dasril.

Dasril mengingat peristiwa Desember 2015 ketika warga Perumahan Zeni Mampang diusir dari rumahnya.

Saat itu, ratusan warga berbondong-bondong datang ke TMP Kalibata untuk memindahkan jasad orangtua mereka.

"Mereka sudah bawa pacul, dan ada yang kena pidana perusakan akhirnya," kata Dasril.

Penggusuran jalan terus

Rencana pengambilalihan rumah para keluarga TNI ini bermula pada Juni 2017.

Sebagian warga sudah menerima surat peringatan pertama hingga ketiga untuk segera mengosongkan tempat tinggal mereka.

Kepala Penerangan Kodam Jaya Letkol Inf Kristomei Sianturi mengatakan, warga Kompleks Akabri Menteng Pulo yang ditertibkan pada Kamis (18/10/2018) tak berhak menempati rumah yang selama bertahun-tahun mereka huni.

Dia menyebut, yang boleh menempati rumah di kompleks tentara hanyalah tentara aktif atau purnawirawan.

Khusus di satuan TNI AD, warakawuri atau jandanya juga masih boleh menempati.

Namun, Kompleks Akabri mayoritas dihuni anak dan cucu para purnawirawan Akabri (kini Akmil) yang sudah meninggal. Untuk itu, Kodam Jaya berusaha mengambil alih rumah itu.

"Kalau dia masih memenuhi persyaratan tadi, kami pasti akan tetap mengizinkan tinggal. Toh keluarga besar TNI juga. Dia mengklaim sudah puluhan tahun, sekarang kami tanya balik, ada enggak dia surat tanda kepemilikan? Pasti enggak punya kan?" kata Kristomei.

Soal gugatan warga di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kristomei mengatakan, sidang tetap berjalan. Pihaknya akan tetap melakukan penertiban.

"Gugatan itu kan jalan, silakan saja gugat, itu tanah negara. Tapi, Kodam Jaya dalam hal ini menertibkan orang-orang yang seperti tadi, yang tidak tertib," ujar dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/10/19/09251341/keinginan-warga-kompleks-akabri-bongkar-makam-orangtua-di-tmp-kalibata

Terkini Lainnya

Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Megapolitan
Kecelakaan Beruntun di 'Flyover' Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Kecelakaan Beruntun di "Flyover" Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Megapolitan
Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Megapolitan
Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Megapolitan
Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Megapolitan
Pengakuan Zoe Levana soal Video 'Tersangkut' di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Pengakuan Zoe Levana soal Video "Tersangkut" di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Megapolitan
Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Megapolitan
PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

Megapolitan
KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

Megapolitan
Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Megapolitan
3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

Megapolitan
LPSK Dorong Pemenuhan Akomodasi Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan, Termasuk Perlindungan

LPSK Dorong Pemenuhan Akomodasi Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan, Termasuk Perlindungan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke