Jomy mengatakan, orangtua Rabagus meminta tolong kepadanya untuk mengurus administrasi di posko.
"Keluarga masih shocked, makanya saya yang ke sini," ujar Jomy di Posko Halim Perdana Kusuma, Selasa (30/10/2018).
Rabagus telah empat tahun bekerja sebagai teknisi Lion Air. Jomy bercerita, Rabagus naik pesawat itu karena sedang diberi tugas untuk ke Pangkal Pinang. Sebelum terbang, Rabagus sempat pamit kepada orangtua.
Jomy mengatakan, keluarga baru mengetahui bahwa Rabagus menjadi korban pesawat jatuh setelah melihat berita di televisi.
"Korban sempat pamit ke orangtua, minta doanya akan tugas ke Pangkal Pinang. Lalu keluarga dapat info dari televisi bahwa ada pesawat kecelakaan dan baru sadar salah satu penumpangnya keluarga kita," ujar Jomy.
Sebelumnya, pesawat Lion Air JT 610 dengan rute Jakarta-Pangkal Pinang dipastikan jatuh di sekitar perairan dekat Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018).
Kepala Humas Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Sindu Rahayu menuturkan, pesawat tersebut membawa 181 penumpang, terdiri dari 178 penumpang dewasa, 1 penumpang anak-anak, dan 2 bayi.
"Pesawat membawa 178 penumpang dewasa, 1 penumpang anak-anak, dan 2 bayi dengan 2 pilot dan 5 FA (flight attendant)," ujar Sindu.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/10/30/12403681/pamit-bertugas-ke-pangkal-pinang-teknisi-lion-air-jadi-korban-pesawat