Pembangunan skybridge ini merupakan bagian dari rencana penataan kawasan Sentra Primer Tanah Abang.
Selain berfungsi memecah sirkulasi pejalan kaki dari Stasiun Tanah Abang, skybridge juga dibangun untuk menampung pedagang kaki lima (PKL) yang memadati Jalan Jatibaru Raya.
Mulanya, skybridge ditargetkan rampung 15 Oktober. Target itu kemudian diundur hingga 30 Oktober.
Target itu lagi-lagi molor.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kemudian memastikan pembangunan skybridge Tanah Abang selesai pada 23 November.
"Dari kontraktor per kemarin dipastikan bahwa tanggal 23 (November) selesai semuanya. (Pekerjaan) on the track," ujar Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (13/11/2018) pekan lalu.
Belum bisa digunakan
Perkembangan terakhir, skybridge Tanah Abang rupanya belum bisa digunakan saat pembangunan selesai pada 23 November.
Hal itu diketahui setelah Ombudsman RI Perwakilan Jakarta Raya memfasilitasi pertemuan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 1 pada Jumat (16/11/2018) pekan lalu.
Ketua Ombudsman RI Perwakilan Jakarta Raya Teguh P Nugroho menyampaikan, PD Pembangunan Sarana Jaya selaku BUMD DKI Jakarta perlu menyesuaikan arus penumpang dari dan menuju Stasiun Tanah Abang hingga akhir November.
"Kalau sudah selesai (penyesuaian dan simulasi), akan dievaluasi lagi apakah pemanfaatan skybridge bisa dilakukan atau belum. Kalau belum, itu juga akan ada penambahan waktu lagi," kata Teguh.
Pemanfaatan skybridge Tanah Abang, lanjut Teguh, tidak bisa dilakukan tergesa-gesa lantaran Pemprov DKI dan PT KAI harus mengutamakan keselamatan penumpang di Stasiun Tanah Abang.
"Yang paling penting adalah keselamatan dan arus penumpang dari Stasiun Tanah Abang ke tempat lainnya. Stasiun Tanah Abang adalah stasiun yang mempunyai arus penumpang terbanyak di Jakarta," ucapnya.
Direktur Utama PD Pembangunan Sarana Jaya Yoory C Pinontoan mengamini ucapan Teguh.
Tata ruang Stasiun Tanah Abang diubah
Berkaitan dengan arus penumpang imbas pembangunan skybridge, PT KAI Daop 1 Jakarta akan mengubah tata letak atau layout ruangan-ruangan di Stasiun Tanah Abang.
Executive Vice President Daop 1 Jakarta Dadan Rudiansyah mengatakan, tata letak di Stasiun Tanah Abang akan diubah agar bisa terhubung langsung dengan skybridge.
"Kami harus membuka lagi, mengubah layout bangunan atau ruang-ruang di sana (Stasiun Tanah Abang)," ujar Dadan.
Layout itu rencananya diubah dengan memindahkan gerbang keluar-masuk penumpang yang berada di lantai 2 stasiun (akses dari dan ke Jalan Jatibaru Raya) agar posisinya lebih dekat dengan skybridge.
Namun, gate yang semula berjumlah 13 itu akan berkurang menjadi 7 jika dipindahkan, mengingat lebar ruang kosong di dekat skybridge lebih sempit.
PT KAI khawatir akan terjadi penumpukan penumpang yang keluar masuk stasiun jika jumlah gate berkurang signifikan.
"Yang tadinya 13 gate, kalau dikurangi jadi 7 kan terlalu jauh, takutnya ada antrean panjang. Kami akan membuka (bongkar ruangan), kami minta waktu mengevaluasi itu. Ada ruangan VIP dan kepala stasiun, mungkin akan kami buka," kata Dadan.
Pergeseran gate juga akan berpengaruh pada loket penjualan tiket harian berjamin (THB) KRL. Artinya, ruangan loket juga harus ikut dipindahkan.
PT KAI berencana menukar ruangan loket dengan kios-kios yang posisinya dekat dengan skybridge. Artinya, ruangan loket akan menggunakan ruang kios, dan sebaliknya.
PT KAI, lanjut Dadan, membutuhkan waktu dan perencanaan matang mengubah layout Stasiun Tanah Abang. Dia belum menyebutkan target waktu menyelesaikan perubahan layout itu.
Sebab, perubahan layout berkaitan dengan keselamatan dan pelayanan terhadap penumpang.
"Dari Kereta Api (KAI), enggak bisa ditawar-tawar, didesak-desak masalah timeline waktu karena ini masalah keselamatan," ujar Dadan.
Pengoperasian skybridge Tanah Abang tentunya harus menunggu perubahan layout stasiun selesai. Itu artinya, waktu pengoperasian skybridge itu juga belum bisa dipastikan.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/11/19/08065561/tanda-tanya-pengoperasian-skybridge-tanah-abang