"DBD diprediksi akan meningkat beberapa hari atau minggu setelah musim hujan pada awal tahun 2019 ini," kata Widyastuti melalui siaran persnya, Minggu (21/1/2019).
Widyastuti menjelaskan, peningkatan curah hujan dan perubahan iklim sangat berpengaruh terhadap perkembangan Aedes aegypti, nyamuk yang dapat menularkan virus dengue dan menyebabkan penyakit DBD.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI, dari 1 Januari hingga 31 Desember 2018 tercatat ada 2.947 kasus DBD di DKI Jakarta.
Sementara insidence rate (IR) sebesar 28,15/100.000 penduduk dengan dua kematian (case fatality rate/CFR 0,07 persen).
Pada 2018, wilayah yang memiliki IR tertinggi di Jakarta adalah Kepulauan Seribu, yakni 41,4/100.000 penduduk.
Disusul Jakarta Barat sebesar 37,0/100.000 penduduk, sedangkan pada tahun 2017 dilaporkan 3.362 kasus dengan IR sebesar 32,41/100.000 penduduk dan satu kematian (CFR 0,03 persen).
Kemudian pada 2016, tercatat 20.432 kasus DBD dengan IR 198,80/100.000 penduduk dan 14 kematian (CFR 0,07 persen).
Berdasarkan sistem surveilans berbasis web milik Dinkes Provinsi DKI Jakarta, untuk awal tahun 2019, di bulan Januari ini tercatat ada 111 kasus DBD (IR 1/100.000 penduduk). Namun, tidak ada kematian dari kasus tersebut.
Kemudian berdasarkan prediksi probabilitas kesesuaian kelembaban udara (relative humidity atau RH) 2019, jika semakin tinggi probabilitas (>75 persen), maka semakin tinggi kemungkinan mendukung pertumbuhan nyamuk Aedes aegepty di suatu wilayah.
Adapun prediksi probabilitas kesesuaian kelembaban udara pada lima wilayah DKI Jakarta adalah sebagai berikut:
Januari 2019:
1. Jakarta Barat: 77 persen
2. Jakarta Selatan: 76 persen
3. Jakarta Timur: 77 persen
4. Jakarta Pusat: 74 persen
5. Jakarta Utara: 73 persen
Februari 2019:
1. Jakarta Timur: 81 persen
2. Jakarta Selatan: 80 persen
3. Jakarta Barat: 79 persen
4. Jakarta Pusat: 77 persen
5. Jakarta Utara: 77 persen
Maret 2019:
1. Jakarta Timur: 81 persen
2. Jakarta Selatan: 80 persen
3. Jakarta Barat: 79 persen
4. Jakarta Pusat: 77 persen
5. Jakarta Utara: 77 persen
Menurut Widyastuti, dari data tersebut, prediksi angka insiden DBD bulan Januari yang masuk dalam kategori waspada terdapat di wilayah Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur.
"Selanjutnya pada Februari dan Maret 2019, seluruh wilayah DKI Jakarta masuk dalam kategori waspada," ujar dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/01/21/09214061/pemprov-tetapkan-dki-waspada-dbd-pada-februari-dan-maret-2019