Salin Artikel

Dugaan Penipuan Catut Nama Yenny Wahid dan Jokowi Dilaporkan ke Polisi

Ia melaporkan kasus tersebut ke Polda Metro Jaya dengan nomor laporan LP/483/1/2019/PMJ/Dit. Reskrimum pada 24 Januari 2019.

"Kejadian ini bermula saat acara pengajian di masjid wilayah Rawamangun pada Desember 2018 lalu, kebetulan klien saya memang aktif di pengajian tersebut. Lalu ada seorang berinisial S mendatangi dan menawarkan pinjaman lunak, padahal S baru tiga kali datang ke pengajian itu," kata Kuasa Hukum Heru, Aulia Fahmi di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (24/1/2019).

Fahmi mengatakan, S mengaku sebagai anggota Brikadir Gus Dur dan mengenal Yenny Wahid.

S menjanjikan korbannya uang pinjaman senilai Rp 15 juta dengan syarat memberikan uang administrasi Rp 550.000.

Bahkan, S menjanjikan korban tidak mengembalikan uang pinjaman jika Jokowi terpilih menjadi presiden pada Pemilu 2019.

"Ada yang menarik di sini saat S berjanji. Ada narasi-narasi yang dibangun yaitu uang ini, uang dari salah satu tokoh besar di Indonesia, dalam hal ini Ibu Yenny Wahid. Apabila nanti Jokowi menang, maka uang itu tidak wajib dikembalikan," ujar Fahmi.

Fahmi mengungkapkan, S langsung melarikan diri setelah mendapatkan uang administrasi dari korbannya.

"Ketika diberikan uang administrasi, dua hari kemudian, dia janji akan memberikan uang pinjaman, tetapi dia ingkar dan janji diberikan tanggal 30 Desember. Pas tanggal 30 Desember, ternyata sulit dihubungi," katanya. 

Fahmi memperkirakan ada banyak korban lainnya yang tertipu S. Namun, korban lain belum melaporkan ke pihak kepolisian.

"Saya dengar ada juga sempat mengajak korban lain, ada sekitar 20 orang. Di tempat yang lain, dia bawa narasi yang sama. Tapi pelapor baru satu, yang lain mungkin akan dipanggil sebagai saksi," kata Fahmi.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/01/24/21140701/dugaan-penipuan-catut-nama-yenny-wahid-dan-jokowi-dilaporkan-ke-polisi

Terkini Lainnya

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke