Tahap pertama fit and proper test itu berlangsung tertutup. Awak media hanya diizinkan masuk ke dalam ruangan untuk mengambil gambar di sela tes tersebut.
Ketua DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DKI Jakarta Syakir Purnomo mengatakan, tahap pertama fit and proper test dibagi menjadi dua sesi.
Sesi pertama, setiap kandidat wagub mempresentasikan risalah hasil pemikiran mereka tentang Jakarta yang telah dibuat sebelumnya.
Tim panelis kemudian akan mendalami presentasi masing-masing kandidat.
Sesi kedua, tim panelis menguji tiga kandidat wagub secara bersamaan.
Tiga kandidat yang dimaksud merupakan kader PKS, yakni Abdurrahman Suhaimi, Agung Yulianto, dan Ahmad Syaikhu.
Pertanyaan
Syakir menyampaikan, tiga kandidat wagub DKI salah satunya ditanya soal rencana kerja sama dengan pemerintah di daerah penyangga Jakarta.
"Yang ditanyakan oleh para panelis kepada kandidat, yang didalami adalah bagaimana rencana kerja sama dengan pemda penyangga," ujar Syakir seusai fit and proper test.
Selain itu, tim panelis juga menggali pemahaman para cawagub tentang rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) Pemprov DKI Jakarta 2018-2022.
Tiga kandidat juga ditanya soal isu-isu seputar Jakarta.
"Terkait dengan RPJMD, relasi dengan DPRD, kemudian juga support untuk pencapaian visi-misi gubernur seperti apa, dan isu-isu Jakarta," kata Syakir.
Menurut Syakir, tiga kandidat dari PKS itu bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan tim panelis dengan baik.
Dilarang bicara
Tiga cawagub DKI Jakarta tidak diizinkan berbicara di media selama proses fit and proper test.
Ketua Bidang Humas DPW PKS DKI Jakarta Zakaria Maulana Alif mengatakan, larangan itu diberlakukan untuk menghindari persaingan di antara tiga cawagub.
"Kami coba untuk menahan dulu (cawagub bicara di media), kami enggak mau nanti satu sama lain, mohon maaf sekali lagi, bersaing," ucapnya.
Zakaria menyampaikan, ada saatnya nanti para cawagub DKI berbicara kepada publik.
Selain cawagub, tim panelis juga tak diizinkan bicara di media.
Tim panelis yang menguji mereka yakni Wakil Ketua DPD Gerindra DKI Ahmad Sulhy, peneliti LIPI Siti Zuhro, pakar kebijakan publik Eko Prasodjo, dan pengamat politik Ubedilah Badrun.
Sulhy menggantikan Wakil Ketua DPD Gerindra DKI Syarif yang sedang beribadah umrah.
Alasan tertutup
PKS dan Partai Gerindra punya alasan sendiri mengapa fit and proper test digelar tertutup serta cawagub dan tim panelis dilarang berbicara di media.
Zakaria menyampaikan, proses menuju berlangsungnya fit and proper test itu sudah memakan waktu yang panjang. PKS dan Gerindra khawatir fit and proper test molor lagi jika dibuka kepada publik.
Lagipula, Zakaria menyebut parpol tetap menginformasikan rangkaian dan jadwal fit and proper test itu kepada publik.
Selain itu, PKS dan Gerindra khawatir muncul pro dan kontra jika cawagub dan panelis diizinkan berbicara di media. Hal ini dikhawatirkan membuat penentuan dua cawagub DKI makin lama.
"Kalau ditanya beberapa panelis, terus kemudian cawagub, ini khawatir nanti ada pro dan kontra," tutur Zakaria.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/01/28/07451251/seputar-fit-and-proper-test-pertama-cawagub-dki-yang-digelar-tertutup