"Juli target kami (pembangunan selesai)," kata Direktur Utama PD Pembangunan Sarana Jaya Yoory Pinontoan saat menghadiri forum diskusi di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (20/2/2019).
Yoory menuturkan, pembangunan rusunami tidak menemui kendala berarti dan diharapkan dapat selesai tepat waktu.
Saat ini, pembangunan rusunami sudah masuk tahap penyelesaian.
"Sekarang sudah tahap finishing, (pembangunan) sudah sampai lantai 17 kalau enggak salah," ujar dia.
Sementara itu, 780 nama pemilik rumah susun rencananya akan diumumkan satu bulan sebelum serah terima unit pada Juli 2019 mendatang.
Kepala UPT Fasilitas Pemilik Rumah Sejahtera DKI Jakarta Dzikran Kurniawan mengatakan, pihak bank masih menelusuri profil para calon penghuni rusun tersebut.
"Nanti sekitar sebulan sebelum itu (serah terima) sudah ada karena, kan, bank juga akan lakulan penelusuran ya, BI checking dan sebagainya," kata Dzikran.
Dzikran menuturkan, penelusuran yang dilakukan bank tidak dapat dilakukan sejak jauh-jauh hari supaya kredit yang diajukan calon penghuni sesuai dengan kondisi perekonomian mereka ketika menerima unit rusun.
"Itu kan umurnya ada itu, kalau kami tentukan sekarang, nanti jangan-jangan waktu mau handover sudah enggak begitu kondisinya kan," ujar Dzikran.
Dzikran melanjutkan, pemilihan nama-nama penghuni rusun tidak hanya memperhatikan kemampuan ekonomi calon penghuni.
Ia menyebut, latar belakang sosial calon penghuni juga diperhatikan demi mewujudkan keberagaman di rusun tersebut.
"Keberagamannya kami inginkan ada di sana. Jadi, orang bisa beragam latar belakang, beragam profesi, beragam suku, agama dan sebagainya," kata Dzikran.
Rencana ke depan
Adapun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah menggodok rencana pembangunan rusunami serupa di Cilangkap, Jakarta Timur.
Yoory Pinontoan menyebut, groundbreaking atau peletakan batu pertama akan dilakukan pada Mei atau Juni mendatang.
Saat ini, Sarana Jaya sudah mulai mendatangkan alat-alat berat untuk mengerjakan pembangunan rusunami itu.
Rencananya rusunami yang dibangun di lahan 2,5 hektare itu akan memiliki 900 unit hunian yang terdiri dari empat buah tower.
Yoory mengemukakan, desain bangunan itu tidak akan jauh berbeda dengan rusunami yang ada di Klapa Village.
"Ya miriplah dengan yang di Klapa village, KLB (koefisien lantai bangunan)-nya, semuanya mirip," kata Yoory.
Di samping itu, Pemprov DKI juga akan mendata masyarakat berpenghasilan rendah yang belum mempunyai rumah.
Dzikran mengatakan, data tersebut akan digunakan Pemprov DKI Jakarta untuk mengetahui angka kebutuhan rumah tinggal bagi masyarakat berpenghasilan rendah pada Maret 2019 mendatang.
Lewat data itu pula, kata Dzikran, Pemprov DKI Jakarta dapat mengetahui preferensi tempat tinggal yang diminati oleh warga-warganya.
"Kami pengin tahu juga preferensi masyarakat seperti apa. Intinya kami punya data siapa yang enggak punya rumah, namanya siapa, pekerjaan apa, di mana distribusinya, dan sebagainya," kata Dzikran.
Dzikran menyebut, warga yang terdaftar nantinya dapat memperoleh hunian yang disediakan Pemprov DKI Jakarta apabila sesuai dengan preferensinya.
Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta telah membuka pendaftaran serupa bagi calon penghuni Rusunami DP 0 Rupiah Klapa Village di Jakarta Timur.
Pendaftaran penghuni itu telah ditutup pada November 2018 lalu. Jumlah pendaftar mencapai 2.481 orang, sedangkan jumlah yang tersedia hanya 780 unit.
Unit hunian dibagi ke dalam tiga tipe, yakni tipe studio 21, one bedroom tipe 24, dan two bedroom tipe 36.
Harga tiap unit bervariasi, mulai dari Rp 184 juta untuk yang tipe paling kecil hingga Rp 310 juta yang dilengkapi dua tempat tidur tipe 36.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/02/21/07584481/perkembangan-terbaru-proyek-rusun-dp-rp-0-klapa-village