Ini dikarenakan DBD rentan diderita anak usia sekolah.
"Kami temukan yang paling banyak adalah anak-anak di usia SD dan SMP, gigitan nyamuk rata-rata terjadi pada jam sekolah yaitu jam 10.00 WIB," kata Widyastuti di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (12/3/2019).
Diperkirakan, sekolah yang rawan DBD ada di Jakarta Barat, Jakarta Timur, dan Jakarta Selatan.
Jika nanti terbukti adanya siswa terjangkit DBD, maka Dinas Kesehatan akan melakukan fogging.
"Kalau kami temukan bahwa di sekolah itu positif (ada DBD), kami akan lakukan fogging," ujar dia.
Pemetaan sekolah, kata Widyastuti, melibatkan pakar-pakar dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia hingga ahli penyakit tropis anak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Pihaknya melakukan pendataan bersama Dinas Pendidikan DKI Jakarta.
"Kemarin kami kumpulin lagi kasudinnya karena baru semua kan, jadi kami pendalaman lagi," kata dia.
Pemprov DKI Jakarta memprediksi tiga wilayah yang masuk dalam kategori waspada DBD untuk bulan Januari. Ketiga wilayah itu yakni Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur.
Sementara itu, pada Februari dan Maret, seluruh wilayah Jakarta masuk ke dalam kategori waspada. Fase waspada DBD tersebut dipengaruhi peningkatan curah hujan dan perubahan iklim.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/03/12/20521661/dinas-kesehatan-dki-petakan-sekolah-rawan-dbd