Salin Artikel

Terkuak, Dugaan "Serangan Fajar" Rp 140 Juta di Lubang Buaya

JAKARTA, KOMPAS.com—Praktik politik uang "serangan fajar" diduga terjadi di Lubang Buaya, Jakarta Timur. Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jakarta Timur tengah mendalami laporan dugaan ini.

"Iya benar terjadi (dugaan) money politic di wilayah saya," ujar Ketua RW 10, Kecamatan Lubang Buaya, Jakarta Timur, Sutarlan (58) saat ditemui di kediamannya, Rabu (17/4/2019).

Menurut Sutarlan, kabar itu dia dapatkan dari warga yang melapor kepadanya pada Rabu pagi. Disebutkan ada pembagian uang oleh beberapa oknum untuk memilih salah sau calon legislatif (caleg) dari partai tertentu. '

"Katanya ada pembagian uang. Lalu saya telusuri siapa saja yang dapat uang itu. Besarnya Rp 100.000. Dapatlah tiga orang itu warga saya," lanjut Sutarlan. 

Ketiga warga tersebut sempat dibawa menemui Sutarlan. Mereka lalu mengaku mendapat uang dari dua oknum.

"Saya tanya dapat dari siapa. Sebut saja dapat dari A dan dari B. Saya panggil kemudian A dan B itu," kata Sutarlan.

Menurut Sutarlan, ada lebih banyak lagi pembagi uang selain A dan B. Namun, Sutarlan hanya memanggil A dan B.

Kepada Sutarlan, A dan B pun mengaku memberikan uang tersebut yang berasal dari salah satu Ketua RT di RW 10. Sutarlan menyebut oknum Ketua RT ini sebagai X.

"Saya tanyakan A, dia mengaku dapat uang Rp 6 juta untuk 60 orang, uangnya sisa Rp 600.000. Lalu, si B dapat Rp 7,5 juta, sisa Rp 600.000 juga. Saya kumpulkan uangnya. Jadi di saya ada uang Rp 1,5 juta sebagai barang bukti (termasuk dari tiga warga penerima)," ungkap Sutarlan.

Setelah menginterogasi A dan B, Sutarlan memanggil X untuk mendapatkan penjelasan asal uang. Kepada Sutarlan, X mengaku memberikan uang itu kepada A dan B, sembari menyebut dia menerima uang Rp 140 juta untuk dibagikan kepada warga agar memilih oknum caleg tertentu.

"X ngaku dapat dari seorang caleg kira-kira Rp 140 juta lebih untuk dibagikan ke warga di RW 10, untuk 1.427 orang. Saya dapat datanya siapa-siapa saja yang terima uang itu," ujar Sutarlan.

Setelah mengetahui aliran uang dan motif pembagian uang tersebut, Sutarlan menelepon Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan dan Bawaslu Jakarta Timur untuk melaporkan temuan ini. Panwaslu sempat mendatangi rumah Sutarlan terkait laporan tersebut. 

Komisioner Bawaslu Jakarta Timur Bidang Hukum, Data dan Informasi, Ahmad Syarifudin membenarkan temuan tersebut. Dia pun telah memegang nama oknum yang terlibat tetapi menolak membuka datanya.

"Ini masih kami dalami, dalam arti kapan dia memberikan uangnya, melibatkan siapa saja, hukumannya kan beda-beda," kata Syarifudin ketika dikonfirmasi, Rabu. 

Barang bukti dari dugaan politik uang tersebut, lanjut Syarifudin, juga sudah diterima Bawaslu Jakarta Timur untuk disimpan guna pendalaman kasus lebih lanjut. 

"Kami sudah menerima barang bukti berupa sejumlah uang dan data rekapan orang-orang yang diduga menerima uang," ujar dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/04/17/22180871/terkuak-dugaan-serangan-fajar-rp-140-juta-di-lubang-buaya

Terkini Lainnya

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Megapolitan
Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke