Salin Artikel

Mobil Boks Berstiker KPU Dituding Berisi C1, Pekerja Percetakan Kesal

Setelah ditelusuri, video tersebut diambil di depan sebuah pabrik percetakan bernama Digital Print di kawasan Condet, Jakarta Timur.

Fikri (22), karyawan pabrik percetakan itu, mengatakan, peristiwa tersebut terjadi Senin (22/4/2019) dini hari.

"Ada orang ke sini ramai-ramai, ngakunya orang Condet sini, dikiranya kami membawa surat suara," kata Fikri kepada wartawan, Senin sore.

Fikri menuturkan, orang-orang itu, sekitar 20 orang, menuntut untuk masuk ke ruangan pabrik. Di sana, mereka mempertanyakan banyaknya spanduk bergambar Jokowi dan tidak adanya spanduk bergambar Prabowo.

"Ini kok banyaknya Jokowi, Prabowonya mana? Harusnya kan KPU netral. Mereka itu menganggapnya kami itu sepihak, padahal itu kan karena orderannya aja," ujar Fikri.

Fikri melanjutkan, orang-orang itu mengancam akan bertahan di Digital Print sampai Bawaslu mendatangi tempat itu. Namun, mereka akhirnya membubarkan diri pada pukul 04.00 WIB meski Bawaslu belum tiba.

Arif (33), karyawan lainnya, merasa kesal dengan tuduhan yang diberikan terhadap tempat kerjanya. Ia membantah mobil milik pabrik tempat kerjanya itu membawa formulir C1 yang hendak dimodifikasi. 

"Mobil ini cuma buat ngangkut barang aja kalau spanduknya sudah selesai. Spanduk-spanduk caleg atau capres yang diorder nanti dikirim ke daerah-daerah," kata Arif.

Arif juga membantah bahwa tempat kerjanya mempunyai alat yang bisa mengubah formulir C1 sebagaimana yang dinarasikan dalam video yang viral itu.

Ia mengatakan, Digital Print merupakan pabrik penyedia spanduk yang bahan pembuatannya berbeda dengan bahan pembuatan formulir C1.

"Di sini cuma alat peraga kampanye. Jadi kami enggak ada hubungannya dengan kecurangan surat suara. Media mesin kami itu spanduk yang bahannya beda," ujar Arif terheran-heran.

Arif merasa video viral yang menuduh Digital Print mempermainkan hasil pemilu telah merugikan dirinya dan tempatnya bekerja.

Dalam video yang beredar dinarasikan bahwa mobil itu berisi formulir C1 yang hendak dimodifikasi. 

"Tertangkap basah, supir dan aparat yg kawal langsung kabur, kejadian di Condet semalam. Lgsg kami amankan barbuk, Panik berusaha mau rubah C1. Kalau mmg hasil QC sdh menang knp masih berusaha CURANG dimana mana?," bunyi keterangan yang menyertai video itu.

Ketua KPU Jakarta Timur Wage Wardhana mengatakan, mobil itu milik pabrik percetakan bernama Digital Print. Mobil itu tidak berisi formulir C1 sebagaimana yang ditudingkan.

"Bisa dipastikan di sana tidak ada surat suara, tidak ada berita acara dan lain-lain terkait sarana untuk mengubah suara. Itu murni APK," ujar Wage saat dikonfirmasi Kompas.com.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/04/22/22572241/mobil-boks-berstiker-kpu-dituding-berisi-c1-pekerja-percetakan-kesal

Terkini Lainnya

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke