Salin Artikel

Kompas.com dan ACT #BerbagiCeria dengan Korban Kebakaran Kampung Bandan

Kebakaran hebat yang menghanguskan rumah mereka beberapa waktu lalu seolah menjadi mimpi buruk bagi Sri Mulyati (42) dan warga lainnya.

Insiden tersebut membuat mereka harus mengubur dalam-dalam rencana silaturahim dan mudik ke kampung halaman. 

Saat ditemui Kompas.com pada Senin (3/6/2019), tampak Sri bersama suami dan empat anaknya tengah duduk merenung di dalam sisa bangunan rumah dengan beralaskan tenda.

Sri mengatakan, ia dan keluarga terpaksa tidak pulang kampung ke Wonogiri, Jawa Tengah, akibat musibah yang mereka alami. 

"Sebelum ada musibah kita ada niatan mau pulang kampung, tetapi setelah ada musibah begini, mana bisa lagi, Mbak," ucap Sri di lokasi kebakaran, Jakarta Utara, Senin.

Ia mengaku harus terus mencari uang untuk membantu suaminya yang tengah sakit dan menyambung hidup.

"Boro-boro mudik, bikin ketupat saja kayaknya tidak buat lagi tahun ini, Mbak. Kita fokus cari uang sekarang, apalagi suami saya udah tidak kerja lagi,” ujarnya. 

"Ya ampun boro-boro buat nyicil bangun rumah, kita saja masih pada bisa makan dan hidup sudah bersyukur banget," kata Sri. 

Ia mengatakan, keluarganya seringkali tidur berpindah-pindah tempat ketika hujan datang. Sebab, rumah mereka saat ini hanya dilindungi sebuah tenda.

Sama halnya dengan Sri, Wahyuni (42), mengaku tahun ini menjadi Lebaran yang berbeda sebab dirinya tak bisa pulang kampung berkumpul dengan sanak saudara. 

Hanya tersisa pakaian yang melekat di tubuh Wahyuni dan keluarga.

"Biasanya menjelang tiga sampai empat (hari jelang Idul Fitri) ada persiapan pulang kampung, sekarang kami malah mantau rumah,” ucap Wahyuni sambil mengecat rumahnya.

Selain itu, Wahyuni mengaku tak lagi bisa membuat kue lebaran.  

"Gimana mau buat kue lebaran semua barang-barang hangus terbakar semua. Baju-baju saja ini kita dapat dari sumbangan," ujarnya.

Keluarga Wahyuni di kampung pun ikut sedih mendengar musibah yang dialaminya saat ini.

"Saya sih penginnya pemerintah kirim bantun material buat kita bangun rumah lagi, jangan dibongkar-bongkar. Kami sudah terlalu susah hidup seperti ini," ucap Wahyuni dengan raut sedih. 

Para korban kebakaran Kampung Bandan tampak berbondong-bondong mengantre panjang saat makanan mulai dibagikan.

Mereka tampak sabar menanti panitia membagikan makanan.

Ada yang membawa lima kotak makanan untuk anak dan cucunya yang menunggu di pengungsian.

Setelah makanan dibagikan, panitia membagikan paket sembako ke sejumlah kepala keluarga.

Marketing Communication Manager Kompas.com Amarendra mengatakan, ini kegiatan kedua yang dilaksanakan bersama ACT selama bulan Ramadhan.

Ia berharap, kegiatan#BukBerCeria dan #BerBagiCeria ini dapat sedikit meringankan beban korban kebakaran Kampung Bandan.

“Sebetulnya ini kami hadir di sini karena kebetulan mengambil momentum korban kebakaran ini agar kami dapat meringankan beban mereka dengan berbagi di bulan Ramadhan,” ucap Amar di lokasi, Senin.

Amar bersyukur akan bantuan dan support dari pembaca Kompas.com. Pihaknya dapat menggagas acara ini dengan lancar.

Sebab, dalam dua pekan, Kompas.com dapat mengumpulkan dana sebanyak Rp 165.000.000 dari 4.745 donatur.

Direktur Komunikasi ACT Lukman Azis Kurniawan mengatakan, masyarakat tampak antusias akan kehadiran food truck di lingkungan korban kebakaran Kampung Bandan.

Melalui kegiatan ini, menurut Lukman, Kompas.com juga mengajarkan pembaca untuk berbagi bersama.

“Saya lihat mereka senang ya dengan adanya kegiatan ini ditambah adanya food truck menjadi lebih mudah menyediakan makanan yang jumlahnya banyak,” ucap Lukman. 

Dari food truck itulah makanan untuk buka bersama langsung dimasak dengan standar chef berkualitas.

Food truck ini dihadirkan untuk memberi 1.500 paket makanan bagi korban kebakaran Kampung Bandan.

Tidak hanya 1.500 paket makanan, panitia memberikan 600 lebih paket sembako kepada korban kebakaran Kampung Bandan.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/06/03/23572821/kompascom-dan-act-berbagiceria-dengan-korban-kebakaran-kampung-bandan

Terkini Lainnya

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke