Salin Artikel

Terdakwa Kerusuhan 22 Mei Dirujuk karena Luka, Malah Ditangkap Polisi

Berkas perkara Imam menjadi satu dengan empat terdakwa lainnya, yakni Makmuril Husni, Supriyanto, Ahmad Supriyanto, Taufiq Hidayat. Mereka dijerat pasal Pasal 211, 212, 214, 170, 358, 187, dan 218 KUHP tentang kekerasan.

Salah satu kerabat Imam yang hanya ingin disebutkan namanya sebagai A menceritakan kronologi bagaimana Imam bisa ditangkap oleh polisi.

Imam pada tanggal 21 Mei 2019 memang ikut melakukan aksi di depan Gedung Bawaslu bersama massa lainnya.

Ketika malam hari, dia berniat untuk menginap di tempat kerabatnya di Petamburan. Sebab, rumah Imam berada di Bogor dan akan jauh kalau harus pulang ke rumah.

"Dia bubarin diri jam 8 waktu tanggal 21 Mei. Besoknya mau ada aksi lagi depan Bawaslu, kalau pulang kan jauh," kata A saat ditemui usai persidangan.

Ternyata, ada serangan dari massa pada 21-22 Mei dini hari di Petamburan. Imam yang terkejut pun keluar dan terkena gas air mata.

"Nah, karena dia kena gas air mata dan luka di bagian kakinya, dia dirawat di RS Pelni, Petamburan. Besok paginya jam ada sweeping polisi. Dia di ambulance, bilang mau dirujuk ke RS lain, malah ditangkap polisi," kata dia.

A tak tahu seberapa parah sakit yang diderita Imam sehingga perlu dibawa ke rumah sakit lain. Imam, lanjut dia, hanya memberitahu bahwa salah satu kakinya di bagian bawah luka-luka.

RS Pelni hanya membersihkan luka tersebut sehingga dirujuk ke rumah sakit lain.

"Setelah di Polres dia baru bilang ketembak. Mungkin ada perlu rujukan ," kata A.

Selama sidang, Jaksa penuntut umum (JPU), Kurniawan, mendakwa kelimanya tak mengindahkan imbauan polisi untuk membubarkan diri. Selain itu, mereka dan massa lain disebut telah membakar belasan mobil dan melempar panah beracun hingga bom molotov.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/08/13/21183211/terdakwa-kerusuhan-22-mei-dirujuk-karena-luka-malah-ditangkap-polisi

Terkini Lainnya

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke