Salin Artikel

Napak Tilas Sejarah Indonesia Lewat Penjara Bawah Tanah di Museum Sejarah Jakarta

Salah satunya terlihat dari antusiasme pengunjung di Museum Sejarah Jakarta di Jalan Taman Fatahillah, Jakarta Barat.

Pasalnya, tak ada kata telat untuk mempelajari sejarah karena bangsa besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya.

Pantauan Kompas.com Minggu (18/8/2019), pengunjung dari berbagai kalangan memadati Museun Sejarah Jakarta. Orang tua tak segan membawa serta anak-anak mereka untuk mengenalkan sejarah Indonesia.

Anak-anak pun terlihat antusias untuk mengunjungi setiap sudut museum dengan tiga lantai tersebut.

"Ayah, itu apa?" tanya seorang anak berusia 9 tahun bernama Salsabila kepada ayahnya.

"Itu penjara bawah tanah. Dulu tentara Indonesia dimasukkan ke sana (penjara bawah tanah) oleh penjajah," jawab Ayahnya yang diketahui bernama Sutopo.

"Penjajah itu apa?" tanya anaknya kembali.

"Penjajah itu negara yang mau merebut negara Indonesia. Jadinya, kita seperti diperbudak dulu, enggak merdeka. Penjajah itu ada negara Belanda dan Jepang," ujar Sutopo.

Sutopo pun membawa masuk anaknya tersebut ke dalam penjara bawah tanah yang kondisinya gelap dan sempit. Percakapan antara ayah dan anak itu pun masih berlanjut.

"Aku mau lihat ke dalam," kata Salsabila.

"Dulu para tentara dibunuh dan disiksa di sini (penjara bawah tanah)," ujar sang ayah.

Kepada Kompas.com, Sutopo mengatakan mengajak anaknya ke museum adalah salah satu cara mendidik anaknya untuk mencintai Indonesia.

"Hari ini kan libur, jalan-jalam sekalian mengenalkan sejarah kepada anak-anak. Saya memang mencari tempat yang bisa menggambarkan sejarah Indonesia. Menurut saya kalau penjara bawah tanah kan identik dengan perjuangan, jaman sekarang sudah enggak ada lagi penjara seperti itu," katanya.

Perjalanan napak tilas itu tak berhenti sampai di situ. Banyak masyarakat yang mengelilingi lantai dua dan lantai tiga museum tersebut.

Ada sejumlah peninggalan sejarah seperti replika senjata dan pedang yang digunakan saat melawan penjajah Belanda hingga prasasti jaman Kerajaan Tarumanegara.

Masyarakat tak perlu mengeluarkan biaya yang mahal untuk napak tilas sejarah Indonesia. Pasalnya, tiket masuk setiap orang seharga Rp 5.000.

Bahkan, para pengunjung mendapatkan bonus untuk melihat pemandangan kawasan Kota Tua dari lantai 3 Museum Sejarah Jakarta.

Mereka pun dapat mengabadikan momen di lantai 3 dengan latar belakang bendera negara Indonesia, sang merah putih.

"Biasanya hanya bisa melihat lantai 3 museum dari bawah (kawasan Kota Tua), sekarang akhirnya bisa masuk juga. Tiketnya juga murah tapi di dalam (museum) banyak sekali ilmu yang bisa dipelajari," ujar salah satu pengunjung lainnya bernama Siti Muharram.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/08/18/18382701/napak-tilas-sejarah-indonesia-lewat-penjara-bawah-tanah-di-museum-sejarah

Terkini Lainnya

Kekerasan Seksual terhadap Anak Naik 60 Persen, KPAI Ungkap Penyebabnya

Kekerasan Seksual terhadap Anak Naik 60 Persen, KPAI Ungkap Penyebabnya

Megapolitan
Gerindra Kantongi 7 Nama Kader Internal untuk Pilkada Tangsel, Tak Ada Komika Marshel Widianto

Gerindra Kantongi 7 Nama Kader Internal untuk Pilkada Tangsel, Tak Ada Komika Marshel Widianto

Megapolitan
Kaesang Dinilai Tak Cocok Jadi Cawalkot Bekasi karena Tak Lahir dan Besar di Bekasi

Kaesang Dinilai Tak Cocok Jadi Cawalkot Bekasi karena Tak Lahir dan Besar di Bekasi

Megapolitan
Gerindra Pastikan Bakal Usung Kader Internal pada Pilkada Tangsel 2024

Gerindra Pastikan Bakal Usung Kader Internal pada Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Diisukan Maju Cawalkot Bekasi, Kaesang Disebut Butuh Panggung Politik buat Dongkrak Popularitas

Diisukan Maju Cawalkot Bekasi, Kaesang Disebut Butuh Panggung Politik buat Dongkrak Popularitas

Megapolitan
Zoe Levana Terjebak 4 Jam di Jalur Transjakarta, Bisa Keluar Setelah Bus Penuh Penumpang lalu Jalan

Zoe Levana Terjebak 4 Jam di Jalur Transjakarta, Bisa Keluar Setelah Bus Penuh Penumpang lalu Jalan

Megapolitan
Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Megapolitan
Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Megapolitan
Kecelakaan Beruntun di 'Flyover' Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Kecelakaan Beruntun di "Flyover" Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Megapolitan
Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Megapolitan
Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Megapolitan
Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Megapolitan
Pengakuan Zoe Levana soal Video 'Tersangkut' di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Pengakuan Zoe Levana soal Video "Tersangkut" di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Megapolitan
Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke