Salin Artikel

Ketika Bunga Bangkai Mekar di Sekolah Bekasi…

BEKASI, KOMPAS.com - Staf dan murid SDN Kayuringin Jaya II di Bekasi Selatan dikejutkan dengan kemunculan bunga bangkai jenis amorphophallus paeoniifolius di halaman sejak dua hari belakangan.

Kamis (3/10/2019), bunga bangkai itu menyeruak di antara semak-semak di salah satu sudut halaman sekolah.

"Minggu kemarin belum ada. Ini baru kemarin saya tahunya. Sore-sore itu kecium bau bangkai. Kalau kembang kan biasa semerbaknya wangi, ini mah bau. Banyak gitu lalat hijau ngerubung kalau sudah sore," ujar pelatih ekstrakulikuler yang melatih pencak silat tiap pekan di SDN Kayuringin Jaya II kepada Kompas.com, Jumat (4/10/2019).

Bunga bangkai tersebut sudah tumbuh sekitar 30-40 cm. Kelopaknya merekah berwarna merah cerah, sedangkan kuncupnya merah hati.

Keduanya tampak mengeriput, salah satu bagian kuncupnya koyak. Aroma busuk tercium ketika mendekatkan hidung ke kuncupnya.

Awal kemunculan

Nana (56), penjaga sekolah yang tinggal di sebuah warung dekat bunga bangkai itu tumbuh mengatakan, kemunculan bunga bangkai sudah terlihat sejak Senin (30/9/2019).

"Waktu pertama lihat, kayak jantung begitu. Tadinya polos saja, tanah biasa saja, buat menaruh sisa bakaran sampah," kata Nana kepada Kompas.com, Jumat.

Nana berujar, ia membiarkan saja "jantung" tersebut tanpa memberinya perhatian khusus. Karena tidak tahu "jantung" itu akan tumbuh jadi bunga bangkai, Nana tak menyiraminya, berbeda dengan pohon-pohon lain di halaman sekolah yang memang sengaja ia tanam dan rajin disiram tiap hari.

Pria asal Sumedang itu menduga, bunga bangkai langka itu bisa tumbuh karena tanah di halaman sekolah subur. Kesuburan itu didapat dari hasil pembakaran sampah yang ditabur ke halaman.

"Yang lain mah diurus, maksudnya memang saya sengaja tanam. Kalau ini memang tahu-tahu muncul saja. Ini pohon-pohon semua yang saya tanam bisa berbuah, kayak jeruk, mangga, itu dari bakaran sampah," ujar Nana yang mengaku telah 14 tahun menjaga sekolah.

Tiga hari sejak kemunculan "jantung" tadi, tunas itu merekah menjadi bunga berukuran besar. Ia pun menginformasikan kemunculan bunga tersebut pada para guru.

"Baunya sudah dua hari lalu muncul kalau sore ke malam, kayak bangkai tikus gitu. Nah ini banyak lalat karena disobek sama anak-anak," ujar Nana.

Bunga bangkai ini tidak muncul begitu saja. Rupanya, Nana pernah membawa bibit bunga bangkai yang ia sebut “suweg” dari kampungnya di Sumedang. Tapi, itu tahun lalu. Ia kemudian memotong-motong bibit itu lalu menebarkannya begitu saja ke sembarang lahan.

"Saya bawa iseng saja sebulat gede begini. Terus dikupas pakai pisau kulitnya, disebar saja. Enggak ada niat buat sengaja ditanam," kata Nana.

Di kampungnya, suweg bukan tanaman langka. Banyak warga menanam suweg untuk kemudian dimasak umbinya yang "seperti talas".

Dia sama sekali tak tahu bila suweg bisa mekar melebar seperti bunga bangkai, apalagi butuh waktu setahun hingga berbunga.

"Makanya saya kaget juga ternyata bisa jadi kayak begini," tambah Nana.

Boleh jadi, bunga bangkai memang butuh waktu lama untuk mekar. Sebagai perbandingan, di Rumah Perubahan yang didirikan pakar ilmu manajemen Rhenald Kasali, bunga bangkai raksasa yang ditanam baru mekar sempurna pada minggu pertama Februari 2016, setelah 10 tahun disemai.

Upaya konservasi

Menerima laporan soal adanya bunga bangkai, Pemerintah Kota Bekasi datang pada Jumat (4/10/2019) mengurung bunga tersebut. Langkah ini dilakukan guna mencegahnya dari kerusakan.

"Sementara kami kerangkeng. Cuma kerangkengnya skala kecil, takut mengganggu tumbuh kembangnya," ujar Kepala Seksi Pemeliharaan Lingkungan Hidup (LH) Dinas LH Kota Bekasi, Ricar Wadadang kepada wartawan, Jumat petang.

Berdasarkan pengamatan Kompas.com, kerangkeng tersebut terbuat dari rangka besi hitam setinggi kurang lebih 60 centimeter. Petugas Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bekasi sempat menebang sebatang pohon kecil yang tumbuh dekat bunga bangkai itu.

Bunga ini disebut tak dapat dipindahkan ke tempat yang lebih layak, seperti di Hutan Kota Bekasi. Padahal, ada kemungkinan bunga langka ini tumbuh kian besar dan menguarkan bau busuk yang dapat mengganggu kegiatan belajar-mengajar di sekolah.

"Setelah dipelajari, kalau dia dipindah, dia akan mati," kata Ricar.

"Kita juga penginnya dipindahkan. Tetapi, kayaknya kalau kita pindahkan akan mengambil risiko besar. Takutnya tidak bisa tumbuh lagi. Yang kita lihat sekarang saja sudah mulai layu," ungkap Ricky Suhendar, Lurah Kayuringin Jaya, Jumat.

Pemerintah pun berencana membaut taman khusus guna melindungi bunga bangkai tersebut. Selama menanti eksekusi rencana pembuatan taman, bunga bangkai itu akan dilindung secara berlapis, yakni dengan kerangkeng dan pagar bambu.

"Pemagaran dilakukan karena memang bunga ini langka dan dilindungi. Hal-hal yang kami khawatirkan tadi sudah kami sampaikan ke pihak sekolah. Khawatirnya memang adik-adik kami di sekolah karena masih kecil, tangannya usil atau apa. Kerangkeng ini kami dobel, zonasinya kita perluas. Takutnya anak-anak lalai dengan kerangkeng begini masih bisa masuk tangannya," ucap Ricar.

Di samping itu, ada pula wacana mengundang peneliti dari lembaga konservasi untuk menyelidiki lebih lanjut bunga bangkai yang diklaim pertama kali ditemukan di Kota Bekasi ini.

Hal ini terkait bagaimana cara pemeliharaan bunga bangkai itu agar tidak salah urus, sehingga dapat tumbuh optimal.

"Untuk konservasinya, nanti akan kami koordinasikan dengan lembaga konservasi terkait. Nanti hal-hal itu akan saya pelajari dan sampaikan ke sekolah juga, karena memang tumbuhnya bunga ini kan di area sekolah," tutup Ricar.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/10/05/06425711/ketika-bunga-bangkai-mekar-di-sekolah-bekasi

Terkini Lainnya

Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Megapolitan
DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Megapolitan
Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Megapolitan
Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Megapolitan
DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Megapolitan
Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Megapolitan
DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Megapolitan
Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Megapolitan
Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Gerebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Wilayah Sentul Bogor

Polisi Gerebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Wilayah Sentul Bogor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke