Salin Artikel

Beda Keterangan Walikota Jakut dengan Warga Sunter soal Penggusuran

Mereka lalu membuat pondokan-pondokan baru dari sisa-sisa penggusuran tepat di seberang puing-puing rumah mereka. Sebagian dari mereka tampak coba mengambil barang yang masih bisa digunakan di lokasi penggusuran tersebut.

Rumah sekaligus lapak mereka digusur Pemerintah Kota Jakarta Utara pada Kamis pekan lalu.

Penggusuran dilakukan oleh 1.500 personel gabungan dari kepolisian, satpol PP, TNI dan PPSU.

Meski sempat bentrok, rumah-rumah tersebut tetap digusur.

Wali Kota Jakarta Utara Sigit Wijatmoko lantas memberikan sejumlah pernyataan terkait penggusuran tersebut. Warga lalu menanggapinya. Antara pernyataan Sigit dan tanggapan warga terlihat bahwa ada beberapa hal yang bertentangan.

1. Warga disebut tidak ikut Pilkada 2017

Warga yang terdampak penggusuran itu menagih janji Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sewaktu Pilkada DKI tahun 2017.

Warga mengatakan, mayoritas mereka pilih Anies dalam Pilkada 2017 karena Anies berjanji tidak akan melakukan penggusuran.

"Bingung pilih Ahok (Basuki Tjahaja Purnama), pilih Anies, tetap aja digusur," kata, Silah Halimah (42).

Akan tetapi, Sigit mengatakan bahwa warga terdampak penggusuran merupakan warga ilegal dan tidak ikut dalam pilkada.

Ia lantas meminta agar warga-warga tersebut dicek data dirinya.

"Cek saja di daftar pemilih sementara maupun daftar pemilih tetap, mereka ada enggak?" tanya Sigit di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, kemarin.

Menurut Sigit, warga yang digusur itu tidak mengikuti pemilihan gubernur karena tidak terdaftar.

"Orang ikut pemilu saja enggak kok. Enggak terdaftar di TPS maupun DPT. Itu klaim atas nama pemilih siapa?" kata Sigit.

Namun warga membantah. Mereka mengaku terdaftar sebagai warga DKI. Namun alamat KTP mereka memang bukan di lokasi tersebut.

Mereka tidak bisa pindah alamat KTP ke lokasi itu karena kampung tersebut tidak memiliki perangkat RT/RW. 

"Pas pilkada saya ikut, milih Anies. Tapi enggak di sini, KTP saya di Tanah Merah (Tanjung Priok)," kata salah seorang warga bernama Hasan Basri kepada Kompas.com.

Begitu pula dengan Ahmad Dhari. Ia mengaku ikut dalam Pilkada DKI 2017 dan terdaftar sebagai pemilih di kawasan Kampung Bahari.

Akan tetapi, dari beberapa warga yang kami temui, tidak ada satu pun yang mau menunjukkan KTP mereka.

2. Ditawar tinggal di Rusun Marunda

Sigit mengatakan, Pemkot Jakarta Utara sebelumnya sudah menawari warga di lokasi tersebut untuk pindah ke Rumah Susun Marunda. Menurut Sigit, warga menolak.

Pemkot, kata dia, sudah membuka pendaftaran bagi warga yang ingin tinggal di Rusun Marunda, tetapi tak ada yang mendaftar.

"Kami siapkan Rusun Marunda, tapi ternyata mereka tidak ada yang mendaftar. Karena rata-rata hanya sebagai tempat usaha," ujar dia.

Namun, warga juga membantah perkataan Sigit tersebut. Ahmad mengatakan, isu mengenai penggusuran sempat merebak ketika bulan lalu ada rumah yang kebakaran.

Warga lantas berdemo ke kantor wali kota Jakarta Utara menolak penggusuran tersebut. Sejak demonstrasi tersebut, tidak ada komunikasi yang terjalin antara pemerintah dan warga.

"Itu bohong semua," ujar Ahmad Dhari.

3. Lokasi yang digusur disebut bukan tempat tinggal.

Sigit juga mengemukakan, yang digusur mayoritas merupakan lapak-lapak tempat warga berdagang dan bukan tempat tinggal.

"Itu dominan kan tempat usaha, berupa lapak barang bekas. Rongsokan," ujar mantan Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta tersebut.

Ia juga menjelaskan, warga yang terdampak memilih untuk kembali ke tempat tinggal masing-masing, yaitu di Penggilingan, Kebon Bawang, maupun Tanah Abang.

Hal ini pun dibantah warga. Ahmad Dhari salah satunya. Ia mengakui dirinya memang di lokasi tersebut. Tapi Ahmad mengatakan, ia juga tinggal di lokasi tersebut.

"Saya di sini sejak tahun 80-an. Saya tinggal di sini, berdagang di sini," ucapnya.

Ia menyebutkan bahwa rata-rata warga yang tinggal di sana merupakan pemilik bangunan dan bukan penyewa.

Kuswati, warga yang lain, menyebutkan bahwa ia memang tinggak di lokasi tersebut. Namun dia tidak berdagang. Ia bekerja serabutan di sana, mulai dari buruh cuci, hingga membongkar palet-palet kayu.

"Kami tetap ingin di sini, penghasilan di sini," tutur Kuswati.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/11/19/09035651/beda-keterangan-walikota-jakut-dengan-warga-sunter-soal-penggusuran

Terkini Lainnya

PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

Megapolitan
KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

Megapolitan
Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Megapolitan
3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

Megapolitan
LPSK Dorong Pemenuhan Akomodasi Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan, Termasuk Perlindungan

LPSK Dorong Pemenuhan Akomodasi Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan, Termasuk Perlindungan

Megapolitan
Pemkot Jakbar Imbau Warga dengan Ekonomi Mampu Tak Beli Elpiji 3 Kg

Pemkot Jakbar Imbau Warga dengan Ekonomi Mampu Tak Beli Elpiji 3 Kg

Megapolitan
Jasad Wanita di Selokan Jalan Juanda Bekasi, Korban Telah Hilang Selama 4 Hari

Jasad Wanita di Selokan Jalan Juanda Bekasi, Korban Telah Hilang Selama 4 Hari

Megapolitan
Jasad Perempuan Ditemukan di Selokan Bekasi, Polisi: Sempat Terlihat Sempoyongan

Jasad Perempuan Ditemukan di Selokan Bekasi, Polisi: Sempat Terlihat Sempoyongan

Megapolitan
Rubicon Mario Dandy Belum Juga Laku di Lelang meski Harganya Telah Dikorting

Rubicon Mario Dandy Belum Juga Laku di Lelang meski Harganya Telah Dikorting

Megapolitan
Remaja Perempuan Direkam Ibu Saat Bersetubuh dengan Pacar, KPAI Pastikan Korban Diberi Perlindungan

Remaja Perempuan Direkam Ibu Saat Bersetubuh dengan Pacar, KPAI Pastikan Korban Diberi Perlindungan

Megapolitan
Eks Warga Kampung Bayam Sepakat Pindah ke Hunian Sementara di Ancol

Eks Warga Kampung Bayam Sepakat Pindah ke Hunian Sementara di Ancol

Megapolitan
Kronologi Komplotan Remaja Salah Bacok Korban saat Hendak Tawuran di Cimanggis Depok

Kronologi Komplotan Remaja Salah Bacok Korban saat Hendak Tawuran di Cimanggis Depok

Megapolitan
Sampah Menggunung di TPS Kembangan, Ketua RT Sebut Kekurangan Petugas untuk Memilah

Sampah Menggunung di TPS Kembangan, Ketua RT Sebut Kekurangan Petugas untuk Memilah

Megapolitan
Ditetapkan sebagai Tersangka, Ini Peran 5 Pelaku Begal Casis Bintara Polri di Jakbar

Ditetapkan sebagai Tersangka, Ini Peran 5 Pelaku Begal Casis Bintara Polri di Jakbar

Megapolitan
Iseng Masukan Cincin ke Kelamin hingga Tersangkut, Pria di Bekasi Minta Bantuan Damkar Buat Melepas

Iseng Masukan Cincin ke Kelamin hingga Tersangkut, Pria di Bekasi Minta Bantuan Damkar Buat Melepas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke