Salin Artikel

Pro dan Kontra Warga Jakarta Menyikapi Penerapan Tilang ETLE

JAKARTA, KOMPAS.com - Selain menertibkan lalu lintas dengan tilang yang mengerahkan polisi lalu lintas langsung ke jalanan, ada sistem tilang terbaru yaitu tilang elektronik atau tilang ETLE (electronic traffic law enforcement).

Tilang elektronik akan diterapkan di beberapa titik di Jakarta dan Bekasi.

Penerapannya dengan memasang kamera-kamera yang dapat merekam berbagai jenis pelanggaran yang dilakukan pengendara kendaraan bermotor.

Foto dan video pelanggaran yang tertangkap kamera-kamera ETLE akan diverifikasi oleh petugas dan akan dikirim ke rumah pengendara yang melanggar.

Tilang ETLE akan dikhususkan bagi kendaraan berpelat B dengan pelanggaran seperti melanggar rambu, marka jalan, pengendara tak berhelm, dan pengendara yang menggunakan ponsel saat mengendarai kendaraan roda dua.

Saat ditemui kompas.com pada sosialisasi penerapan ETLE, Jumat (2/8/2019), Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono mengungkapkan penerapan tilang ETLE ini diharapkan dapat menurunkan angka kecelakaan hingga 40 persen.

Meskipun Kapolda Metro Jaya mengharapkan penurunan angka kecelakaan dengan tilang ETLE, masyarakat tetap terbagi menjadi kontra dan pro dalam menghadapi tilang ETLE yang direncanakan akan mulai diperluas Februari 2020.

Salah seorang ojek online asal Kebon Jeruk, Jaenal (30) yang sedang menunggu penumpang di depan Pacific Place Mall merasa tilang ETLE ini akan merugikannya dalam mencari dan mendapatkan penumpang.

"Saya kurang suka dengan tilang elektronik ini karena kan saya setiap harinya biasa cari penumpang di daerah Sudirman. Kalau saya lagi lewatin JPO MRT Bundaran Senayan Ratu Plaza (salah satu titik kamera tilang ETLE) sambil megang HP karena kontak sama penumpang bagaimana?" ujar Jaenal.

Berbeda dengan Jaenal, Johan (35) pemuda asal Pondok Gede yang bekerja di kawasan SCBD justru lebih menyukai sistem tilang ETLE.

"Menurut saya lebih enak ya karena enggak perlu berhadapan sama polisi langsung," ujar Johan.

Pemuda lainnya yang berasal dari Pamulang dan juga bekerja di kawasan SCBD, Zaenal (35) berpendapat serupa dengan Johan, yaitu senang dengan adanya tilang ETLE.

"Iya kalau tilang yang ketemu polisi langsung kan suka ada transaksi legal jadi kurang adil aja," ujar Zaenal.

Zaenal dan Johan juga berpendapat kalau tilang ETLE kemungkinan lebih efektif daripada tilang yang mengerahkan pasukan Ditlantas langsung ke jalan.

"Kalau yang ditangkap kamera kan lebih jelas pelanggarannya apa dan hasilnya dikirim ke rumah. Kalau yang ditilang langsung di jalan kadang suka dicari-cari aja kesalahannya, jadi kadang harus ngeluarin duit lagi," ujar Johan.

Melansir dari Kompas Otomotif, total kamera tilang elektronik yang ditargetkan terpasang mencapai 105 unit. Lokasi pemasangan kamera bervariasi. Intinya akan dipasang pada titik-titik yang paling sering terjadi pelanggaran lalu lintas.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/01/29/22444531/pro-dan-kontra-warga-jakarta-menyikapi-penerapan-tilang-etle

Terkini Lainnya

Aksi Gila Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Aksi Gila Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Megapolitan
Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Megapolitan
Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke