Salin Artikel

Nasib Guru Pukul Murid di SMAN 12 Bekasi, Dibela Anak Didik tapi Berujung Dimutasi

Kejadian itu direkam salah satu siswa lalu diunggah oleh mantan siswa ke akun Facebook hingga viral.

Dalam video tersebut tampak sang guru memukul pundak dan kepala dua anak muridnya beberapa kali.

Pemukulan itu juga disaksikan murid-murid lainnya.

Di lapangan itu tampak barisan siswi yang tengah berdiri, sementara barisan siswa tengah jongkok.

Idiyanto memang dikenal temperamental, tetapi sangat disiplin. Selama ini, Idiyanto diberi tugas menjadi wakil kepala sekolah menagani bidang kesiswaan.

Namun, belakangan jabatan itu dicopot lantaran kasus menimpanya. Setelah pencopotan jabatan itu ternyata status Idiyanto dipertimbangkan untuk mengajar di sekolah itu lagi. Lalu bagaimana nasib Idiyanto?

Disarankan untuk dimutasi

Kasus yang menimpa Idiyanto kemudian jadi perhatian banyak orang, termasuk pemerintah.

Ketua Dewan Pendidikan Kota Bekasi, Ali Fauzie pun menyarankan agar Idiyanto dipindahkan dari SMAN 12.

"Itu sudah kita sampaikan, itu jadi kewenangan pihak provinsi tapi kami sudah sampaikan juga kepada pihak sekolah, Pak Wali Kota, karena ini menyangkut masalah ketenangan," ujar Ali saat ditemui di SMAN 12, Kranji, Bekasi, Kamis (13/2/2020).

Ali mengatakan, usul untuk memindahkan Idiyanto itu juga merupakan permintaan salah satu orangtua murid.

Orangtua murid khawatir Idiyanto akan mengulangi kesalahan yang sama jika tetap berada di sekolah itu.

Dibela murid 

Kabar mutasi dari Idiyanto pun terdengar oleh murid-murid SMAN 12.

Sejumlah murid kemudian menggelar unjuk rasa di tengah lapangan pada saat acara hari ulang tahun sekolahnya.

Murid-murid menyatakan jika Idiyanto tak bersalah dalam kasus itu.

Idiyanto memang dikenal sebagai guru yang tegas dalam menegakkan disiplin. Sejumlah murid bahkan menangis meminta gurunya itu untuk tetap mengajar.

Para murid tampak memegang spanduk yang bertuliskan "Kami Siswa-siswi SMAN 12 Cinta Guru Mendidik". Ada pula yang memegang spanduk bertuliskan "Pak Idi Tak Bersalah".

Mereka juga sambil menyanyi "Terima kasih, Pak Idi".

Salah satu murid SMAN 12 yang tak mau disebutkan namanya menilai, Idiyanto memiliki alasan kuat saat memukul sejumlah murid.

Sebab, saat itu ada 172 murid yang terlambat datang ke sekolah. Lalu beberapa murid lainnya tidak mengenakan atribut seragam yang lengkap.

"Itu karena kesalahan kita sendiri. Kita sudah dikasih toleransi sebenarnya, tapi kami tidak datang lebih awal. Dia hanya ingin tertib," kata dia.

"Kami berharap Pak Idi masih ngajar lagi di sini," kata pelajar lain.

Bahkan murid-murid ini juga membuat petisi di website change.org agar Idiyanto tak dipindahkan.

Petisi Itu kemudian sampai saat ini sudah ditandatangani 503 orang.

Hal ini kemudian viral dan banyak diperbincangkan di media sosial.

Melihat pembelaan dari sejumlah anak murid,Kepala Bidang Guru dan Kependidikan Dinas Jabar, Asep Suhanggan mengatakan, permintaan dari murid-murid Idiyanto itu akan jadi pertimbangan pihaknya untuk mempertahankan guru itu tetap mengajar di SMAN 12 Bekasi.

"Ya tentunya saya akan melaporkan hasil apa yang saya temukan di sekolah ke pimpinan kami. Dengan kondisi yang seperti hal-hal yang sifatnya anomali itu tadi ketika ada yang siswanya histeris itu menjadi bagian dari pertimbangan kami," ujar Asep.

Kepala Sekolah SMAN 12 Bekasi, Nani Nuraini pun mengatakan hal yang sama.

Ia mengatakan, unjuk rasa yang digelar anak-anak muridnya kala itu lantaran mereka khawatir kehilangan guru favoritnya.

"Iya mereka sedih, takut kehilangan," ucap dia.

Ridwan Kamil turun tangan

Meskipun pertimbangan berat yang harus diambil Dinas Pendidikan maupun pihak sekolah untuk nasib Idiyanto, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil turun tangan mengambil sikap tegas.

Ia mengatakan, telah memerintahkan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat untuk memberi sanksi tegas kepada guru tersebut.

"Saya sudah perintahkan Dinas Pendidikan dan sudah dilakukan yaitu dipecat sebagai guru dan jabatan di situ akan dilakukan penyelidikan lebih lanjut masuk ranah pidana atau tidak itu sedang diteliti. Tapi per hari ini sesuai perintah saya Kepala Dinas sudah melakukan pemberhentian," ucap Emil.

Dia meminta kepada seluruh tenaga pengajar di Jawa Barat untuk lebih bersabar dalam menghadapi anak didiknya.

Emil menyayangkan insiden kekerasan di lingkungan pendidikan kembali terjadi di Jawa Barat.

Sebagai orangtua siswa, kata dia, guru seharusnya memberi kasih sayang bagi semua siswa.

"Harus dengan rasa sayang karena murid itu melihat guru sebagai orangtua. Maka kalau sebagai orangtua mendidiknya harus dengan kasih sayang bukan kekerasan. Saya imbau supaya semua guru menjdikan peristiwa ini sebagai hikmah dan pelajaran dan tentunya yang bersangkutan sudah diberi tindakan tegas oleh Pemprov," tuturnya.

Idiyanto dimutasi

Setelah perintah Ridwan Kamil, Idiyanto akhirnya diputuskan untuk dimutasi. Hal itu diungkap Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat, Dewi Sartika.

Saat ini Idiyanto resmi tidak lagi mengajar di SMAN 12.

"Sudah diperintahkan kepada saya. Untuk di pindahkan. Diperintahkan tidak menjadi guru di SMA 12," kata Dewi.

Saat ditanyakan Idiyanto nantinya akan dipindah kemana, Dewi enggan berkomentar banyak. Pihak Dinas Pendidikan tengahm emikirkan nantinya nasib dari Idiyanto.

"Selanjutnya sedang kami proses," ujarnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/02/15/10335961/nasib-guru-pukul-murid-di-sman-12-bekasi-dibela-anak-didik-tapi-berujung

Terkini Lainnya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

Megapolitan
Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi 'Online' dan Bayar Utang

Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi "Online" dan Bayar Utang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke