Hal itu ia kemukakan dalam gelar wicara bertajuk "Menghitung Formula Ekonomi-Sosial dari Formula E Jakarta" di bilangan Senayan, Jakarta Selatan, Sabtu (15/2/2020).
Dari data itu, ujar Dwi, terdapat 3,4 juta fans Formula E di Indonesia. Sekitar 54 persennya tinggal di Jabodetabek dan Banten.
"Ini pendapat konsultan global yang punya big data. Beli mahal sekali data ini. Karakternya (fans Formula E di Indonesia dan Jabodetabek) menarik," kata Dwi.
"Demografinya 20-30 tahun, sementara Formula One (F1) 20 sampai ada yang 60 tahun," ia menambahkan.
Dengan demografi usia yang tergolong milenial itu, penggemar Formula E di Jabodetabek dan Indonesia diprediksi akan menjadi kalangan yang produktif ketika masa Bonus Demografi.
Selain itu, dari data yang sama, terpetakan bahwa para penggemar Formula E di Jabodetabek dan Indonesia punya karakteristik tersendiri.
Karakter demografis tersebut, ujar Dwi, selaras dengan karakteristik pasar Formula E selama ini.
Sehingga, helatan Formula E 2020 di Jakarta dianggap tepat karena akan menemukan pasarnya.
"Mereka very technology savvy. Saya dengar teman-teman di Formula E akan bikin aplikasi nanti namanya berupa e-games. Siapa pun penonton Jakarta E-prix (Formula E 2020 Jakarta) nanti ketika masuk dengan aplikasi, dia seolah-olah ikut balapan selama 45 menit," beber Dwi.
"Paling penting, ternyata karakternya (penggemar Formula E di Indonesia dan Jabodetabek) ternyata karakter yang paling banyak dipilih oleh Formula E: orang-orang yang sangat concern terhadap lingkungan hidup," ia menambahkan.
Sebagai informasi, Gelaran Formula E 2020 Jakarta rencananya bakal digelar pada awal Juni 2020 kelak.
Hajatan balap mobil listrik ini akan mengambil jalur lintasan di kawasan Monas, Jakarta Pusat, tepatnya di sisi selatan.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/02/15/20433791/fans-formula-e-disebut-dari-kelompok-milenial-tech-savvy-dan-peduli