Salin Artikel

Eks Calon Independen: Butuh Usaha Luar Biasa Rebut Kekuasaan Wajah Lama di Depok

Partai politik bersatu membentuk koalisi-koalisi. Pada yang bersamaan, sosok muda nonpartai muncul ke permukaan dengan tujuan yang sama, menggantikan kejayaan PKS yang langganan menjabat sebagai wali kota.

Salah satu pasangan nonpartai yang serius dalam hal ini adalah Yurgen Sutarno dan Reza Zaki. Keduanya sempat berencana maju Pilkada Depok lewat jalur independen.

Namun jumlah dukungan warga lewat KTP yang mereka kumpulkan tidak cukup. Keduanya pun gagal mendaftarkan diri lewat jalur independen.

Kini, keduanya menyatakan diri terbuka buat dipinang partai politik sebagai calon kandidat penguasa Depok. Namun, ini bukan perkara gampang.

Reza Zaki mengatakan, mungkin saja dirinya sebagai sosok baru tak cukup memikat bagi partai politik yang masih mengandalkan wajah lama.

Namun jika itu terjadi, Zaki ingin masyarakat melihat fenomena itu.

"Misalnya partai politik masih punya ego untuk memilih muka-muka lama, ya silakan saja. Kami akan sampaikan ke publik bahwa Depok ternyata politiknya seperti ini. Masih sulit," ujar Zaki kepada Kompas.com, Kamis (20/2/2020).

"Artinya jika ingin mengubah sesuatu, saya tidak tahu menyebutnya dinasti atau apa, memang effort-nya luar biasa," imbuh dia.

Zaki menuturkan, mungkin sosok baru seperti dirinya butuh persiapan yang amat panjang untuk memoles citranya di hadapan publik dan partai politik.

Persiapan itu guna meyakinkan publik dan partai politik, bahwa sudah waktunya Depok berbenah dan mengadopsi sesuatu yang baru supaya pemerintahannya bisa berjalan progresif.

"Dan untuk membangun itu, persiapannya mungkin tidak cukup satu tahun," ucap mantan kader Partai Nasdem itu.

Meski demikian, Zaki optimistis ada jalan bagi dirinya dan tokoh muda lain untuk mengubah Depok. Menurutnya politik bisa begitu dinamis. Persiapan yang memakan waktu tahunan, bisa diakselerasi selama publik membutuhkan.

Di mata Zaki, warga Depok kini sedang jenuh karena tidak banyak perubahan di kota itu selama 15 tahun terakhir.

Dia yakin, situasi itu bisa dijawab oleh sosok kejutan seperti dirinya dan beberapa kalangan nonpartai.

Dia berharap bisa menjadi kejutan figur itu.

"Kalau memang target kita ingin meningkatkan partisipasi politik sampai 70 atau 80 persen dari yang sekarang stuck di 50 persen, justru harus punya kejutan figur," jelas Zaki.

"Tanpa kejutan figur, saya pikir akan stagnan partisipasi politik di kota Depok," ia menambahkan.

Adapun hingga hari ini, beberapa poros partai mulai terbentuk jelang Pilkada Depok.

Poros petahana dimotori oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang sudah 3 periode menempatkan usungannya sebagai penguasa Depok. Belakangan, Partai Golkar terus merapat ke poros petahana.

Sementara itu, oposisi PKS jelang Pilkada Depok 2020 merupakan koalisi gemuk yang terdiri dari kubu Gerindra-PDIP dan kubu partai lain seperti Demokrat, PKB, PAN, dan PPP. Namun, kini kedua kubu sepakat berpisah.

Berbekal 20 kursi di parlemen Depok, Gerindra dan PDI-P sepakat bergandengan.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/02/21/11322031/eks-calon-independen-butuh-usaha-luar-biasa-rebut-kekuasaan-wajah-lama-di

Terkini Lainnya

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke