Salin Artikel

4 Dampak Baik Selama Warga Jakarta di Rumah Saja

JAKARTA, KOMPAS.com - Jumat (17/4/2020), hari ini genap satu minggu DKI Jakarta menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Peraturan ini mengharuskan masyarakat di rumah saja demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

PSBB harus dilaksanakan walau banyak yang tidak terbiasa dengan di rumah saja.

Di satu sisi, ada dampak yang mulai terasa semenjak warga Ibu Kota berada di rumah. Kualitas udara yang membaik, solidaritas antarwarga yang menguat selama PSBB, munculnya kelompok-kelompok relawan yang semangat melawan Covid-19 hingga tingginya kepedulian masyarakat kepada tenaga medis, menjadi hal-hal baik selama penerapan PSBB.

1. Kualitas udara Jakarta membaik

Dampak pertama yang bisa dirasakan, yakni membaiknya kondisi udara di Jakarta. Bahkan, kualitas udara sudah mulai membaik sebelum diterapkanya PSBB.

Kala itu masyarakat hanya diimbau untuk tetap di rumah dan membudayakan social distancing.

Komite Penghapusan Bensin Bertimbel (KPBB) melakukan penelitian mengenai kualitas udara Ibu Kota selama 10 hari penerapan instruksi social distancing, yakni pada periode 16-25 Maret 2020.

Masing-masing alat ukur mendeteksi tiga parameter polutan, yakni kandungan karbon monoksida, hidrokarbon, nitrogen dioksida, ozon, sulfur dioksida, serta partikel debu berukuran di bawah 10 mikron.

Dari kelima titik pemantauan pinggir jalan selama periode itu, terlihat kecenderungan kadar polutan menurun tajam dibandingkan hasil pengukuran di lokasi yang sama pada 2011–2019. 

Meski demikian, Direktur Eksekutif KPBB Ahmad Safrudin berujar, perbaikan kualitas udara Jakarta akan semakin cepat terjadi apabila pemerintah memutuskan karantina wilayah. 

“Social/physical distancing memiliki efek positif mengendalikan pencemaran udara dan berpotensi meningkatkan kualitas udara Jakarta menjadi kategori baik pada 5-10 hari ke depan. Ini perlu dilanjutkan dengan tingkat disiplin yang tinggi,” kata Ahmad Safrudin.

2. Solidaritas antarwarga meningkat

Tidak bisa dimungkiri, pemberlakuan PSBB nyatanya sangat berdampak pada perekonomian tiap keluarga. Banyak kepala keluarga mengernyitkan dahi lantaran kebingungan tidak punya pemasukan guna menjaga kompor tetap menyala.

Kondisi tersebut yang membuat hati sebagian orang tergerak untuk membantu mereka-mereka yang mata pencahariaanya "menguap" karena Covid-19.

Bantuan pun datang dalam berbagai bentuk. Dari mulai warteg bekerjasama dengan Aksi Cepat Tanggap untuk membagikan makanan gratis, hingga masyarakat dan yayasan yang membagikan nasi bungkus kepada pekerja nonformal yang masih mengais rezeki di luar rumah.

Seperti yang dilakukan Yayasan Inspirasi Indonesia Membangun. Yayasan ini membagikan 280 paket nasi kotak kepada pekerja  informal seperti pengamen, pedagang, pemulung hingga sopir ojek online yang masih bekerja. 

Nasi bungkus itu dibagikan ke beberapa titik di antaranya Pasar Senen, Bendungan Hilir, Rawasari Cempaka Putih, Margonda, Kukusan, Beji Depok, Palmerah, Bekasi dan Kemanggisan.

Tidak hanya itu, seluruh nasi bungkus itu dibeli dari beberapa warung nasi kecil. Hal tersebut juga bagian dari bantuan untuk para pemilik warung kecil agar mendapatkan pemasukan. 

3. Munculnya relawan melawan Covid-19

Tidak hanya solidaritas antara warga yang mulai mengental, kelompok–kelompok  relawan dengan semangat melawan Covid-19 juga mulai bermunculan. 

Mereka bekerja tanpa pamrih demi membantu pemerintah memangkas rantai penyebaran Covid-19.

Salah satunya kelompok pemuda yang bergabung sebagai relawan Gereja Melawan Covid-19 (GMC19).

Kelompok yang berada di bawah naungan Persektuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) ini bergerak melakukan penyemprotan disinfektan di rumah–rumah ibadah wilayah DKI Jakarta.

Salah satu anggota GMC19, Ruth Angelia Hot Marisi Simanjuntak (23), mengatakan bahwa hal ini merupakan salah satu upaya memberantas wabah Covid-19.

Hingga saat ini, kegiatan mereka masih berlanjut dan tidak akan berhenti sampai pandemi Covid-19 berakhir.

4. Kepedulian tinggi terhadap tenaga medis

Kini ujung tombak penanganan pandemi Covid-19 adalah petugas kesehatan. Inilah yang membuat beberapa elemen masyarkat mulai menaruh perhatian kepada para tenaga medis.

Seperti yang dilakukan Salvation Army Indonesia bersama Yayasan BRIKasih BRI. Mereka  memberikan bantuan konsumsi nasi kotak kepada para tenaga medis di beberapa rumah sakit di Jakarta Pusat.

"Kami mengirimkan bantuan berupa nasi kotak kepada para perawat di RS Cikini dan RSCM Jakarta," kata Humas Salvation Army Indonesia Santi White 

Sedikitnya 100 kotak konsumsi diberikan kepada RSCM dan 100 kotak lagi diberikan kepada pihak RS Cikini.

Pembagian makanan bukan hanya menyasar kepada para tenaga medis, tapi juga kepada para pekerja yang masih mengais rezeki di saat seperti ini.

"Kami bagikan ke tukang ojek dan pemulung di belakang Istiqlal. Anak-anak, jalanan kami bagikan 100 kotak dan ojek online kami bagikan 80 kotak," tambah dia.

Selain dari yayasan, beberapa individu masyarakat juga tergerak untuk membatu kerja tenaga medis. Salah seorang pengusaha mesin laundry banting stir membuat alat ventilator.

Dia adalah Anton Agusta, seorang mekanik ulung yang punya tujuan bantu tenaga medis. Dia ingin membuat ventilator dengan bahan yang mudah didapat dan harga yang terjangaku agar bisa diproduksi masal.

Hal tersebut dirasa perlu lantara ventilator merupakan alat bantu pernapasan yang sangat diperlukan pasien Covid-19. Terlebih jumlahnya di Indonesia masih terbatas.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/04/17/13355851/4-dampak-baik-selama-warga-jakarta-di-rumah-saja

Terkini Lainnya

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke