Jasad tersebut adalah sopir taksi online yang menjadi korban begal.
Korban bernama Ade Bachtiar Rifai (35) tewas usai ditusuk obeng oleh pelaku berinisial I (23).
Mobil korban Honda Brio hitam berpalt nomor B 2939 FKK dibawa kabur pelaku.
Saat ditemukan warga, di tubuh jenazah ada luka di bagian punggung. Berikut rangkuman faktanya:
Dikenali keluarga
Pihak keluarga tahu Ade jadi korban begal dari postingan sejumlah akun di media sosial.
Keluarga kemudian memastikan informasi itu ke Polsek Pulogadung.
Setelah dapat kepastian pihak kepolisian, keluarga kemudian mendatangi RS Polri Kramat Jati tempat jasad Ade.
Kerabat Ade, Feri Riandi (41) mengatakan, Ade baru satu bulan berprofesi sebagai sopir taksi online dan hanya pekerjaan sambilan.
"Dia pengusaha ayam (goreng) Chicago. Jadi sopir taksi sambilan saja, kalau narik juga enggak setiap hari. Jadi enggak kejar setoran banget lah," kata Feri di Kramat Jati.
Mobil Honda Brio yang digunakan Ade jadi kendaraan untuk narik baru dibelinya satu bulan lalu.
Saat hari kejadian, sekira pukul 09.00 WIB, Ade awalnya dapat orderan mengantar penumpang dari wilayah Karawang ke Jakarta.
"Almarhum terakhir komunikasi sama istrinya sekira pukul 14.00 WIB, pas WhatsApp istrinya dia masih di Jakarta. Enggak tahu nganter ke wilayah mana," ujarnya.
Pura-pura jadi penumpang
Setelah penyelidikan, polisi menangkap pelaku. Kronologi dan motif pun terungkap.
Awalnya, pelaku membuat akun taksi online dengan data diri palsu untuk memesan taksi online.
"Pada 29 April membuat satu akun pada salah satu aplikasi taksi online dengan identitas palsu. Nama di situ Bambang dengan nomor telepon yang bukan terverifikasi atas nama miliknya," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus.
Usai membuat akun, keesokkan harinya, I mulai menjalankan aksinya dengan memesan taksi online dari Jalan Samudra pukul 16.00 WIB dan bertujuan ke Jalan Gurame.
I dijemput korban dan mobil menuju tempat tujuan. Kemudian, I yang duduk di kursi belakang, dalam perjalanan, berusaha mencari cara untuk menghabisi korban.
Dia menemukan obeng di kantong kursi belakang mobil korban.
"Dengan obeng itu, dia coba lukai sopir taksi dengan menusuk di bagian belakang pundak dengan obeng," ujar Yusri.
Korban sempat melawan I hingga akhirnya korban keluar dari mobil dengan maksud meminta tolong warga sekitar. Namun, keadaan sepi dan I langsung membawa kabur mobil korban.
"Korban di pinggir jalan tergeletak dalam kondisi berdarah dan meninggal dunia," ujar Yusri.
Ditangkap saat jual ban dan velg
Yusri mengatakan, I tidak berniat menjual mobil korban secara utuh. Pelaku menjual mobil itu dimulai dari ban dan velgnya.
"Karena takut menjual (mobil), yang pertama dijual adalah ban dan velg, empat-empatnya. Dia kemudian minta bantuan kakak ipar, minta dibantu jual velg dan ban," ujar Yusri.
Namun, baru saat sedang menjual ban dan velg itu di kawasan Taman Mini, Jakarta Timur pada Jumat (1/5/2020) lalu, I langsung diringkus polisi.
Terlilit hutang
Yusri menambahkan bahwa masalah ekonomi jadi alasan I nekat menjalankan aksi kejinya tersebut.
Kepada polisi, I mengaku terlilit hutang biaya istrinya yang baru melahirkan.
"Keterangan awal ini masalah ekonomi, dia terdesak karena istri baru melahirkan dan utang ada sekitar Rp 11.000.000 yang harus diselesaikan, ini menurut tersangka," ujar Yusri.
Kendati demikian, polisi tetap menyelidiki kebenaran alasan pelaku melakukan begal.
I kini ditahan di Mapolda Metro Jaya dan atas perbuatannya dia terancam hukuman penjara seumur hidup.
"Pasal 340 KUHP dengan ancamannya kurungan seumur hidup atau paling lama 20 tahun, lalu Pasal 338 dengan ancaman 15 tahun, Pasal 365 ancaman 9 tahun penjara," ujar Yusri.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/05/04/09551971/4-fakta-aksi-begal-yang-menewaskan-sopir-taksi-online-di-rawamangun