Kota Depok secara kumulatif mencatat jumlah kasus positif Covid-19 telah melewati angka 1.000 kasus pada Minggu kemarin kemarin, tepatnya 1.011 kasus. Meski demikian, 77 persen di antaranya sudah dinyatakan pulih dan 3 persen lainnya meninggal dunia.
Total angka itu membuat Kota Depok jadi kota pertama di Jawa Barat dengan laporan kasus positif Covid-19 di atas 1.000 kasus, masuk yang tertinggi di provinsi tersebut (versi Pemprov Jawa Barat 961 kasus, namun dalam situs resmi pikobar.jabarprov.go.id disebutkan bahwa data terbaru kemungkinan hasil laporan 1-2 hari sebelumnya).
Di bawah Depok, menyusul Kota Bekasi (487 kasus versi Pemkot/696 versi Pemprov Jawa Barat), dan Kota Bandung (427 kasus versi Pemprov Jawa Barat).
Tidak diketahui besarnya kasus Covid-19 di Depok disebabkan karena penularan yang tinggi atau jumlah pemeriksaan yang masif seperti halnya di DKI Jakarta.
Sebab, tak seperti DKI Jakarta, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok tidak mengumumkan jumlah tes PCR harian.
(Di bawah ini grafik interaktif kasus Covid-19 di Depok selama PSBB. Sorot titik pada grafik untuk melihat detail waktu dan jumlah kasus.)
Di samping itu, Gugus Tugas Covid-19 Kota Depok juga mengganti istilah orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP), maupun orang tanpa gejala (OTG) sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK. 01.07/MENKES/413/2020.
Kini, di Depok hanya dikenal istilah “kasus suspek” dan “kasus kontak erat”.
Dari dokumen Keputusan Menteri Kesehatan yang dikutip Kompas.com, “kasus suspek” merupakan istilah bagi kasus PDP – pasien dengan ISPA maupun gejala ISPA/pneumonia berat karena kontak erat dengan pasien positif Covid-19, baru bepergian dari wilayah terjangkit Covid-19, atau tanpa penyebab klinis yang meyakinkan.
Sementara itu, kasus kontak erat merupakan orang-orang yang pernah berhubungan langsung dengan pasien positif Covid-19 atau merawat mereka.
Namun, tak seperti biasa, Pemkot Depok kali ini tidak mengumumkan jumlah kematian kasus PDP atau yang kini disebut sebagai “kasus probabel”.
Keterbukaan data kematian PDP termasuk dalam anjuran WHO, karena para korban kemungkinan terjangkit Covid-19, namun belum sempat dites di laboratorium hingga saat meninggal dunia.
Berikut rincian perkembangan terkini kasus Covid-19 di Depok hingga Senin ini.
Kasus kumulatif (keseluruhan)
1. Pasien positif: 1.011 (bertambah 19)
- 3 kasus konfirmasi dari Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Depok
- 6 kasus konfirmasi dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta
- 1 kasus konfirmasi dari Dinas Kesehatan Jawa Barat
- 3 kasus konfirmasi dari Laboratorium RS Universitas Indonesia
- 2 kasus konfirmasi dari RSUD Kota Depok
- 4 kasus konfirmasi dari BBTKLPP DKI Jakarta
2. Pulih: 779 (bertambah 10)
3. Wafat: 2 (bertambah 2)
4. PDP wafat/probabel: 122 (data terakhir per 19 Juli 2020)
Kasus aktif (sedang dirawat/ditangani, dipantau, dan diawasi)
1. Pasien positif sedang dirawat: 193 (bertambah 6)
2. Kontak erat aktif: 453
3. Suspek aktif: 502
4. OTG (Kontak Erat) sedang dipantau: 453 (bertambah 17)
5. ODP sedang dipantau: 412 (bertambah 8)
6. PDP sedang diawasi: 180 (berkurang 1)
Terkait kasus Covid-19, warga Depok dapat menghubungi call center nomor darurat di nomor 112 dan 119. Untuk pertanyaan umum, warga Depok bisa menelepon nomor 08111232222.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/07/20/23245591/kasus-covid-19-di-depok-tembus-1000-tertinggi-di-jawa-barat