Ia menyampaikan, hal tersebut berdasarkan data penelusuran selama 2 pekan, dengan data terakhir pada 23 Agustus 2020.
"Berdasarkan data distribusi kasus konfirmasi positif, pada periode minggu ke-24 dan ke-25 terdapat lebih dari 70 persen kasus bersumber dari imported case," jelas dia melalui keterangan resmi, Minggu (30/8/2020) malam.
Periode pekan ke-24 mengambil kurun waktu pada 10-16 Agustus 2020. Data Pemerintah Kota Depok menyebutkan, ada 71,11 persen imported case.
Sisa 28,89 persennya merupakan penularan secara lokal.
Periode pekan ke-25 mengambil kurun waktu pada 17-23 Agustus 2020. Data Pemerintah Kota Depok menyebutkan, ada 128 kasus atau 73,14 persen imported case.
Sisa 47 kasus atau 26,86 persennya merupakan penularan secara lokal.
"Kasus imported case ini berasal dari klaster perkantoran dan tempat kerja, yang berdampak pada penularan di dalam keluarga," kata Idris.
Peningkatan signifikan kasus Covid-19 di Depok membuat kota tersebut menerapkan kebijakan serupa "jam malam" mulai Senin ini.
Idris menyebut kebijakan tersebut sebagai "pembatasan aktivitas warga".
Hal ini diberlakukan dengan harapan sanggup mengendalikan peningkatan dan penyebaran kasus Covid-19 di Depok.
Selain membatasi aktivitas warga, waktu operasional layanan secara langsung di beberapa lokasi juga bakal dibatasi.
"Pembatasan operasional layanan secara langsung di toko, rumah makan, kafe, minimarket, minimarket, supermarket dan mal sampai dengan pukul 18.00 WIB," ujar dia.
"Khusus untuk layanan antar dapat dilakukan hingga pukul 21.00 WIB," tambah Idris.
Sementara itu, aktivitas warga dilakukan pembatasan maksimum pukul 20.00 WIB.
Namun, Idris tidak menjelaskan bagaimana mekanisme pemantauan dan pengawasan kebijakan ini.
Sebagai informasi, kasus Covid-19 di Kota Depok mulai melonjak signifikan sejak 31 Juli 2020 lalu.
Hingga data terakhir diperbarui kemarin, Pemerintah Kota Depok telah melaporkan 2.152 kasus positif Covid-19, tertinggi di Jawa Barat.
Sebanyak 1.482 di antaranya dinyatakan pulih dan 76 sisanya meninggal dunia.
Dari jumlah itu, sebanyak 594 pasien kini sedang ditangani (kasus aktif), baik isolasi mandiri maupun dirawat di rumah sakit.
Jumlah itu lebih dari 3 kali lipat angka kasus aktif sebelum lonjakan, yakni 187 pasien pada 30 Juli 2020.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/08/31/08075831/wali-kota-depok-sebut-kasus-covid-19-didominasi-klaster-perkantoran