Bahkan dalam dua hari berturut-turut mencapai angka 1.000 kasus, tepatnya bertambah 1.114 pada 30 Agustus dan bertambah 1.029 pada 31 Agustus 2020.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kerap kali menyebutkan tingginya angka ini karena tes swab yang masif dilakukan.
"Bahkan hari kemarin, hari Minggu, di laporan itu 43 persen dari testing seluruh Indonesia itu dilakukan di Jakarta. Konsekuensinya angka positif menjadi lebih banyak. Ya karena kita melakukan testing," ujar Gubernur DKI Anies Baswedan, Senin (31/8/2020).
Karena jumlah kasus yang naik, maka otomatis positivity rate juga turut naik.
Positivity rate adalah rasio antara jumlah orang yang mendapat hasil positif lewat tes corona dengan total jumlah tes.
Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) menetapkan standar positivity rate sebesar 5 persen.
Positivity rate harian pada 30 Agustus, yaitu 13,5 persen.
Bahkan pada sepekan terakhir positivity rate terus naik. Rinciannya sebagai berikut:
1. 24 Agustus : 7,9 persen
2. 25 Agustus : 6,5 persen
3. 26 Agustus : 8,7 persen
4. 27 Agustus : 9,4 persen
5. 28 Agustus : 11,6 persen
6. 29 Agustus : 13,2 persen
7. 30 Agustus : 13,5 persen
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia mengatakan, kalkulasi positivity rate selama sepekan terakhir adalah 9,7 persen.
"Untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 9,7 persen, sedangkan persentase kasus positif secara total sebesar 6,3 persen. WHO juga menetapkan standar persentase kasus positif tidak lebih dari 5 persen," kata Dwi.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/09/01/07570131/kasus-covid-19-di-jakarta-melonjak-positivity-rate-harian-hingga-135