Salin Artikel

Rem Darurat, PSBB Jakarta, dan Pengaruhnya untuk Bekasi...

Penerapan PSBB transisi di Jakarta pun dicabut dan PSBB secara ketat kembali diterapkan mulai 14 September 2020.

Keputusan itu diambil setelah mempertimbangkan sejumlah faktor, di antaranya ketersediaan tempat tidur rumah sakit yang hampir penuh, tren kasus aktif di yang kembali meningkat, dan angka pemakaman berdasarkan protap Covid-19 yang juga ikut meningkat.

Lalu bagaimana kondisi terkini Covid-19 di Kota Bekasi?

Menjadi daerah penyangga DKI Jakarta, Kota Bekasi juga mengalami kondisi yang sama. Kenaikan kasus Covid-19 muncul ketika PSBB mulai dilonggarkan, terutama pada dua bulan belakangan ini.

Terakhir, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengumumkan hingga per 6 September 2020 lalu ada 2.072 kasus Covid-19 di wilayahnya.

Padahal tanggal 18 Agustus lalu, Pemkot Bekasi baru saja mengumumkan ada 1.324 jumlah kumulatif pasien Covid-19.

Dengan begitu, selama kurang lebih sebulan belakangan ini angka Covid-19 di Kota Bekasi bertambah 748 kasus. Jika dihitung rata-ratanya, ada 24 orang yang penambahan pasien positif Covid-19 per harinya.

Dari kumulatif pasien Covid-19 tersebut, ada 254 kasus positif Covid-19 yang masih aktif (207 pasien jalani isolasi mandiri dan 47 dirawat).

Rahmat mengaku, kini kapasitas tempat tidur isolasi rumah sakit di wilayahnya juga hampir penuh.

Apalagi jika pasien yang isolasi mandiri seluruhnya dipindah ke rumah sakit, maka pasien tersebut tak akan dapat ditampung seluruhnya.

Pasalnya Kota Bekasi hanya memiliki 198 tempat tidur isolasi dari 45 rumah sakit rujukan di Bekasi.

Bahkan Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto memprediksi pekan depan merupakan puncak keterisian pasien Covid-19 di rumah sakit.

Pasalnya kondisi rumah sakit tinggal sekitar 198 (sebelumnya 180) tempat tidur lagi untuk pasien Covid-19.

Hal itu mengingat penularan Covid-19 di wilayahnya kini makin cepat melalui airbone atau udara. Dengan begitu, Pemkot Bekasi menyiapkan 55 hingga 100 tempat tidur isolasi di Stadion Patriot.

“Kalau misalnya tiap hari kasus ini naik per harinya 40 pasien ya, tujuh hari kedepan ada 280 pasien. Sementara, kemampuan rumah sakit kita tidak mencukupi, makanya akan menggunakan yang ada di Stadion Patriot (tempat isolasi),” ucap Tri.

Pasien Covid-19 yang meningkat juga berdampak pada peningkatan jumlah jenazah yang dimakamkan dengan protokol Covid-19.

Pasalnya, belakangan ini jumlah jenazah tersebut meningkat seperti awal-awal munculnya Covid-19.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) TPU Disperkimtan Kota Bekasi, Yayan Sopian mengaku tukang gali pemakaman di TPU Paduerenan (rujukan makam untuk protokol pasien Covid-19) mengatakan, per harinya ada empat sampai enam jenazah yang dimakamkan dengan protokol Covid-19.

Padahal sebelumnya, jenazah yang dimakamkan dengan protokol Covid-19 sempat stagnan.

“Pas Mei mah sudah mulai satu satu jenazah yang dibawa ke makam. Nah sekarang jadi banyak lagi, tiap malam ada aja rumah sakit yang telepon kirim jenazah untuk dimakamkan. Ada tiga, empat jenazah lah yang dimakamkan per harinya lah,” ucap Yayan.

Apakah Kota Bekasi akan ikuti DKI Jakarta tarik rem kedaruratan?

Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto mengatakan, Senin (13/9/2020) depan akan diputuskan apakah di wilayahnya akan kembali menerapkan PSBB total.

Kondisi perkembangan kasus Covid-19 pun sudah diceritakan Pemkot Bekasi ke Gubernur DKI Jakarta melalui rapat koordinasi Kepala Daerah terkait penindaklanjutan penerapan kembali PSBB Ibu Kota.

Tri menyampaikan kondisi Covid-19 di wilayah-wilayah perbatasan DKI Jakarta akan dikoordinasikan dengan Pemerintah Pusat untuk mempertimbangkan apakah akan ikut terapkan PSBB seperti awal kembali.

“Kan Senin diputuskan (apakah harus PSBB total atau tidak), mungkin tidak tahu Pak Gubernur dapat, kemudian melakukan konsolidasi dengan Pemerintah Pusat baru diputuskan apa (kebijakan yang diambil),” ujar Tri.

Ia mengatakan, Pemprov Jabar menyarankan untuk menangani Covid-19 di Kota Bekasi dengan kebijakan komprehensif.

Pasalnya Kota Bekasi bertetanggaan dengan DKI Jakarta. Sebab saat ini DKI Jakarta sebagai episentrum Covid-19.

Meski demikian, apapun keputusannya Senin depan nanti, pihaknya masih memantau peningkatan kasus Covid-19 di wilayahnya.

“Senin kita akan rapat koordinasi terkait (PSBB total) dengan tiga pilar yang ada, seluruh gugus tugas akan kita intervensi memantau pergerakan Covid-19,” tutur dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/09/11/06590701/rem-darurat-psbb-jakarta-dan-pengaruhnya-untuk-bekasi

Terkini Lainnya

Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Megapolitan
TikToker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

TikToker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Megapolitan
Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Megapolitan
Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Megapolitan
Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Megapolitan
Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Megapolitan
Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Megapolitan
PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke