Salin Artikel

Kekurangan Personil, Jadi Alasan Pelaku Usaha Masih Melanggar PPKM di Kecamatan Cipondoh

TANGERANG, KOMPAS.com - Camat Cipondoh Rizal Ridolloh mengaku kekurangan personel untuk mengecek kondisi seluruh pelaku usaha yang ada di wilayahnya.

Oleh sebab itu, masih didapati warung yang melayani pembeli di atas batas waktu jam buka usaha yang ditentukan yaitu pukul 19.00 WIB, Sabtu (16/1/2021).

"Kalau kekurangan personel, iya lah. Pasti," kata Rizal ketika dikonfirmasi melalui telfon, Minggu (17/1/2021) siang.

Sebagai contoh warung tenda di sepanjang Jalan KH Hasyim Ashari atau pedagang yang menggunakan gerobak di sepanjang Jalan Maulana Hasanudin.

Dari pantauan Kompas.com, mereka yang masih membuka jualannya usai pukul 19.00 WIB kebanyakan adalah penjual makanan. Baik itu makanan berat, ringan dan bahkan penjual buah-buahan.

Padahal, sesuai instruksi Kementerian Dalam Negeri No 1 Tahun 2021, jam operasional penjual makanan baik itu warung, rumah makan, dan lainnya hanya sampai pukul 19.00 WIB.

Rizal lantas mengungkapkan, pihaknya sebenarnya telah melakukan penyisiran di jalan utama wilayah kecamatannya selama PPKM diberlakukan.

Ada juga pegawai-pegawai dari 10 kantor kelurahan yang berada di wilayah administarif Kecamatan Cipondoh dikerahkan untuk melakukan peninjauan langsung.

"Kami dari kelurahan hanya menyisir jalan utama. Kalau gang dan perkampungan, itu kelurahan," ucap dia.

"Kalau bicara kurang personel, dengan luas seperti itu (10 kelurahan), ya jelas kurang," lanjut Rizal.

Alasan lainnya, dalin Rizal, tim yang melakukan patroli belum sempat menyentuh area yang masih digunakan pelaku usaha untuk berjualan di atas jam yang ditentukan karena luasnya Kecamatan Cipondoh.

"Kebetulan mungkin tim yang berpatroli masih belum lewat situ," tuturnya.

Selain itu, Rizal juga mengaku bahwa ia kerap kali menemukan sebuah warung atau rumah makan yang membuka kembali tokonya usai disuruh tutup.

Lalu, tim yang berpatroli sempat memberikan teguran keras ke beberapa pelaku usaha yang membuka kembali tokonya.

"Lampunya dimatikan. Tapi setelah kami balik lagi, dia nyalain lagi (lampunya). Kalau yang seperti itu, kami berikan teguran keras," kata dia.

Namun, ia mengaku bahwa pihaknya belum pernah memberikan sanksi administarif. Hanya sebatas teguran keras berupa lisan saja.

Kendati demikian, ada kemungkinan dirinya akan memberi sanksi administarif pada pelaku usaha yang terus-menerus melakukan pelanggaran.

"Ya mungkin saja kami berikan denda. Tapi memang selama ini belum pernah," papar Rizal.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/01/17/16192691/kekurangan-personil-jadi-alasan-pelaku-usaha-masih-melanggar-ppkm-di

Terkini Lainnya

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Megapolitan
Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke