JAKARTA, KOMPAS.com - Grafik kasus Covid-19 di DKI Jakarta belum menunjukkan tanda penurunan dalam sepekan pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Provinsi DKI Jakarta memberlakukan PSBB mengikuti kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat. PSBB di Jakarta diberlakukan mulai 11 hingga 25 Januari 2021.
Data yang dihimpun dari Instagram @dkijakarta menggambarkan tren kasus aktif hingga kematian akibat Covid-19 di Ibu Kota meningkat dalam sepekan pemberlakuan PSBB.
Lonjakan Kasus Tertinggi
Provinsi DKI Jakarta mencatat penambahan kasus tertinggi pada Sabtu (16/1/2021) yakni 3.536 kasus. Angka tersebut merupakan data tertinggi sejak awal pandemi Covid-19 pada Maret 2020.
Sementara, dalam sepekan terakhir, kasus Covid-19 di Ibu Kota bertambah sebesar 21.243 kasus. Berikut rinciannya:
11 Januari: 2.461 kasus
12 Januari: 2.669 kasus
13 Januari: 3.476 kasus
14 Januari: 3.165 kasus
15 Januari: 2.541 kasus
16 Januari: 3.536 kasus
17 Januari: 3.395 kasus
Hingga Minggu (17/1/2021) kemarin, total kasus Covid-19 di Jakarta adalah 227.365 kasus. Dari jumlah tersebut, 201.907 orang dinyatakan sembuh dengan tingkat kesembuhan sebesar 88,8 persen.
Sementara itu, 3.779 orang dilaporkan meninggal dunia dengan tingkat kematian sebesar 1,7 persen.
Kasus Aktif Meningkat 21 Persen
Saat ini, tercatat 21.679 kasus aktif di Ibu Kota. Artinya, mereka sedang menjalani perawatan atau isolasi mandiri.
Sedangkan, pada 11 Januari 2021, kasus aktif Covid-19 di Jakarta tercatat sebanyak 17.946 pasien. Artinya, jumlah kasus aktif di Ibu Kota naik sebanyak 21 persen dalam sepekan terakhir.
Angka tersebut menurun dibandingkan dari penambahan kasus aktif pada minggu sebelumnya yakni periode 4-10 Januari.
Pada 4 Januari, tercatat 14.670 kasus aktif di Ibu Kota. Sedangkan, kasus aktif pada 10 Januari adalah 18.029 kasus. Artinya, ada penambahan kasus aktif sebesar 23 persen.
Seluruh kelurahan di DKI Jakarta juga memiliki kasus aktif Covid-19 per 17 Januari 2020. Berikut 10 kelurahan dengan kasus aktif Covid-19 di Jakarta:
Kasus Kematian Meningkat 74 Persen
Dalam satu minggu terakhir yakni tanggal 11-17 Januari 2021, kasus kematian akibat Covid-19 di Ibu Kota bertambah 262 kasus.
Artinya, ada peningkatan angka kematian sebesar 74 persen dalam rentang satu pekan.
Berikut rincian kasus kematian akibat Covid-19 di Jakarta dalam sepekan terakhir:
11 Januari: 34 meninggal dunia
12 Januari: 38 meninggal dunia
13 Januari: 45 meninggal dunia
14 Januari: 41 meninggal dunia
15 Januari: 35 meninggal dunia
16 Januari: 35 meninggal dunia
17 Januari : 34 meninggal dunia
Angka kematian periode 11-17 Januari lebih tinggi dibanding pekan sebelumnya. Pasalnya, pada periode 4-10 Januari, ada peningkatan kematian akibat Covid-19 sebesar 172 kasus atau 51 persen. Berikut rinciannya:
4 Januari: 24 Meninggal
5 Januari: 23 Meninggal
6 Januari: 18 Meninggal
7 Januari: 25 Meninggal
8 Januari: 28 Meninggal
9 Januari: 22 Meninggal
10 Januari: 32 Meninggal
Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengakui, salah satu penyebab meningkatnya angka kematian pasien Covid-19 adalah fasilitas kesehatan yang tidak lagi mampu menampung lonjakan kasus.
Sebab, keterisian tempat tidur isolasi pasien Covid-19 di Ibu Kota per tanggal 14 Januari adalah 88 persen. Sedangkan untuk tempat tidur Intensive Care Unit (ICU) sudah terisi 83 persen.
"Mungkin itu (faskes yang tidak lagi mampu menampung lonjakan kasus Covid-19) salah satu (penyebabnya)," ujar Kelapa Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan DKI Jakarta Weningtyas Purnomorini, Jumat (15/1/2021).
Namun, Weningtyas juga mengungkap kemungkinan faktor lain yang menjadi penyebab meningkatnya angka kematian akibat Covid-19 di Ibu Kota.
"Manivestasi klinisnya juga berbeda-beda kan, mungkin juga (meninggal karena) komorbid. Banyak faktor sebenernya," ujar Weningtyas, tanpa memberi penjelasan lebih lanjut.
Analisis Epidemiolog
Epidemiolog dari Griffith University di Australia, Dicky Budiman, mengatakan penyebab lonjakan kasus Covid-19 bukan hanya karena libur natal dan tahun baru, melainkan akumulasi dari peristiwa besar lainnya.
Salah satunya adalah Pilkada serentak yang dilaksanakan 9 Desember 2020 lalu.
Oleh karena itu, Dicky mengimbau masyarakat untuk selalu menerapkan 5M, yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.
Langkah 3M itu harus dibarengi dengan peningkatan 3T (testing, tracing dan treatment) oleh pemerintah.
Menurut Dicky, program vaksinasi yang saat ini sudah dimulai di beberapa daerah, termasuk DKI Jakarta, hanya salah satu bagian dari upaya menyelesaikan pandemi Covid-19.
"Dengan belum adanya kepastian tingkat kemampuan vaksin (dalam mengenyahkan Covid-19), tentu kita harus terus melakukan strategi yang sangat vital, penting, fundamental, yaitu 3T dan 5M," ujar Dicky.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/01/18/12473301/sepekan-psbb-jakarta-kasus-aktif-hingga-kematian-akibat-covid-19