Salin Artikel

Epidemiolog Nilai KPEN Jadi Toksik Penanganan Covid-19: Bubarkan Saja!

Banyak kebijakan pengendalian kasus Covid-19 yang justru longgar atau malah bertabrakan dengan kebijakan yang diambil KPEN.

"Saya bilang KPEN kan bubarkan saja, karena sudah jadi toksik diracuni dengan kepentingan, bukan pandemi," ujar Pandu saat dihubungi melalui telepon, Rabu (10/2/2021).

Pasalnya, kata Pandu, KPEN tersebut seringkali mengusulkan kebijakan yang mementingkan pembangunan ekonomi ketimbang penanganan Covid-19.

Misalnya saja, kata Pandu, pelonggaran-pelonggaran jam operasional pusat perbelanjaan dan mall di masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) saat ini.

Sehingga penanganan Covid-19 dirasa sama sekali tidak maksimal lantaran lebih mementingkan pemulihan ekonomi.

"Orang-orang KPEN-nya itu juga adalah pengusaha, anggota DPR kan sebagian pengusaha juga. Jadi memang republik ini enggak mikirin pandemi," tutur Pandu.

Dia bahkan menekankan agar masyarakat tak lagi berharap banyak kepada pemerintah terkait pengendalian penyebaran Covid-19.

Masyarakat harus mandiri melindungi diri sendiri agar tidak tertular dan tidak menularkan Covid-19.

"Jadi peran serta masyarakat sekarang penting, karena masyarakat sudah nggak bisa ngarepin pemerintah berbuat sesuatu yang bisa mencegah penularan di masyarakat," tutur Pandu.

Dia juga berharap agar pemerintah tidak lagi memberlakukan PPKM jika pelaksanaan pengetatan seperti bohong belaka.


"Enggak usah ada PPKM! menurut saya udah stop aja dan sekarang fokus pada pelibatan masyarakat aja. Karena buat apa pengetatan tapi bohongan," tutur Pandu.

Untuk diketahui, Presiden Joko Widodo sebelumnya mengkritik Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dianggapnya berjalan tidak efektif. Hal ini terbukti dengan semakin seringnya rekor lonjakan kasus positif hingga rekor angka kematian selama periode itu.

Pemerintah pusat pun kemudian mengubah model PPKM menjadi PPKM Mikro. Namun, konsep ini mendapat kritik pedas dari banyak epidemiolog dan kalangan medis.

Hal ini karena PPKM Mikro justru memberikan ruang yang lebih longgar yang membuat penularan kasus akan semakin tak terkendali.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/02/10/13093211/epidemiolog-nilai-kpen-jadi-toksik-penanganan-covid-19-bubarkan-saja

Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Megapolitan
PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

Megapolitan
KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

Megapolitan
Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Megapolitan
3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

Megapolitan
LPSK Dorong Pemenuhan Akomodasi Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan, Termasuk Perlindungan

LPSK Dorong Pemenuhan Akomodasi Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan, Termasuk Perlindungan

Megapolitan
Pemkot Jakbar Imbau Warga dengan Ekonomi Mampu Tak Beli Elpiji 3 Kg

Pemkot Jakbar Imbau Warga dengan Ekonomi Mampu Tak Beli Elpiji 3 Kg

Megapolitan
Jasad Wanita di Selokan Jalan Juanda Bekasi, Korban Telah Hilang Selama 4 Hari

Jasad Wanita di Selokan Jalan Juanda Bekasi, Korban Telah Hilang Selama 4 Hari

Megapolitan
Jasad Perempuan Ditemukan di Selokan Bekasi, Polisi: Sempat Terlihat Sempoyongan

Jasad Perempuan Ditemukan di Selokan Bekasi, Polisi: Sempat Terlihat Sempoyongan

Megapolitan
Rubicon Mario Dandy Belum Juga Laku di Lelang meski Harganya Telah Dikorting

Rubicon Mario Dandy Belum Juga Laku di Lelang meski Harganya Telah Dikorting

Megapolitan
Remaja Perempuan Direkam Ibu Saat Bersetubuh dengan Pacar, KPAI Pastikan Korban Diberi Perlindungan

Remaja Perempuan Direkam Ibu Saat Bersetubuh dengan Pacar, KPAI Pastikan Korban Diberi Perlindungan

Megapolitan
Eks Warga Kampung Bayam Sepakat Pindah ke Hunian Sementara di Ancol

Eks Warga Kampung Bayam Sepakat Pindah ke Hunian Sementara di Ancol

Megapolitan
Kronologi Komplotan Remaja Salah Bacok Korban saat Hendak Tawuran di Cimanggis Depok

Kronologi Komplotan Remaja Salah Bacok Korban saat Hendak Tawuran di Cimanggis Depok

Megapolitan
Sampah Menggunung di TPS Kembangan, Ketua RT Sebut Kekurangan Petugas untuk Memilah

Sampah Menggunung di TPS Kembangan, Ketua RT Sebut Kekurangan Petugas untuk Memilah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke