Salin Artikel

Saat Anies Klaim Kemacetan dan Polusi di Jakarta Berkurang. . .

JAKARTA, KOMPAS.com - Belum lama ini, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan di depan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa Jakarta berhasil mengurangi kemacetan di 2020.

"Izinkan kami melaporkan bahwa Jakarta pada tahun 2020 ini keluar dari daftar 10 besar kota termacet di dunia," ujar Anies di Istana Negara, Selasa (9/2/2021).

Berdasarkan penilaian yang dilakukan secara berkala oleh TomTom Traffic Index, Jakarta berada di urutan ke-31 dari 216 kota besar di dunia.

Di tahun sebelumnya, Jakarta berada di posisi ke-10 kota.

Rata-rata kemacetan Jakarta pada 2020 berada di angka 36 persen, atau jauh berkurang dibandingkan angka rata-rata 2019, yakni 53 persen.

Sementara itu, di lain kesempatan, Anies mengatakan bahwa kualitas udara Ibu Kota membaik seiring terjadinya perubahan perilaku masyarakat, dari menggunakan kendaraan pribadi ke transportasi umum atau sepeda.

"Prasarana transportasi dan mobilitas umum terus dikembangkan. Kami juga mengerjakan perluasan MRT, BRT, LRT, revitalisasi trotoar, integrasi berbagai moda transportasi, dan pengembangan jalur khusus sepeda," tulis Anies dalam akun Facebooknya, Sabtu (13/2/2021).

PSBB berperan besar dalam kurangi kemacetan dan polusi

Anies menyadari bahwa pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di tengah pandemi Covid-19 turut berkontribusi dalam perbaikan kualitas lingkungan di Jakarta.

"PSBB membawa dampak positif bagi lingkungan. Terbukti dengan langit biru cerah, berkurangnya polutan dan membaiknya kualitas udara," ujarnya dalam status Facebook tersebut.

Sementara itu, berdasarkan penilaian TomTom Traffic Index, terlihat bahwa kemacetan di Jakarta berkurang saat PSBB ketat diterapkan sejak Maret tahun lalu.

Rata-rata kemacetan Jakarta yang sempat mencapai angka 61 persen pada Februari 2020 turun menjadi 44 persen di bulan Maret 2020.

Indonesia mengumumkan kasus Covid-19 pertamanya di bulan Maret 2020, yang menyebabkan pergerakan manusia terpantau menurun.

Tingkat kemacetan menurun drastis mencapai 11 persen di bulan April 2020 saat PSBB pertama kali diterapkan.

Kemacetan naik perlahan di bulan-bulan setelahnya karena banyak masyarakat mulai melanggar protokol kesehatan dan ketetapan pembatasan dalam PSBB.

Namun, dengan diberlakukannya PSBB tersebut, rata-rata tingkat kemacetan DKI Jakarta di tahun 2020 hanya mencapai 36 persen saja, atau lebih rendah 17 persen dari tahun sebelumnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/02/14/11142671/saat-anies-klaim-kemacetan-dan-polusi-di-jakarta-berkurang

Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke