Lemparan batu dini hari tadi menyebabkan kaca jendela rumah Slamet pecah. Orang-orang tak dikenal melempar batu dari jarak sekitar 2 meter dari jendela sasaran sekitar pukul 01.59 WIB.
"Pelakunya 4 orang, pakai 2 motor. Semua rapat, pakai helm, masuk dari arah sini (depan kompleks), lalu berputar, sampai sini lagi dia lempar, dia lari," ujar Slamet, Kamis (1/4/2021).
Berikut Kompas.com merangkum beberapa hal mengenai peristiwa ini:
1. Kali ketiga terjadi
Kasus serupa sebelumnya pernah terjadi pada Februari 2020. Mirip dengan peristiwa kemarin, orang tak dikenal menaiki motor lalu melempar kaca jendela yang sama dengan batu hingga pecah.
Kemudian, pada Desember 2020, orang tak dikenal juga sempat merusak mobil miliknya di garasi rumahnya.
"Patut diduga pelakunya sama antara teror pertama, kedua, dan ketiga, karena modusnya hampir sama, caranya sama, jumlahnya pun sama," kata Slamet.
"Selalu (pelaku) berjumlah 4 yang eksekutornya. Jamnya yang jelas semua dini hari. Yang pertama itu sekitar jam 03.00 lewat, kalau yang kedua 02.59, sekarang 01.59. Jadi sekitar jam 2-an lah rata-rata sampai sebelum subuh," ungkapnya.
Ingatan mengenai peristiwa teror sebelumnya juga membuat Slamet sempat terjaga cukup lama kemarin.
"Saya tungguin juga, jangan-jangan kayak dulu, balik lagi, karena dulu kan balik lagi. Ternyata tidak. Sampai dengan azan subuh kita tungguin CCTV, 4 orang dan 2 motor itu tidak balik lagi," jelas Slamet.
Slamet memastikan, tidak ada seorang pun yang terluka akibat insiden ini.
2. Motif pelaku dipertanyakan
Lantaran sudah tiga kali aksi teror terjadi, Slamet pun mempertanyakan motif dari rentetan penyerangan itu terjadi.
"Yang pertama mungkin ada motif politik karena waktu itu mau aksi besar soal mega korupsi. Kemudian, (teror) yang kedua pun setelah Habib Rizieq pulang, apakah ada kaitannya dengan itu," ujar Slamet menerangkan dugaannya kepada wartawan, Kamis.
"Yang ketiga ini kita bingung, karena tidak ada apa-apa, justru kita sedang cooling down, sedang Ingin tidak ada kegaduhan, sedang menghadapi Covid-19, tapi tahu-tahu teror itu muncul lagi," ia menambahkan.
Kebingungan Slamet semakin bertambah sebab belakangan ini sedang terjadi teror berskala nasional, sebut saja pengeboman gereja di Makassar, Sulawesi Selatan, serta penyerangan Mabes Polri di Jakarta.
"Itu saya tidak paham, ya, ada atau tidakada kaitan. Saya juga bingung, apa kaitannya?" kata dia.
Slamet pun menepis jika teror itu berkaitan dengan persoalan pribadi.
"Saya sendiri juga bingung persoalan apa. Temuin saja (jika) ada persoalan apa, kalau kita berhadapan kan lebih gentle begitu, kalau begini kan kita jadi menerka-nerka," sebutnya.
"Karena masalah pribadi juga kita tidak sedang punya persoalan pribadi, seingat saya," tutup Slamet.
3. Dua peristiwa sebelumnya belum terungkap
Slamet menyoroti tiga kali peristiwa teror yang hingga kini belum jelas juntrungannya.
"Sebetulnya yang malu bukan saya, tapi yang malu pihak kepolisian," ujar Slamet.
Ia mengatakan, 2 kasus pertama sudah dilaporkan ke kepolisian. Slamet mengeklaim dirinya telah melakukan proses BAP pada kasus kedua, bahkan Polres Metro Depok dan Polda Metro Jaya disebut ikut turun tangan.
"Akhirnya saya sebagai warga negara sekarang agak bingung kepada siapa lagi minta perlindungan, karena sudah dua kali juga kita laporkan tapi masih kejadian," kata Slamet.
"Kita berharap yang ketiga bisa diungkap, mudah-mudahan dari CCTV plat nomornya bisa terbaca dan sebagainya, dan ke pihak kepolisian lah kita serahkan. Kita sangat harapkan supaya tidak kejadian terulang lagi," lanjutnya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/04/02/17130071/ketika-rumah-ketum-p-212-slamet-maarif-dilempari-batu-lagi-