Salin Artikel

Pembunuhan PSK di Kamar Hotel Menteng: Korban Bersetubuh dengan Pelaku, lalu Dicekik dan Dirampok

Korban ditemukan di atas tempat tidur dalam kondisi terlentang tanpa busana, ditutupi dengan tiga buah bantal di atas kepala korban.

Penemuan jasad ini diawali dari kecurigaan teman korban yang mencoba menghubunginya, tetapi tidak direspons.

Selanjutnya, teman korban dibantu petugas sekuriti hotel mencoba membuka salah satu pintu kamar yang dihuni korban.

Begitu pintu kamar nomor 110 itu dibuka, mereka kaget melihat korban sudah terbujur kaku di atas ranjang.

Diketahui, korban berinisial IWA, seorang wanita panggilan atau pekerja seks komersial (PSK).

Polisi memastikan bahwa IWA dibunuh.

Motif pelaku

Setelah memeriksa enam saksi, termasuk petugas sekuriti hotel tersebut, polisi berhasil menangkap pelaku pada Jumat (28/5/2021).

Pelaku berinisial AA ditangkap di kediamannya di Cijantung, Jakarta Timur.

Wakapolres Jakarta Pusat AKBP Setyo Koes Heriyanto menyatakan bahwa AA memang sudah berencana merampok IWA.

Mulanya, AA dan IWA berkenalan lewat aplikasi kencan. Keduanya kemudian bertemu di salah satu hotel di Menteng pada Rabu lalu.

"Kejadian ini bermula dari keinginan (pelaku) melampiaskan nafsu dengan bantuan aplikasi kencan untuk mendapatkan jasa layanan seks," kata Setyo dalam konferensi pers di Mapolres Jakarta Pusat, Minggu (30/5/2021).

Setelah melakukan hubungan seksual dengan IWA, AA kemudian mencuri barang milik IWA.

"Tersangka ini sudah berencana untuk mengambil barang milik korban yang kemudian harus membuat korban meregang nyawa," tutur Setyo.

Hal itu terbukti dengan tersangka hanya membawa uang Rp 250.000, sedangkan tarifnya Rp 500.000.

"Jadi sewaktu IWA bersih-bersih setelah memberikan layanan kepada AA, di situlah AA mencekik leher IWA," kata Setyo.

Salah satu barang IWA yang diambil oleh AA yakni satu unit ponsel. Ponsel itu bahkan sudah digadaikan.

"Barang bukti sudah ada yang digadaikan, makanya ada beberapa saksi, salah satunya pegawai pegadaian," ujar Setyo.

Pelaku sasar 4 target pada hari yang sama

Kasatreskrim Polres Jakarta Pusat AKBP Teuku Arsya mengungkapkan, AA tidak hanya menyasar satu korban pada hari yang sama.

"Hasil penyelidikan, pada hari sama, tersangka (AA) menargetkan empat orang calon korban dari aplikasi kencan online," kata Arsya, Minggu.

Namun, dari empat calon target, hanya satu yang dibunuh AA, yakni IWA atau calon korban ketiga.

"Dua calon korban pertama tidak jadi karena tidak ada kesepakatan (dengan pelaku)," tutur Arsya.

"Untuk calon korban keempat, karena tersangka panik dan ada upaya menghilangkan barang bukti, sehingga tersangka tidak jadi bertemu calon korban keempat," lanjut Arsya.

Keranjingan judi online dan terlilit utang

Setyo mengatakan, uang hasil aksi kejahatan digunakan AA untuk judi online.

"AA berencana mengambil barang berharga IWA dan diuangkan, hasilnya digunakan untuk judi online. Jadi AA sudah keranjingan judi online," kata Setyo.

Setyo juga menyebutkan bahwa AA sedang terlilit utang.

Berdasarkan catatan kepolisian, AA juga pernah menjambret sebanyak tiga kali.

"Pertama pada 12 Januari (2021), barang bukti berupa (satu unit) handphone di daerah Munjul, Jakarta Timur," kata Arsya.

Kedua, AA menjambret di Cipayung, Jakarta Timur, pada 3 Februari 2021, dengan barang bukti berupa satu unit ponsel.

Terakhir, AA menjambret di Condet, Jakarta Timur, pada 27 Februari 2021, dengan sasaran yang sama yaitu ponsel.

Dari ketiga barang bukti tersebut, lanjut Arsya, semua hasilnya digunakan untuk judi online.

AA pun mengakui bahwa ia membunuh IWA karena keranjingan judi online dan sedang terlilit utang.

"Setelah (merampok) itu, uangnya saya buat main judi, bayar utang, sama kebutuhan," kata AA di Mapolres Jakarta Pusat, Minggu.

Dengan nada bergetar, AA mengakui kesalahannya dan minta maaf.

AA dijerat pasal berlapis, yakni Pasal 340 KUHP, Pasal 338 KUHP, dan Pasal 365 ayat 3 KUHP.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/05/31/08525271/pembunuhan-psk-di-kamar-hotel-menteng-korban-bersetubuh-dengan-pelaku

Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke