Salin Artikel

Masih Banyak Warga yang Enggan Disuntik Vaksin Covid-19, Apa Alasan Mereka?

Meski pelaksanaan vaksinasi masih terus berlangsung hingga saat ini, namun tak sedikit pula masyarakat yang masih belum mau mengikutinya.

Leonardo (23), misalnya. Ia mengaku tak mau terburu-buru mengikuti vaksinasi Covid-19, meski di wilayahnya sudah ada imbauan akan hal itu.

"Karena sementara ini masih memilih untuk tidak divaksin. Dibilang tidak percaya sih tidak juga, hanya saja sedang menunggu hasil vaksin terbaik, saya enggak mau buru-buru deh," kata Leonardo saat kepada Kompas.com, Sabtu (19/6/2021).

Berdasarkan informasi yang dia dapat di media, Leonardo menyebut ada beberapa jenis vaksin yang disetujui pemerintah.

Dia pun masih menunggu vaksin jenis apa yang paling efektif untuk digunakan.

"Karena di Indonesia sendiri yang kita tahu sampai saat ini kurang lebih ada 7 jenis vaksin yang disetujui dan berbeda-beda fungsi, jadi kita mau pakai yang mana? " tutur Leonardo.

Saat ini, Leonardo tetap berusaha mentaati protokol kesehatan dan menjaga kondisi tubuhnya sebagai upaya melindungi diri dari Covid-19.

Sementara Agustina (38), mengaku bahkan belum yakin dengan virus dan vaksinasi Covid-19. Ia menganggap, virus ini sama seperti virus lain yang tidak mematikan.

"Karena saya belum merasa yakin juga dengan virusnya...tentang penularannya, penyebarannya, obatnya, dan sebagainya. Banyak yang sudah divaksin tapi tetap kena Covid-19, membuat saya semakin ragu ada apa dengan virus ini," ucap Agustina.


"Saya percaya virus Covid ada, tapi seperti virus flu biasa aja dari zaman dulu, bukan sebuah virus yang mematikan," lanjutnya.

Untuk mencegah terinfeksi virus Covid-19, Agustina berusaha tetap menjalani pola hidup sehat dan menghindari stres.

"Kalau cara menjaga ya dengan menerapkan hidup sehat, nomor satu adalah menghindari stres, karena buat saya stres pikiran adalah sumber dari segala macam penyakit," ucap Agustina.

"Selain itu dengan jaga asupan makan, minum vitamin, banyakin buah dan sayuran alami dari alam yang tersedia, gitu aja," tambahnya.

Lonjakan kasus Covid-19 di Jakarta

Penambahan kasus Covid-19 di Jakarta semakin mengkhawatirkan. Pada tanggal 18 Juni 2021, penambahan kasus baru Covid-19 sebanyak 4.737 kasus. Angka ini adalah rekor tertinggi sepanjang pandemi berlangsung sejak Maret 2020.

Tambahan kasus tertinggi terakhir terjadi pada 7 Februari 2021 dengan 4.213 kasus.

Korban meninggal juga menunjukkan tren peningkatan, terdapat 64 orang meninggal dunia akibat Covid-19 hari ini. Angka itu juga adalah rekor kedua tertinggi selama pandei Covid-19.

DKI Jakarta pernah mencatat angka kematian harian akibat Covid-19 tertinggi pada 1 Februari 2021. Saat itu angka kematian harian mencapai 70 kasus.

Dengan lonjakan kasus ini, positivity rate di Jakarta dalam sepekan terakhir berada di 21,8 persen.

Di sejumlah rumah sakit, krisis mulai tejadi. Jumlah pasien yang datang mulai melebihi kapasitas yang dimiliki rumah sakit.


Misalnya, di RS Islam Jakarta Cempakar Putih, Jakarta Pusat. Rumah sakit ini tak mampu lagi menampung pasien sejak beberapa hari lalu. Mereka bahkan kekurangan tenaga medis untuk menangani para pasien.

Sementara di Wisma Atlet Kemayoran, lonjakan kasus positif membuat tempat isolasi mandiri ini juga sempat penuh dan selama setengah hari tak menerima pasien pada Selasa (15/6/2021) lalu.

Setelah penambahan kasur dilakukan, Wisma Atlet kembali menerima pasien. Meski demikian, penambahan ini tidak sebanding dengan jumlah pasien yang rata-rata masuk 200-500 orang.

Diperkirakan dalam beberapa hari, Wisma Atlet Kemayoran juga tak bisa lagi menampung pasien.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan saat ini ibu kota ada dalam fase genting. Anies kemudian mengeluarkan kebijakan lebih ketat yang mengatur kegiatan ekonomi wajib selesai pada pukul 21.00.

Kegiatan perkantoran juga wajib work from home 75 persen.

Virus varian baru dan efektivitas vaksin

Meski saat ini banyak pihak masih meragukan efektivitas vaksin ataupun mengkhawatirkan efek samping yang ditimbulkan, namun penelitian menyebutkan bahwa berbagai vaksin yang ada terbukti lebih ampuh membuat tubuh lebih kebal atau mengurangi resiko lebih parah yang ditimbulkan virus corona.

Dengan kata lain, disuntik vaksin lebih baik daripada tidak disuntik sama sekali.

Apalagi, virus corona juga sudah bermutasi ke berbagai varian baru, termasuk virus alfa dan delta yang sudah ditemukan di Jakarta.

Kedua varian itu diyakinlebih berbahaya dan mematikan dibandingkan virus sebelumnya. Saat ini, ada dua macam vaksin gratis yang dibagikan oleh pemerintah yakni vaksin Sinovac dan AstraZaneca.  

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/06/19/16592351/masih-banyak-warga-yang-enggan-disuntik-vaksin-covid-19-apa-alasan-mereka

Terkini Lainnya

Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Pelaku Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Pelaku Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke