Salin Artikel

RS Wisma Atlet yang Terus Penuh meski Kapasitas Telah Ditambah...

Banyaknya pasien Covid-19 yang datang tidak sebanding dengan penambahan tempat tidur yang telah disiapkan.

Pada Senin (21/6/2021) kemarin, Tower 8 RSDC Wisma Atlet Pademangan langsung dipenuhi oleh pasien meski baru beberapa hari dibuka.

Komandan Lapangan RSDC Wisma Atlet Letkol Laut M Arifin mengatakan, Tower 8 sudah tak lagi mampu menampung pasien Covid-19.

“Tower 8 sudah close karena sudah 99 persen terisi, sudah penuh,” kata Arifin saat dihubungi, Senin (21/6/2021).

Tower 8 yang baru dibuka pada Kamis pekan lalu, sebenarnya memiliki kapasitas 1.569 pasien. Tower itu dibuka untuk menampung pasien tanpa gejala.

Namun, banyaknya pasien positif Covid-19 yang terus berdatangan ke RSDC Wisma Atlet membuat tower 8 terisi dengan cepat.

"Hanya dalam hitungan hari itu sudah penuh. Begitu lah kondisinya," kata Arifin.

Selain itu, pemerintah juga menambah 2.000 tempat tidur di tower 4, 5, 6 dan 7 Wisma Atlet Kemayoran. Namun, keempat tower itu juga hampir terisi penuh.

Sampai kemarin, jumlah pasien Covid-19 di keempat tower sudah mencapai 6.010 orang.

"Tingkat keterisian atau okupansi sudah sekitar 81 persen, jadi tinggal 18 persen lagi sisanya," kata Arifin.

Rusun Nagrak

Guna mengantisipasi kelebihan kapasitas, pihak RS Wisma Atlet mulai mengoperasikan Rusun Nagrak di Cilincing sebagai tempat isolasi pasien Covid-19.

Arifin menyebut, pengoperasian Rusun Nagrak ini sesuai arahan dari Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang juga Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Ganip Warsito.

"Atas arahan Kepala BNPB, saya diperintahkan untuk koordinir," kata Arifin.

Arifin menjelaskan, Rusun Nagrak terdiri dari 14 tower. Tower 11-14 saat ini sudah dihuni oleh masyarakat.

Sementara yang digunakan sebagai fasilitas isolasi mandiri pasien tanpa gejala adalah tower 1-5.

Dengan begitu, maka jarak antara tower pasien Covid-19 dengan tower yang sudah dihuni masyarakat cukup berjauhan.

Area di sekeliling tower 1-5 juga sudah diberi penanda zona merah sebagai tanda agar penghuni Rusun Nagrak tidak melintas.

"Jadi masyarakat mohon pengertiannya karena ini kondisi darurat," kata Arifin.

Tiap tower di Rusun Nagrak terdiri dari 16 lantai, dan masing-masing lantainya memiliki 17 unit.

Masing-masing unit bisa menampung dua hingga hingga empat pasien.

Hingga Senin (21/6/2021) malam pukul 22.00 WIB, Rusun Nagrak telah menerima sembilan pasien Covid-19 tanpa gejala.

Arifin berharap Rusun Nagrak ini bisa menjadi solusi bagi penuhnya RSDC Wisma Atlet dan RS rujukan Covid-19 di Jakarta.

Arifin tetap mengimbau masyarakat agar tak bosan menerapkan protokol kesehatan untuk pencegahan Covid-19 mulai dari memakai masker, menjaga jarak, hingga membatasi mobilitas.

"Ini warning, peringatan, kita sudah lampu kuning," ujarnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/06/22/09284431/rs-wisma-atlet-yang-terus-penuh-meski-kapasitas-telah-ditambah

Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke