Salin Artikel

Cerita Sejumlah Warga Kesulitan Akses Vaksinasi Covid-19 di Depok

Mereka mengaku telah berupaya mencari layanan vaksinasi Covid-19 di puskesmas dan rumah sakit, namun selalu tak kebagian.

Bilkis, misalnya. Ia beberapa hari harus berkeliling Depok untuk mencari lokasi vaksinasi Covid-19 yang masih punya persediaan vaksin.

Beberapa kali ia harus bangun pagi, menunggu lama, hanya untuk berdesakan dan pulang dengan tangan kosong.

"Depok tuh banyak yang go show gitu lho. Cuma, sistemnya kayak tidak beres," kata Bilkis kepada Kompas.com, kemarin.

"Dan Hampir semua tempat go show tuh seperti itu, tidak ada taat prokes, orang berkerumun, kadang bisa rebutan," ia menambahkan.

Pertama, Bilkis coba mengantre vaksinasi Covid-19 di Puskesmas Cipayung pada Minggu (4/7/2021) lalu. Ia tiba cukup pagi di puskesmas, yakni sekitar pukul 06.00 WIB.

Namun, petugas puskesmas menyebut bahwa kuota vaksinasi Covid-19 sudah ludes. Ia diminta datang keesokan harinya.

Senin (5/7/2021), ia datang lebih awal, sekitar pukul 05.30, namun antrean warga yang juga ingin divaksinasi sudah mengular panjang di puskesmas.

"Warga yang datang sebelum itu sudah menghitung diri 50 orang sesuai kuota vaksin, ternyata sama petugasnya waktu itu yang dibagikan cuma 17, selebihnya itu untuk orang-orang yang vaksin dosis kedua," aku Bilkis.

Sempat terjadi adu mulut antara warga yang kadung mengantre dengan petugas.

Salah seorang perwakilan warga kemudian diajak masuk ke puskesmas, kemudian keluar mendapatkan nomor antrean.

Tak mau kalah, seluruh warga yang mengantre saat itu berebut masuk ke dalam puskesmas untuk mendapatkan nomor antrean pula.

Bilkis undur diri karena Puskesmas Cipayung kini disebut menetapkan syarat bahwa vaksinasi Covid-19 hanya diberikan bagi warga domisili setempat.

Ia mencoba berkunjung ke Polres Depok yang juga menggelar vaksinasi Covid-19, sebab pencariannya ke beberapa rumah sakit swasta tak berhasil.

Namun, keadaan tak jauh berbeda dan polisi yang berjaga di sana disebut tidak tahu-menahu mengenai teknis vaksinasi hari itu.

"Saya datang jam 05.30, itu antreannya panjang banget. Pelan-pelan warganya maju, sama polisi suruh mundur, terus maju lagi. Dan tidak ada kepastian kapan," sebut Bilkis.

"Tiba-tiba tidak tahu ada apa, warga maju semua dan polisinya membagi nomor antrean, terus langsung dikerumuni, orang-orang dorong-dorongan," tambahnya.

Pilih vaksinasi di Jakarta

Senada dengan Bilkis, Aryo juga merasakan hal itu. Warga Sukatani, Tapos ini sejak awal sudah berniat mencari vaksinasi Covid-19 di sentra-sentra vaksin di DKI Jakarta.

Sedari mula, ia mengaku memang lebih banyak terpapar informasi soal vaksinasi Covid-19 di Ibu Kota.

Soal lokasi-lokasi vaksinasi Covid-19 di Depok, menurut dia, tak banyak informasi yang jelas, termasuk soal cara mendaftar dan kuota yang tersedia.

Aryo datang ke JI-Expo, Kemayoran, pada Minggu (4/7/2021) lalu, berniat mendaftar vaksinasi di tempat.

Ia tak kebagian jatah. Antrean mengular panjang.

Takut malah terpapar Covid-19, Aryo pulang kembali ke Depok dan batal divaksinasi di sana.

Setibanya di Depok usai menempuh jarak yang jauh ke Kemayoran tanpa mendapatkan apa-apa, ia mulai berubah pikiran untuk mencari lokasi vaksinasi Covid-19 di Depok.

"Saya coba mendaftar di Transmart, katanya ada sentra vaksinasi juga di sana, tapi sudah penuh," kata Aryo kepada Kompas.com kemarin.

Menurut dia, tak ada informasi apa-apa dari ketua lingkungan setempat mengenai lokasi dan jadwal vaksinasi Covid-19.

Sebagai warga, ia merasa "tak dijemput". Lokasi vaksinasi Covid-19 di Depok yang ia tahu hanya berbekal informasi dari mulut ke mulut.

"Sempat disarankan di Polres Depok, lalu di RS Bunda Margonda, tapi go show," kata Aryo.

Ia kemudian coba mendatangi RS Bunda Margonda untuk mendaftar langsung di tempat.

Meskipun antrean tak sepanjang yang ia alami di JI-Expo, Aryo pulang dengan tangan kosong pula.

"Saya ke sana, karena katanya ada pendaftaran online tapi kok saya nggak menemukannya," ujar Aryo.

"Sampai di sana sudah closing. Mungkin harus dari pagi sekali, mungkin saya termasuk kesiangan," kata dia.

Lantaran bekerja di salah satu perusahaan farmasi yang pegawainya tidak bisa bekerja dari rumah, Aryo memilih untuk melanjutkan usahanya mencari vaksin Covid-19.

Pilihan kembali ke DKI Jakarta. Ia mengunduh aplikasi JAKI dan mendaftar di sana.

Selasa (6/7/2021), akhirnya ia berhasil disuntik vaksin Covid-19 pabrikan Sinovac di RS Kesdam Cijantung, Jakarta Timur.

"Saya dapatnya di sana dari JAKI. Datang jam 08.00 pagi, antrean sudah 400-an. Tapi karena daftar lewat JAKI, saya didahulukan daripada yang datang untuk daftar di tempat," ujar Aryo.

"Memang agak curang, sih, warga Depok tetapi pinjam fasilitas DKI," kata dia berseloroh.

Rasa "iri" yang sama juga dirasakan oleh Bilkis. Ia tak habis pikir, mengapa dirinya mesti mengalami kesusahan mengakses vaksin Covid-19 di Depok, padahal yang ia lihat di Ibu Kota, vaksinasi begitu mudah dilakukan.

"Di Jakarta Pusat, saya lihat di taman apa ya, itu di tengah taman itu, di balai-balai itu, orang bikin vaksinasi dan sesimpel itu di Jakarta. Kok kayaknya di Depok ribet banget," ujar Bilkis.

"Tetangga saya sampai bilang kok hanya saat pada pemilu doang kita didata dengan benar, kenapa soal vaksin tidak bisa kayak begitu juga?" tambah dia.

Kuota vaksin tak sebanyak Jakarta

Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Novarita jauh-jauh hari sudah mengatakan bahwa kuota vaksinasi Covid-19 di wilayahnya memang tak segemuk di Jakarta yang berstatus provinsi sekaligus ibu kota negara.

Hal ini dipengaruhi oleh beberapa sebab, mulai dari kemampuan sistem kesehatan yang ada serta kuota penyimpanan vaksin Covid-19.

"Kita targetnya 3.000 dosis yang bisa disuntikkan. Kita juga mengadakan yang massal-massal, mudah-mudahan bisa dipercepat," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Novarita, kepada Kompas.com pada Kamis (24/6/2021).

Saat ini, vaksinasi Covid-19 untuk warga Depok telah dibuka untuk umum, mulai dari warga 18 tahun ke atas, pralansia (50-59 tahun), dan lansia (60 tahun ke atas).

Vaksinasi dilakukan di 38 puskesmas dan 23 rumah sakit se-Kota Depok. Jadwal vaksinasi menyesuaikan masing-masing fasilitas kesehatan.

Di samping itu, vaksinasi secara massal mulai diselenggarakan pula di beberapa tempat hingga beberapa bulan ke depan, dengan target 1.000 dosis vaksin Covid-19 disuntikkan per harinya.

"Bisa di RS UI, Trans Studio Cibubur dan Dewi Sartika," kata Novarita.

Novarita berharap agar warga Depok tak perlu khawatir vaksin Covid-19 habis dan sabar mengantre.

Pada Senin (6/7/2021) lalu, misalnya, Depok kembali menerima 47.200 dosis vaksin Covid-19 dan langsung didistribusikan ke fasilitas-fasilitas kesehatan.

"Kita kan prinsipnya kalau mau habis kita langsung minta lagi. Memang begitu kan (arahan) dari provinsi, yang sudah didistribusikan agar segera dihabiskan, kalau sudah habis, ya minta," kata dia.

"Sebelum habis kita sudah minta dulu. Jadi begitu habis betulan sudah datang," ungkap Novarita.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/07/08/17350911/cerita-sejumlah-warga-kesulitan-akses-vaksinasi-covid-19-di-depok

Terkini Lainnya

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke