Menurut Jessen, pelaku berjumlah sekitar empat sampai lima orang. Mereka beraksi sekitar pukul 01.00 WIB.
"Sekitar jam 01.00 WIB kurang saya jalan sama teman saya Kristoper ke robak (roti bakar) atau warkop (warung kopi) pinggiran di daerah Tanjung Duren," kata Jessen saat dikonfirmasi, Senin (12/7/2021).
Saat tiba, keduanya memesan makanan. Sambil menunggu makanan jadi, mereka duduk di warung kopi sembari bermain game.
Tiba-tiba gerombolan pelaku datang menyambangi mereka.
"Sekitar 4 sampai 5 orang teriak 'jangan bergerak!' Saya kira itu tim satgas Covid-19, ternyata begitu saya lihat di bawah leher saya ada celurit," jelas Jessen.
Sementara, Kristoper ditodong dengan golok oleh salah seorang pelaku.
Para pelaku kemudian meminta semua barang di meja tempat mereka menunggu pesanan. Barang-barang tersebut antara lain dua unit ponsel, rokok dan korek api.
"Untungnya dompet, kunci motor sama motor nggak diminta, mungkin karena mereka panik juga," jelas Jessen.
Awalnya, Kristoper sempat tak terima dan melawan para pelaku. Namun, Jessen menyuruh Kristoper untuk merelakan barang-barangnya lantaran kalah jumlah dan berbahaya.
Usai mengambil barang-barang milik kedua korban, para pelaku mengacak-acak isi warkop kemudian pergi meninggalkan lokasi.
Pada Sabtu pagi, Jessen melaporkan kasus tersebut ke Mapolres Jakarta Barat. Pelaku masih diburu oleh polisi.
"(Pelaku) belum tertangkap," kata Kasat Reskrim Polres Jakarta Barat Kompol Joko Dwi, Senin.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/07/12/15323301/dua-pemuda-jadi-korban-pencurian-di-tanjung-duren-diancam-pakai-celurit