Salin Artikel

Saat Warga Miskin Jakarta Pakai Satu Tabung Oksigen secara Bergiliran

Tidak hanya mengalami kesulitan secara finansial, mereka yang terpapar Covid-19 pun juga harus merasakan sulitnya mendapatkan akses ke fasilitas kesehatan dan penunjang lainnya, seperti tabung oksigen dan obat-obatan.

Koordinator Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK) Eny Rochayati mengatakan, banyak dari warga miskin kota saat ini merasakan gejala seperti sesak napas, sakit lambung, sakit kepala, dan panas dingin.

Beberapa di antara mereka bahkan sampai harus dilarikan ke rumah sakit karena kondisinya sudah sangat memburuk.

Hanya saja, mayoritas rumah sakit di Jakarta saat ini sudah kelebihan kapasitas sehingga banyak pasien dipulangkan sebelum menerima bantuan medis.

"Salah satu dari kawan kami mengalami sesak napas, beliau sudah sakit selama 10 hari tapi untuk dapat pengobatan di rumah sakit ternyata sangat sulit," ujar Eny, Minggu (18/7/2021).

"Beberapa rumah sakit menolak karena kondisi penuh, lalu ketika beliau membutuhkan oksigen ternyata tabung oksigen tidak tersedia, pada akhirnya dipulangkan dan dalam perjalanan pulang tidak tertolong," imbuhnya.

Bantuan satu tabung oksigen

Eny merasa terpanggil untuk sebisa mungkin membantu warga miskin kota yang tidak mendapatkan akses ke layanan medis, termasuk oksigen yang begitu sulit didapat.

Dengan bantuan seorang teman, ia akhirnya terhubung dengan aktivis kemanusiaan Sandyawan Sumardi yang bersedia memberikan bantuan berupa satu tabung oksigen.

Tabung oksigen itu kemudian digunakan oleh JRMK untuk membantu warga yang mengalami sesak napas. Karena jumlahnya hanya ada satu, alat bantuan pernapasan tersebut dipakai secara bergiliran.

"Tabung oksigen itu (digunakan) bergilir. Dua hari di warga yang satu, dua hari lagi kami cabut dengan paksa karena terpaksa sekali kami pindahkan ke warga yang membutuhkan lagi. Itu mutar," ujar Eny sambil menahan tangis.


Ia menambahkan, bahwa tidak hanya tabung oksigen yang sulit didapat. Untuk mendapatkan oksigen isi ulang pun butuh perjuangan.

"Kami musti antre dari pagi hingga sore hari, baru bisa dapat isi ulang".

Eny berbicara dalam konferensi pers "Suara Kelompok Marjinal Terhimpit Pandemi" yang dilaksanakan pada Minggu siang secara daring.

Ia berharap, pemerintah dapat membuat sebuah kebijakan untuk memenuhi kebutuhan warga miskin Jakarta.

"Harapan kami dengan kondisi yang ada ini, pemerintah hadir tidak hanya memberlakukan satu aturan tapi dibarengi dengan satu kebijakan bagaimana pemerintah itu memberikan hak kepada warga miskin kota. Paling tidak hak untuk makan supaya menjadi sehat," ujarnya.

Bantuan sosial tunai

Jutaan warga kurang mampu di DKI yang terdampak pandemi Covid-19 tidak kunjung menerima bantuan sosial tunai (BST) untuk periode Juni-Juli tahun ini.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berjanji untuk mencairkan dana tersebut pada minggu ketiga di bulan ini. Anies mengatakan, BST sudah dianggarkan melalui anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) senilai Rp 604 miliar.

"Yang dari Pemprov DKI transfer (pencairan) akan dilakukan besok (Senin, 19 Juli 2021) melalui rekening penerima sehingga mereka langsung bisa menerima di rekening masing-masing," ujar Anies dalam rekaman suara, Minggu.

Adapun penerima BST secara keseluruhan di Jakarta berjumlah 1.844.833 kepala keluarga (KK). Sebanyak 1 juta KK dibantu dengan dana APBD, dan sisanya dibantu dengan anggaran pendapatan belanja negara (APBN) melalui Kementerian Sosial.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/07/18/14551311/saat-warga-miskin-jakarta-pakai-satu-tabung-oksigen-secara-bergiliran

Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke