Salin Artikel

Progres Vaksinasi Covid-19 Lambat, Pemkot Depok Sebut karena Jumlah Vaksinator Terbatas

DEPOK, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Depok melalui Dinas Kesehatan menyinggung dua  penyebab di balik keluhan warganya yang mengaku kerap tak kebagian kuota vaksinasi Covid-19.

Penyebab pertama adalah keterbatasan SDM, dalam hal ini vaksinator. Sebagai informasi, Depok melangsungkan vaksinasi Covid-19 di 38 puskesmas dan 24 rumah sakit serta sejumlah sentra vaksinasi dan vaksinasi keliling insidental per kecamatan.

"Mereka (fasilitas kesehatan) kan membuat jadwal sesuai dengan kemampuan SDM yang ada. Mereka harus mengatur jumlah SDM untuk vaksin, untuk swab, untuk kegiatan lain," kata Novarita kepada Kompas.com pada Jumat (23/7/2021).

"200-300 vaksinator yang sudah kita latih ini sudah punya tempatnya masing-masing, sudah tersebar di semua faskes kita," kata dia.

Masalahnya, saat ini sejumlah tenaga kesehatan di setiap puskesmas dan rumah sakit ikut terpapar Covid-19 dalam lonjakan gelombang kedua pandemi ini.

Sudah begitu, beberapa vaksinator yang bekerja di fasilitas kesehatan juga kadang ditarik ke sentra-sentra vaksinasi yang kuota suntiknya masing-masing di kisaran 1.000 orang per hari.

"Sentra-sentra kan juga ada yang butuh tenaga. Jadi tidak semuanya tenaga dari penyelenggara, ada juga bantuan tenaga dari pemkot," ujar Novarita.

Ditanya soal rencana menambah jumlah vaksinator, Novarita menyinggung soal kemampuan anggaran.

Oleh karena itu, rencana paling visibel saat ini adalah bekerja sama dengan sejumlah organisasi profesi, seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) yang saat ini disebut sedang giat mengadakan workshop atau pelatihan vaksinator.

"Kalau rekrut (vaksinator) kayaknya enggak. Kalau direkrut kan asumsinya dia akan dipekerjakan terus, dia akan digaji, siapa yang bayar? (Vaksinator yang ada saat ini) kan ada di puskesmas, RS, klinik. Tempat mereka kerja masing-masing itulah yang bayar," jelas Novarita.

"Kalau lewat organisasi profesi, nanti ketika mereka sudah mengerjakan, kita kasih sertifikat. Karena sertifikat ini juga dibutuhkan oleh mereka kalau mau mengurus izin praktik atau STR (surat tanda registrasi). Itu kan butuh sertifikat seperti mereka pengabdian masyarakatnya," lanjutnya.

Sementara itu, soal kelancaran suplai vaksin Covid-19, Novarita menyinggung kondisi beberapa bulan lalu ketika pasokan vaksin secara nasional masih sedikit, sehingga progres vaksinasi Covid-19 di Depok ikut terhambat.

Saat ini, kendala tersebut relatif teratasi. Namun, dalam meminta jatah vaksin Covid-19 ke Kementerian Kesehatan atau Pemprov Jawa Barat, Pemkot Depok juga harus menimbang jumlah SDM yang ada.

Hingga saat ini, dari target 1,6 juta penduduk divaksinasi Covid-19, Depok baru menyuntik 16-17 persen warganya. Jumlah ini jauh dibandingkan progres vaksinasi Covid-19 di DKI Jakarta, misalnya, yang sudah di atas 60 persen.

"Jangan dibandingkan sama DKI. DKI kan skalanya provinsi. Kalau dibandingkan dengan kota dan kabupaten di Jawa Barat, Depok nggak buncit-buncit banget, masih di tengah-tengah kalau lihat grafiknya," tutup Novarita.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/07/23/15212461/progres-vaksinasi-covid-19-lambat-pemkot-depok-sebut-karena-jumlah

Terkini Lainnya

Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Megapolitan
Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Megapolitan
Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Megapolitan
Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Megapolitan
Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Megapolitan
Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi 'Online'

Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi "Online"

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Jadi Tempat Rongsok, Lurah Petamburan Janji Tingkatkan Pengawasan

Taman Jati Pinggir Jadi Tempat Rongsok, Lurah Petamburan Janji Tingkatkan Pengawasan

Megapolitan
Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Megapolitan
Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Megapolitan
Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Sulit Urus Akta Lahir, Pengelola: Mereka Ada Tunggakan Sewa

Warga Rusun Muara Baru Sulit Urus Akta Lahir, Pengelola: Mereka Ada Tunggakan Sewa

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke