Menurut dia, tahun 2022 kemungkinan masih sibuk menangani pandemi Covid-19 sehingga Formula E sebaiknya ditunda.
"Kan enggak mesti di tahunnya (masa kepemimpinan) pak Anies bikin itu (diselenggarakan), 2023-2024 (juga bisa) asal uangnya tidak hangus," kata Basri saat dihubungi melalui telepon, Senin (16/8/2021).
Basri mengatakan, lebih baik semua pihak termasuk Pemprov DKI Jakarta fokus terhadap penanganan Covid-19.
Terutama sektor perekonomian yang belum bangkit setelah pandemi Covid-19 memporak-porandakan Jakarta.
"Karena itu lebih penting dibutuhkan masyarakat sekarang. Kalau dipaksakan saya rasa tidak bijak, kita mencari popularitas dengan bisa menggelar Formula E di tahun 2022," kata Basri.
Meski menolak gelaran Formula E, Basri mengatakan, Fraksi Golkar tidak akan mengambil jalan penggunaan hak interpelasi untuk bertanya kepada Gubernur Anies.
Dia mengatakan, masih ada jalan musyawarah atau kajian-kajian tertentu yang bisa menjadi pertimbangan untuk membatalkan acara itu tahun 2022.
"Golkar juga tidak setuju kalau Formula E itu dipaksakan untuk dilakukan dalam kondisi masih kita prihatin terhadap kondisi pandemi. Tapi Golkar juga tidak setuju kalau harus ada interpelasi untuk itu," kata dia.
Sebagai informasi, hak interpelasi atau hak bertanya yang melekat di Anggota DPRD DKI untuk meminta keterangan Gubernur Anies bisa direalisasikan jika sudah disetujui dalam rapat paripurna.
Interpelasi bisa digulirkan ke dalam rapat paripurna apabila ada dua fraksi dan sekurang-kurangnya 15 anggota Dewan yang mengajukan kepada pimpinan DPRD DKI untuk dijajakan dalam Rapat Paripurna.
Syarat untuk terwujudnya interpelasi adalah rapat paripurna harus dihadiri oleh 50 persen + 1 dari seluruh anggota Dewan yang ada.
Artinya harus ada 54 anggota Dewan yang hadir dalam rapat paripurna untuk menentukan interpelasi disetujui atau tidak.
Dari 54 orang yang hadir, setidaknya harus ada 28 anggota Dewan dalam rapat paripurna yang menyetujui usulan penggunaan hak interpelasi tersebut.
Politisi PSI dan PDI-P sebelumnya mewacanakan penggunaan hak interpelasi untuk membahas Formula E.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, berharap DPRD DKI Jakarta tidak menggunakan hak interpelasi untuk mempertanyakan program balap mobil listrik Formula E.
Dia mengatakan, masalah tersebut masih bisa dibahas secara musyawarah.
"Kami berharap masalah-masalah yang ada di DKI Jakarta bisa dibahas secara bersama-sama, secara bermusyawarah termasuk masalah Formula E," kata Riza dalam rekaman suara diterima Kompas.com, Jumat (13/8/2021).
Namun demikian, kata Riza, penggunaan hak interpelasi tergantung pada DPRD DKI. Pihaknya tidak bisa melarang.
"Kami tidak melarang, tidak mencampuri apa yang dilakukan oleh partai-partai atau fraksi-fraksi di DPRD," ujar Riza.
Dia mengatakan, rencana penyelenggaraan ajang Formula E sudah disampaikan Pemprov DKI Jakarta melalui Instruksi Gubernur DKI Jakarta Nomor 49 Tahun 2021.
Dalam Ingub itu Formula E direncanakan akan berlangsung Juni 2022 dan masuk dalam isu prioritas di sisa masa jabatan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"Kami tunggu saja nanti pengumuman resminya apa yang dilakukan oleh Pemprov selama ini sejauh ini sesuai dengan mekanisme, aturan, dan perundang-undangan yang ada," ucap Riza.
Riza berharap hubungan baik yang terjalin antara eksekutif dan legislatif di pemerintahan Provinsi DKI Jakarta bisa tetap berjalan harmonis.
"Jadi mudah-mudahan kita bisa terus meningkatkan dengan baik hubungan baik antara eksekutif dengan legislatif," kata dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/08/16/15141521/f-golkar-tidak-bijak-memaksa-gelar-formula-e-2022-demi-popularitas