Salin Artikel

Kebakaran Lapak Pemulung yang Meluluhlantakkan Tempat Tinggal 44 Keluarga di Pondok Aren...

Asap hitam membumbung tinggi, mengepung lapak pemulung yang kebakaran itu pada Rabu (25/8/2021) pagi.

Bangunan semi permanen yang berdiri, dalam sekejap rata dengan tanah. Seng, kayu, dan sebagian perabotan rumah sisa kebakaran tampak berserakan.

"Bangunan tempat tinggal bedeng-bedeng sederhana (yang habis terbakar)," ujar Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Tangerang Selatan Uci Sanusi.

Sebanyak 50 petugas pemadam kebakaran dan penyelamatan menyebar dan berjibaku menaklukkan si jago merah.

Api baru berhasil dipadamkan setelah lebih dari satu jam membakar seluruh bangunan.

"Diterjunkan 10 unit dengan 50 orang anggota. Pemadamannya sekitar satu setengah jam, pendinginan dan penguraian yang lama," ungkap Uci.

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Namun, sebanyak kurang lebih 200 jiwa dari 44 keluarga yang menghuni kawasan itu kehilangan tempat tinggalnya.

Diduga korsleting listrik

Penyebab kebakaran lapak pemulung itu belum diketahui secara pasti.

Namun, berdasarkan hasil penyelidikan sementara polisi, api yang menghanguskan ratusan bangunan semi permanen itu diduga muncul karena korsleting listrik.

"Dugaan sementaranya ya, akibat korsleting listrik. Ada dua (saksi), korban kebakaran yang pertama melihat api. Jadi korsleting, terus meledak gitu," ujar Kanitreskrim Polsek Pondok Aren Iptu Rony Setiawan, Jumat (27/8/2021).

Hingga kini, polisi masih menggali informasi dari saksi-saksi di lokasi kejadian.

Polisi juga akan berkoordinasi dengan tim laboratorium (labfor) untuk penyelidikan lebih lanjut.

"Sekarang keterangan saksi saja. Nanti selanjutnya dari Tim Labfor, karena kan ada bagiannya sendiri-sendiri. Jadi penyelidikan dulu, kemudian kami minta bantuan mengecek lanjutan TKP kebakaran," kata Rony.

Korban akan dapat tempat tinggal sementara

Wakil Wali Kota Tangerang Selatan Pilar Saga Ichsan menginstruksikan Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Disperkimta) menyiapkan rumah kontrakan untuk dihuni para korban.

Seluruh biaya sewa rumah kontrakan akan ditanggung oleh Pemkot Tangsel sampai para korban mendapatkan tempat tinggal baru.

"Prinsipnya yang penting mereka bisa hidup dengan tenang dan aman selama masa pemulihan ini," kata Pilar saat mengunjungi lokasi kebakaran.

Sebelum menghuni rumah kontrakan, para korban untuk sementara tinggal di tenda darurat yang dibangun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tangerang Selatan setelah kejadian.

"Ada 44 KK (kepala keluarga). Sementara sifatnya di sini kami pasang tenda dari BPBD juga suplai makanan dan sebagainya," ujar Pilar.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/08/28/11394661/kebakaran-lapak-pemulung-yang-meluluhlantakkan-tempat-tinggal-44-keluarga

Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke