Kasudin Kesehatan Jakarta Utara Yudi Dimyati mengatakan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah mendatangi lokasi untuk mengambil sampel makanan pada Selasa (26/10/2021).
"BPOM kemarin turun ke lapangan, iya dilibatkan yang berwenanglah, enggak dari kami saja, BPOM sudah turun ke lapangan mungkin sudah pengambilan sampel," kata Yudi.
Namun, Yudi tidak menyebutkan secara detail berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memeriksa makanan tersebut.
"Jadi nanti kalau BPOM sudah keluar hasilnya apa, pasti nanti akan disampaikan langsung," ucapnya.
Diketahui para warga menerima nasi kotak dari sejumlah orang yang mengenakan seragam merah pada Minggu (24/10/2021).
Tak lama kemudian, para warga yang memakan nasi kotak tersebut mengalami mual dan muntah.
"Setelah itu berjalan 2 sampai 3 jam barulah ada kejadian setelah menerima makanan kotak tadi. Gejalanya itu mual, pusing, ada yang muntah-muntah," kata Ketua RW 006 Suratman, Senin (25/10/2021).
Notak nasi tersebut berisi nasi, telur, sayur buncis, dan tempe orek.
Para warga yang keracunan makanan langsung dilarikan ke Rumah Sakit Koja, Jakarta Utara, dan sebagian sudah dibolehkan pulang.
Pihak PSI pun sudah menyampaikan permohonan maaf atas kejadian tersebut.
"Adanya kejadian kemarin, kami telah berkoordinasi dengan puskesmas dan RS memastikan warga tertangani. Kami mohon maaf atas hal-hal yang kita bersama tidak harapkan," kata Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PSI DKI Jakarta Michael Victor Sianipar kepada Kompas.com.
PSI mengaku hanya membagikan nasi kotak tersebut kepada warga.
"PSI tidak membuat makanan yang dibagikan dalam bentuk ricebox tersebut. Kami membagikan dan menghimpun dukungan program ricebox ini dari publik, bekerja sama dengan warung-warung dan UMKM," ucap Michael.
"Kami juga telah memberikan bantuan bagi para korban keracunan makanan. Kami juga menindaklanjuti dan mendalami pemilik warung tersebut," lanjutnya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/10/27/12482241/bpom-periksa-sampel-nasi-kotak-dari-psi-yang-sebabkan-warga-koja