Salin Artikel

Epidemiolog: Jakarta Jangan Hanya Menurunkan, tapi Eliminasi Covid-19

Sebulan terakhir, rata-rata harian tingkat positivity rate Covid-19 di Ibu Kota selalu di bawah 1 persen, tepatnya 0,4 sampai 0,6 persen saja.

Itu artinya, dari 1.000 orang dites PCR dalam sehari, hanya 4 -6 orang yang positif Covid-19.

Jumlah tes yang dilakukan di Jakarta tetap besar, sekitar 10 kali lipat standar WHO, yakni 10.645 orang per pekan.

Epidemiolog Universitas Indonesia Tri Yunis Miko beranggapan, sudah waktunya Pemprov DKI Jakarta serius mengupayakan nol kasus Covid-19.

Nol kasus Covid-19 ini berarti 100 persen warga Jakarta betul-betul dipastikan bebas dari kemungkinan mengandung virus SARS-CoV-2.

Untuk menuju itu, Miko menilai, ada sejumlah pekerjaan yang harus dilakukan secara serius oleh Pemprov DKI Jakarta.

"Menurut saya pembukaan (aktivitas) harus hati-hati, masyarakat harus pakai masker, tetap tidak berkerumun, sampai benar-benar virusnya hilang," jelas Miko kepada Kompas.com pada Jumat (26/11/2021).

"Kalau bisa, pemeriksaan diperluas. Contact tracing dibenerin," tambahnya.

Saat ini, rasio contact tracing (penelusuran kontak) di DKI Jakarta masih sekitar 1 banding 7. Artinya, dari 1 kasus positif, hanya 7 orang yang kemudian dilacak kontaknya.

Miko menilai, idealnya, Pemprov DKI meningkatkan rasio itu jadi 1 banding 20.

"Dan diperiksa semuanya, jangan yang bergejala saja (yang diperiksa)," ungkapnya.

"Itu kalau kita mau melakukan eradikasi, sehingga tidak terjadi penularan lagi dan tidak ada orang yang mengandung virus. Jadi bukan menurunkan (kasus) saja, tapi untuk eradikasi atau eliminasi Covid-19," pungkas Miko.

Penularan Covid-19 yang rendah di Jakarta diduga hasil dari antibodi ganda, yakni akibat infeksi alamiah dan cakupan vaksinasi yang sangat bagus.

Perkiraan ini masuk akal menilik studi yang pernah dilakukan oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia pada Maret 2021 lalu, bahwa 44-45 persen warga Jakarta telah memiliki antibodi Covid-19 alami.

Padahal, saat itu belum ada program vaksinasi dan tingkat penularan kalah masif dibandingkan pertengahan 2021 ketika terjadi gelombang dua akibat varian Delta.

"Bulan Maret saja infeksi alamiahnya sudah 45 persen, apalagi di bulan Juli yang waktu itu terjadi badai (gelombang dua). Menurut saya mungkin sudah 70 persen bahkan yang (memiliki antibodi Covid-19 hasil) infeksi alamiah," ujar Miko.

Saat ini, berdasarkan data fasilitas kesehatan, Pemprov DKI sudah melakukan vaksinasi Covid-19 dosis pertama terhadap lebih dari 11 juta warga (123 persen dari target) dan dosis dua 8,9 juta warga (100 persen dari target).

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/11/26/20104591/epidemiolog-jakarta-jangan-hanya-menurunkan-tapi-eliminasi-covid-19

Terkini Lainnya

Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Megapolitan
Penampilan TikToker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Penampilan TikToker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Megapolitan
4 Pebisnis Judi 'Online' Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

4 Pebisnis Judi "Online" Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

Megapolitan
Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Megapolitan
Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Megapolitan
Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Megapolitan
Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Megapolitan
Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Megapolitan
Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke