Salin Artikel

Rencana yang Pupus akibat Tak Ada Pembangunan Masif Sumur Resapan di Jakarta Tahun Depan...

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Ibu Kota tahun depan tak akan lagi melihat pembangunan sumur resapan secara besar-besaran di seluruh penjuru Jakarta.

DPRD DKI Jakarta sudah menghapus anggaran sumur resapan sebesar Rp 122 miliar untuk 2022.

Padahal, Pemprov DKI semula mengusulkan anggaran pembangunan sumur resapan lebih besar lagi, yaitu Rp 320 miliar.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengungkapkan rencana yang sedianya ditempuh jajarannya dengan usulan semula itu.

"Untuk 2022, Dinas SDA (Sumber Daya Air) akan berfokus dalam drainase vertikal tipe waduk. Sumur Resapan sendiri adalah salah satu tipe drainase vertikal yang fungsinya adalah penampungan air hujan," jelas Riza melalui keterangan tertulis, Kamis (2/12/2021).

Sementara itu, sumur resapan tipe biasa (modular dan buis beton) akan dikerjakan oleh suku-suku dinas seperti yang sudah dilakukan saat ini, kata dia.

"Selain itu, yang akan lebih digalakkan adalah kolaborasi pelaksanaan drainase oleh pihak non-Pemprov, yaitu swasta, masyarakat, atau lembaga pemerintahan lain yang memegang porsi lebih besar," ujar Riza.

Menurutnya, secara aset, sumur resapan milik Pemprov DKI Jakarta paling kecil dengan cakupan 8,9 persen. Sementara itu, cakupan sumur resapan yang dibangun pihak swasta mencapai kisaran 35 persen, dan masyarakat sekitar 53 persen.

Tahun ini, berdasarkan data Riza, Pemprov DKI Jakarta sudah merealisasikan sekitar 19.000-21.000 titik sumur resapan.

Targetnya, ada 26.932 titik dengan kapasitas 53.050 meter kubik air yang dibangun tahun 2021 ini, melalui anggaran Rp 411 miliar yang digelontorkan.

Jika usulan Rp 320 miliar untuk tahun 2022 tak dicoret Dewan, Dinas SDA memperkirakan ada sekitar 20.000-an sumur resapan yang bisa terbangun.

Sumur resapan tetap dibangun, tapi sedikit

Meskipun demikian, Dinas SDA memastikan bahwa proyek sumur resapan akan terus berlanjut pada 2022, meski dalam skala yang lebih kecil.

"Bisa juga ada (pembangunan sumur resapan di) titik baru, tapi mungkin tidak akan signifikan dan tidak semasif yang sekarang," ujar Sekretaris Dinas SDA, Dudi Gardesi, saat dihubungi pada Kamis.

"Paling banyak 2.000-an titik, paling banyak. Tapi upaya itu tetap ada," ia menambahkan.

Dudi menjelaskan, dana ratusan miliar yang dialokasikan untuk pembangunan sumur resapan pada 2021 dan dicoret pada 2022 adalah dana yang melibatkan pihak ketiga, dalam hal ini vendor.

Maka pembangunan sumur resapan di Jakarta tahun depan akan menggunakan anggaran pengerjaan lain yang dimiliki Dinas SDA.

Metode ini telah dipakai Dinas SDA sebelum tahun 2021, namun jumlah sumur resapan yang bisa dibangun memang terbatas.

Dudi juga membuka opsi, dana yang ada di Dinas SDA dipakai bukan untuk membangun sumur resapan baru, namun untuk mengoptimalkan sumur resapan yang lama.

"Nanti kita lihat kasus per kasus, karena memang ada genangan-genangan yang mungkin masih sering terjadi, misalnya di Cawang ditambah lagi dengan yang dalam-dalam gitu," jelasnya.

Bantah tak efektif

Dicoretnya anggaran pembangunan sumur resapan 2022 disebabkan karena banyaknya komplain dari parlemen terkait drainase vertikal itu.

Sebelumnya, mayoritas partai di parlemen mempertanyakan efektivitas program sumur resapan dan mendesak evaluasi besar-besaran atas proyek ini.

Secara perolehan kursi, 6 partai itu mewakili 62 dari 106 kursi atau 58,5 persen dari keseluruhan kursi di parlemen.

Namun, Dinas SDA mempertanyakan tudingan bahwa proyek sumur resapan tidak efektif.

"Masalah efektif tidak efektif itu yang kita jalankan ada di Peraturan Menteri PUPR, ada standar Kementerian PUPR, itu yang kita jalankan," kata Dudi.

"Masih tergenang walaupun tidak sebesar yang sebelumnya. Ada (masalah genangan) yang bisa diselesaikan, ada yang bisa dikurangi, jadi tentunya cukup efektif," tambahnya.

Ia melanjutkan, program pengendalian banjir di Jakarta ada banyak.

Selain sumur resapan, ada pula program pembangunan polder, penyediaan pompa, sampai normalisasi sungai dan waduk.

"Masing-masing enggak bisa sapu jagat akan menyelesaikan masalahnya. Tergantung pendekatan teknisnya. Masing-masing (sumur resapan efektivitasnya) beda-beda kan, karena kawasan yang tergenang beda-beda," tambah Dudi.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/12/03/06292061/rencana-yang-pupus-akibat-tak-ada-pembangunan-masif-sumur-resapan-di

Terkini Lainnya

TikToker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

TikToker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Megapolitan
Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Megapolitan
Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Megapolitan
Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Megapolitan
Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Megapolitan
Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Megapolitan
PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke