JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, kasus dugaan hepatitis akut misterius di Jakarta mencapai angka 21 hingga hari ini, Rabu (11/5/2022).
Riza mengatakan, dari 21 dugaan kasus yang ditemukan, tiga di antaranya meninggal dunia.
"Data sementara ada 21 kasus yang diduga terkait hepatitis akut, meski demikian ini masih dalam proses penyelidikan epidemiolog," kata Riza saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (11/5/2022).
Riza tidak merinci kasus hepatitis akut tersebut tersebar di daerah mana saja.
"Nanti dicek datanya ke Dinkes," imbuh dia.
Pemprov DKI Jakarta memerintahkan seluruh jajarannya untuk melaporkan perkembangan kasus tersebut. Politikus partai Gerindra ini meminta agar tidak ada yang menganggap enteng penyebaran kasus hepatitis tersebut.
"Semua penyakit harus kita lawan, kita hadapi dengan terus memberikan pelayanan terbaik," ujar dia.
Riza juga meminta agar masyarakat waspada terhadap kemungkinan penyebaran penyakit tersebut.
Menjaga Kebersihan Makanan
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes DKI Jakarta Dwi Oktavia meminta warga ibu kota tak perlu panik, namun tetap harus melakukan langkah guna mencegah penularan hepatitis akut misterius.
Salah satu cara yang diyakini ampuh untuk mencegaha penularna adalah dengan menjaga kebersihan makanan.
“Masyarakat harus tingkatkan higienitas, kalau makan atau jajan tentu pilih makanan yang bersih dan dimasak sempurna,” kata Dwi kepada Kompas.com, Jumat (6/5/2022) lalu.
Dwi mengatakan, sampai saat ini penyebab penularan hepatitis akut misterius memang belum diketahui secara pasti.
Namun berkaca pada penyakit hepatitis A, B, C, D dan E yang sudah ada sebelumnya, maka penularan virus yang menyebabkan penyakit ini adalah melalui saluran pencernaan.
Dwi pun meminta masyarakat rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, khususnya sebelum makan.
Jika hendak menyimpan makanan juga harus selalu di tempat yang tertutup sehingga tak bisa dijangkau oleh serangga.
"Pilih makanan yang sehat, yang aman, yang kemudian tidak tercemar bakteri gara-gara misalnya sudah dihinggapi lalat,” kata dia. “Lalu jangan menggunakan alat makan secara bersama-sama," sambungnya.
Kenali Gejala
Dwi pun meminta warga mengenali gejala hepatitis akut ini, diantaranya kulit menunging, sakit perut, muntah, diare mendadak, buang air kecil berwarna kuning tua, hingga gangguan pada fungsi hati.
Jika muncul gejala diatas, maka sebaiknya segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.
Dwi pun memastikan pihaknya saat ini terus memantau kondisi seluruh pasien yang punya gejala mengarah pada hepatitis.
"Kewaspadaan itu dilakukan di semua rumah sakit, puskesmas dan klinik," kata Dwi Oktavia kepada Kompas.com, Jumat (6/4/2022).
Dinkes DKI sudah meminta fasilitas kesehatan untuk segera melakukan tes pada semua pasien yang bergejala.
Jika masuk dalam golongan hepatitis A, B, C, D dan E, berarti pasien masih tergolong aman karena penyakit itu sudah lama terdeteksi dan ada obatnya.
"Tapi kalau tidak termasuk hepatitis A-E, sementara si pasien itu mengalami gejala mirip hepatitis, itu yang perlu dievaluasi lebih lanjut," kata Dwi.
(Penulis : Singgih Wiryono | Editor : Ivany Atina Arbi)
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/05/11/18541711/21-suspek-hepatitis-akut-di-jakarta-ini-antisipasi-yang-perlu-dilakukan