Salin Artikel

Jejak Jakarta Fair Terlama hingga Dihadiri Presiden Paman Sam

JAKARTA, KOMPAS.com - Jakarta Fair atau yang lebih dikenal dengan Pekan Raya Jakarta (PRJ) akan kembali digelar pada tahun ini. Pergelaran yang dilaksanakan sepanjang 39 hari itu diklaim menjadi pekan raya terlama dari sebelumnya. Pada umumnya, Jakarta Fair digelar sekitar 30-35 hari, yaitu 9 Juni-17 Juli 2022.

Namun, pekan raya ini ternyata pernah memecahkan rekor terlama karena digelar sepanjang 71 hari pada 1969 dengan nama Djakarta Fair atau DF 69. Tak tanggung-tanggung, Presiden Amerika Serikat saat itu, Richard Nixon, yang sedang berkunjung ke Indonesia, sempat mampir ke Jakarta Fair 1969.

Berdasarkan Suku Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Jakarta Utara, sudinpusarjakut.jakarta.go.id, saat itu Nixon berhenti disebuah stan dekat Syamsuddin Mangan Plaza. Ia empat melambai-lambaikan tangannya ke pengunjung dan karyawan DF 69.

Dilansir dari situs web Suku Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Jakarta Utara sudinpusarjakut.jakarta.go.id, Jakarta Fair kali pertama digelar era pemerintahan Gubernur Ali Sadikin pada 1968. PRJ digelar kali pertama di Kawasan Monas tanggal 5 Juni hingga 20 Juli tahun 1968 dan dibuka oleh Presiden Soeharto dengan melepas merpati pos.

PRJ 1968 atau DF 68 berlangsung mulus dan boleh dikatakan sukses. Megaperhelatan ini mampu menyedot pengunjung tidak kurang dari 1,4 juta orang. Acara yang digelar pun unik. Kala itu digelar pemilihan Ratu Waria. Yang ikut lebih dari 160 peserta dan boleh dikatakan cukup banyak kala itu.

Dalam buku biografi berjudul Bang Ali, Demi Jakarta 1966-1977 yang ditulis oleh Ramadhan K. H (1992), Gubernur Ali Sadikin membeberkan peserta PRJ saat itu terdiri dari pengusaha lokal dan asing, hingga pemerintah daerah dan lembaga resmi lainnya.

Sejak saat itu, Ali pun mengukuhkan kelembagaannya dengan Peraturan Daerah sebulan setelah PRJ pertama digelar. Ali pun membentuk Yayasan Penyelenggaraan Pekan Raya Jakarta sebagai badan penyelenggaraannya pada akhir 1968.

"Karena dengan panitia saja, tidak mungkin kami dapat mengelola dengan baik pekan raya yang cukup besar itu," tutur Ali.

Berawal dari ingatan masa kecil Ali Sadikin

Di balik gemerlapnya pekan raya ini, ada perjuangan jatuh bangun Gubernur ke-7 DKI Jakarta Ali Sadikin atau yang akrab disebut Bang Ali. Gagasan itu bermula dari ingatan masa kecil Ali Sadikin dari kisah pamannya soal "Pasar Gambir" di Jakarta (yang saat itu masih disebut Batavia), lalu "Jaarbeurs" di Bandung, dan "Jaarmarkt" di Surabaya.

Tak hanya itu, Ali Sadikin pun juga menaruh perhatian pada Hamburg Fair dan Leipzig Fair. Sayangnya, keinginan Ali Sadikin kecil untuk menyaksikan itu pupus karena pecahnya Perang Dunia II. Keramaian yang menyenangkan itu bak dongeng bagi dirinya. Ia hanya membaca kemeriahan itu dari koran Bandung Java Bode saat itu.

"Di mana-mana ada fair-fair-an yang sifatnya hanya untuk promosi, pemasaran produksi. Kenangan itulah yang membuka pikiran saya untuk mengadakan Jakarta Fair," tutur Ali Sadikin dalam buku biografi berjudul Bang Ali, Demi Jakarta 1966-1977 yang ditulis oleh Ramadhan K. H (1992).

Pada mulanya, Ali berujar bahwa sebutan gagasan itu memang Jakarta Fair. Namun, Bang Ali ingin mengurangi sebutan asing dalam ibu kota, sehingga ia ganti menjadi Pekan Raya Jakarta.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/06/09/05000031/jejak-jakarta-fair-terlama-hingga-dihadiri-presiden-paman-sam

Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke